Liputan6.com, Jakarta - Tragedi nahas terkait tali lift putus di Ayuterra Resort Ubud Bali yang menewaskan lima orang, mendapat perhatian dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Ia pun mengimbau agar para penyelenggara pariwisata mengaudit fasilitas standar yang mengacu Cleanliness, Health, Safety And Environment Sustainability (CHSE).
"Turut berbela sungkawa dengan keluarga korban dan kita turut belajar dengan peristiwa ini, memperkuat pengawasan agar tidak terulang kembali dan standart keselamatan yang ketat. Makanya kami terus berulang kali mengingatkan," ungkap Sandiaga Uno saat The Weekly Brief with Sandi Uno pada Seninm 11 September 2023.
Advertisement
Sandi mengatakan, Badan Sertifikasi Nasional (BSN) pun dilibatkan terkait standar penyelenggaraan pariwisata. Pihaknya telah menerbitkan SNI terkait keselamatan dan kesehatan kerja, di mana hal tersebut mengacu pada CHSE, sehingga ada rasa aman dan nyaman bagi wisatawan serta percaya untuk berwisata.
"Kita mengajak seluruh stakeholder untuk bahu membahu memastikan kejadian dan musibah ini bisa dimitigasi kedepan," sambung Sandi.
Diketahui insiden tersebut tak hanya jadi sorotan publikasi nasional, namun juga media asing. Channel News Asia, outlet berita yang berbasis di Singapura, juga mengulas kecelakaan maut tersebut.
Melansir situsnya pada Selasa, 5 September 2023, publikasi itu mengutip media lokal, menulis bahwa dua pria dan tiga wanita dari departemen housekeeping di resort, yang berusia antara 19 dan 24 tahun, berada di lift luar ruangan yang beroperasi pada kemiringan 60 derajat ketika kabel bajanya putus.
Disorot Media Asing
"Lift mengangkut karyawan resort dan tamu untuk naik dan turun lereng," tambah media tersebut. CNA ikut menulis bahwa lift kaca itu jatuh sekitar 100 meter ke bawah tanggul, menewaskan dua orang di lokasi kejadian, sementara tiga pekerja lain meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit.
"Salah satu pekerja terlempar ke jurang sungai yang berdekatan," sebut outlet itu.
Seorang pegawai resort mengatakan bahwa ia mendengar teriakan yang diikuti suara benturan keras dan menemukan lift telah menghilang dari pandangan.
Pihaknya juga menyoroti dugaan penyebab kejadian nahas itu terjadi. Mereka mengutip pernyataan Kapolsek Ubud Komisaris Polisi I Made Uder yang menyebut bahwa berdasarkan penyelidikan awal, tali lift jembatan berbahan baja diduga terputus saat lift mengangkut lima karyawan.
Hal itu menyebabkan tabung lift meluncur deras dan menabrak bagian dasar. "Tali seling baja tersebut tidak kuat menarik beban ke atas yang cukup berat dan safety pengganjal atau rem tidak berfungsi, lift meluncur dengan kecepatan tinggi ke bawah," kata Made Uder, melansir Antara.
Advertisement
Kronologi Kejadian
Lebih jauh Made Uder mengatakan, kejadian berlangsung sekitar pukul 13.00 WITA. Kelima karyawan yang berada di dalam lift diduga tewas karena mengalami benturan keras dan menyebabkan mereka mengalami luka fatal hingga meninggal dunia.
Penyebab pasti peristiwa masih dalam tahap penyelidikan aparat kepolisian. Namun, ada spekulasi yang mengatakan bahwa saat para korban hampir mencapai titik pemberhentian lift, tali seling yang berfungsi sebagai penarik tabung lift tiba-tiba putus.
Kelima korban adalah Sang Putu Bayu Adi Krisna (19), Ni Luh Supernigsih (20), I Wayan Aries Setiawan (23), Kadek Hardiyanti (24), dan Kadek Yanti Pradewi (19). Made Uder menyebut, tak berselang lama dari kejadian tersebut, anggota Polsek Ubud tiba di lokasi.
Sekitar pukul 14.30 WITA, Polsek Ubud, PMI Kabupaten Gianyar, dan BPBD Kabupaten Gianyar berhasil mengevakuasi dua korban yang meninggal dunia dari tempat kejadian. Kedua korban dibawa dengan mobil ambulans ke RS Arisanti Ubud, Gianyar. Dari hasil olah TKP, rel lift sepanjang sekitar 60 meter itu berada dalam posisi miring dengan sudut kemiringan sekitar 35 derajat.
Penyelidikan Insiden di Ayuterra Resort
Fokus penyelidikan berikutnya adalah mengetahui penyebab pasti kerusakan dan memastikan apakah standar keselamatan yang sesuai telah diterapkan manajemen resort. "Tabung lift hancur dan pecah, pagar pengaman yang terbuat dari kayu hancur, dan lantai tembok pengaman rusak," kata Made Uder.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, menduga ada kelalaian pemeliharaan dalam insiden lift putus tersebut. Menurut dia, penggunaan teknologi lift di kawasan bertebing merupakan hal baik untuk menunjang pariwisata. Namun, pemeliharaan harus jadi perhatian penting dalam pemanfaatannya.
Koster menambahkan, seharusnya pihak resort memeriksa sistem elektronik di dalam lift sebelum digunakan. Karena itu, ia menduga ada kelalaian dalam hal pemeliharaan sehingga menyebabkan terjadinya insiden tersebut.
"Kan seharusnya itu elektronik teknologi harus secara rutin dilakukan pemeriksaan, audit kelayakannya, dugaan saya ini sudah terlalu lama dibiarkan," sebutnya, lapor Antara. Buntut insiden itu, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali mengecek izin operasional resort yang berlokasi di Banjar Kedewatan Let, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar tersebut.
Advertisement