Liputan6.com, Jakarta - Teknologi Blockchain, yang sering dipuji sebagai tulang punggung mata uang digital, terus berkembang menjadi kekuatan disruptif dalam industri jasa keuangan (keuangan digital).
Sebagai sistem buku besar yang aman, terdesentralisasi, dan transparan, blockchain siap merevolusi cara transaksi keuangan dilakukan--pada akhirnya mengarah pada peningkatan efisiensi, pengurangan biaya, dan peningkatan keamanan.
Advertisement
Mengutip Forbes, Selasa (12/9/2023), salah satu penerapan teknologi blockchain yang paling signifikan adalah dalam menyederhanakan sistem pembayaran.
Dengan menghilangkan kebutuhan akan perantara, sistem pembayaran berbasis blockchain dapat memfasilitasi transaksi lintas batas yang lebih cepat, aman, dan terjangkau.
Misalnya, dengan memanfaatkan kemampuan teknologi blockchain, startup financial technology (finrech) D3 Labs, menawarkan ekosistem enterprise untuk pengelolaan aset digital, tokenisasi aset, transfer nilai, dan pertukaran aset.
Bicara soal keamanan, CEO D3 Labs Chung Ying Lai, mengakui pentingnya keamanan dalam lanskap digital yang terus berkembang.
"Keamanan sangat penting saat berurusan dengan klien perusahaan. Solusi kami dibangun di atas dasar teknologi blockchain privat, bekerja sama dengan mitra penyimpanan yang berlisensi, untuk memastikan ekosistem yang aman bagi transaksi digital," klaim Ying.
Ying menjelaskan D3 Labs memiliki keahlian internal dalam mengembangkan sistem yang aman dan tahan terhadap perubahan.
D3 Labs saat ini terlibat dalam Proof of Concept (POC) di berbagai sektor, mengeksplorasi aplikasi yang disesuaikan untuk kelompok konglomerat dengan operasi multi-subsidiari, di mana transaksi antar-grup menjadi krusial.
D3 Labs mengkhususkan diri dalam menyediakan solusi dan infrastruktur untuk memberdayakan perusahaan dalam mengelola aset terprogram dan digital.
Apa Itu Blockchain?
Apa itu blockchain? Memahami blockchain adalah sertifikat aset atau hak cipta dalam kegiatan jual beli di pasar digital. Blockchain adalah berguna melacak pesanan, pembayaran, akun, produksi, dan masih banyak lagi.
Sementara aset yang dimaksud, dalam keterangan tertulis yang dipaparkan International Business Machines Corp (IMB), dapat berwujud rumah, mobil, uang tunai, tanah atau tidak berwujud (kekayaan intelektual, paten, hak cipta, merek).
Dalam jurnal berjudul Journal of Cryptography: How to Time-Stamp a Digital Document pada tahun 1991 oleh Stuart Haber dan W. Scott Stornetta. Ditegaskan bahwa blockchain adalah berguna mengizinkan informasi digital untuk tercatat dan terdistribusi tanpa bisa diubah.
Bagaimana cara kerja blockchain? Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang blockchain dan cara kerjanya, Rabu (26/1/2022).
Memahami blockchain adalah buku besar digital yang berperan mencatat transaksi dan pelacakan aset. Dalam konsep yang sederhana, blockchain adalah sertifikat aset atau hak cipta dalam kegiatan jual beli di pasar digital.
Dalam keterangan tertulis yang dipaparkan IMB, aset dapat berwujud rumah, mobil, uang tunai, tanah atau tidak berwujud (kekayaan intelektual, paten, hak cipta, merek).
Blockchain adalah efektif dalam kegiatan bisnis karena informasi yang dimuat mudah diakses, akurat, dan tidak dapat diubah oleh pihak yang tidak diizinkan. Blockchain adalah berguna melacak pesanan, pembayaran, akun, produksi, dan masih banyak lagi.
“Blockchain adalah sangat ideal untuk menyampaikan informasi itu karena menyediakan informasi langsung, dibagikan, dan sepenuhnya transparan yang disimpan di buku besar yang tidak dapat diubah yang hanya dapat diakses oleh anggota jaringan yang diizinkan,” dijelaskan.
Hal yang sama dipaparkan dalam buku berjudul Blockchain for Dummies oleh Manav Gupta. Dijelaskan blockchain adalah pada awalnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sebuah sistem yang efisien, hemat biaya, andal, dan aman untuk melakukan dan mencatat sebuah transaksi keuangan.
Advertisement
Cara Kerja Blockchain
Blockchain adalah sertifikat aset atau hak cipta yang hanya bisa diakses oleh pihak tertentu. Bagaimana cara kerja blockchain? Begini cara kerja blockchain yang dijelaskan IMB:
1. Merekam Informasi
Cara kerja blockchain pertama, usai transaksi adalah melalui blok. Blok data dapat merekam informasi pilihan tentang siapa, apa, kapan, di mana, berapa banyak dan bahkan kondisi barang yang diperdagangkan seperti pada suhu pengiriman makanan.
2. Blok Selalu Terhubung
Cara kerja blockchain kedua, maka blok pertama dengan blok yang lain akan saling terhubung. Blok-blok ini membentuk rantai data saat aset berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau kepemilikan berpindah tangan.
“Blok mengkonfirmasi waktu dan urutan transaksi yang tepat, dan blok terhubung dengan aman. Terutama untuk mencegah blok apa pun diubah atau blok dimasukkan di antara dua blok yang ada,” dijelaskan.
3. Transaksi Tidak Bisa Diubah
Cara kerja blockchain ketiga, transaksi terkunci bersama dengan rantai yang tidak bisa diubah. Setiap blok tambahan atau catatan baru bisa memperkuat verifikasi blok sebelumnya dan memengaruhi seluruh blockchain.
Ini membuat blockchain menjadi sesuatu yang bisa diandalkan dan dipercaya. Cara kerja blockchain ini menghilangkan kemungkinan gangguan oleh aktor jahat dan membuat buku besar transaksi yang dilakukan bisa dipercayai.
Kuatnya blockchain ditegaskan pula dalam jurnal berjudul Journal of Cryptography: How to Time-Stamp a Digital Document pada tahun 1991 oleh Stuart Haber dan W. Scott Stornetta. Dibuatnya blockchain adalah guna mengizinkan informasi digital untuk tercatat dan terdistribusi tanpa bisa diubah.
“Blockchain adalah pondasi atas buku besar atau ledger yang tidak bisa diubah, dihapus, atau dihancurkan. Inilah yang menyebabkan blockchain disebut sebagai distributed ledger technology (DLT).”
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement