Liputan6.com, Jakarta - Ratusan anak muda dari berbagai latar belakang, seperti aktivis mahasiswa, organisasi kepemudaan, BEM, influencer, serta tokoh-tokoh kepemudaan mendeklarasikan diri dalam acara Rembuk Pemuda di Jakarta. Mereka sepakat menyatukan tujuan untuk mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045.
“Ini mencatatkan tanda baru bagi sejarah kepemudaan di Tanah Air. Manifesto Rembuk Pemuda dibacakan sebagai bentuk komitmen dan dedikasi pemuda terhadap bangsa,” kata Aidil Pananrang selaku Founder Rembuk Pemuda dalam keterangan tertulis diterima, Selasa (12/9/2023).
Advertisement
Aidil menegaskan pentingnya, kolaborasi adalah hal penting yang dilakukan antara pemuda saat ini. Sebab, dalam melihat perubahan zaman yang begitu cepat hari ini, kolaborasi adalah jawaban untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
“Kami mencita-citakan hadirnya sebuah ruang atau wadah untuk mengakomodasi mimpi anak bangsa dalam menuju Indonesia emas 2045,” tekad Aidil.
Aidil melanjutkan, Rembuk Pemuda bertekad mengukir sejarah besar seperti yang dilakukan para pemuda bangsa terdahulu. Mulai dari momentum kebangkitan nasional 1908, sumpah pemuda 1928, hingga kemerdekaan 1945.
“Rentetan peristiwa besar seperti 1968, 1974, dan reformasi 1998 juga didorong oleh pemuda. Lahirnya Rembuk Pemuda pada 2023 ini adalah ikhtiar kami untuk menuliskan kembali sejarah bangsa dan menyerukan kepada seluruh pemuda Indonesia agar berembuk, bahu membahu, demi mewujudkan Indonesia Emas 2045,” jelas Aidil.
Aidil percaya, mewujudkan Indonesia Emas 2045 tidak cukup dengan hanya berkata, namun harus dibarengi dengan kaki yang melangkah, tangan yang bekerja, badan yang berjuang, dan pikiran yang menyala. Sehingga merupakan suatu bentuk pengkhianatan ketika pemuda memilih untuk berdiam diri dan bermalas-malasan.
“Kita semua harus segera berembuk, beraksi, dan berdampak nyata bagi Indonesia” tambah pria yang dikenal aktif di kalangan pemuda dengan berbagai inisiatif dan komunitas yang dibentuknya.
Rembuk Pemuda Dorong Lahirnya Gerakan Besar
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, salah satu tokoh pemuda yang hadir dalam acara Rembuk Pemuda berpesan, pemuda tidak hanya sebagai pemilik masa depan, tapi juga pemilik masa kini.
Pasalnya, lanjut dia, melalui keterlibatan pemuda yang dominan dalam pemilu mendatang, ia percaya Rembuk Pemuda memiliki potensi besar dalam menentukan arah bangsa.
“Anak muda selalu dikatakan sebagai pemilik masa depan, tapi saya kurang sepakat. Karena bagi saya pemuda bukan hanya pemilik masa depan, tapi juga pemilik masa kini. Apalagi misalnya menjelang momentum pemilu 2024, 56 Persen pemilih adalah kelompok Milenial dan Gen Z sehingga akan sangat menentukan arah bangsa kedepan,” pesan wanita karib disapa Saras ini.
Sebagai seorang politisi dan aktivis yang getol memperjuangkan isu-isu perlindungan anak, keperempuanan, hingga anti human trafficking, Saras sangat mengapresiasi dan bangga dengan hadirnya Rembuk Pemuda.
Melihat deklarator rembuk pemuda yang terdiri dari para tokoh-tokoh pemuda dari generasi milenial dan centennial, Saras percaya rembuk pemuda dapat mendorong lahirnya gerakan besar di republik ini.
“Kedepan semoga ada konsistensi, dan menunggu karya nyata yang dihasilkan pasca adanya deklarasi ini,” harapnya memungkasi.
Sebagai informasi, acara deklarasi juga dihadiri oleh Sultan Rivandi, Syafruddin Lessy, dan Wahyu Yusran. Acara ditutup dengan sesi pembacaan monolog dari Nurul Hidayat.
Advertisement
Latar Belakang Rembuk Pemuda
Rembuk Pemuda merupakan sebuah gerakan kepemudaan, yang diinisiasi sebagai wadah bagi para pemuda untuk berembuk, agar dapat bertukar pikiran dan gagasan, untuk kemudian diejawantahkan dalam aksi aksi nyata agar dapat memberi dampak positif bagi bangsa dan negara.
Dengan mengusung slogan “Berembuk, Beraksi, dan Berdampak”, Rembuk Pemuda direncanakan akan secara massif mengkonsolidasikan para tokoh-tokoh pemuda di seluruh Indonesia untuk bersama-sama menciptakan kontribusi nyata, agar visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.
Rembuk Pemuda dideklarasikan oleh berbagai tokoh kepemudaan, mulai dari elemen ketua-ketua BEM Kampus, aktivis kepemudaan, influencer, key opinion leader (KOL), founder gerakan, profesional muda, pengusaha muda, hingga pegiat sosial.