Ilmuwan Mau Tempatkan Teleskop di Kawah Bulan

Ilmuwan disebut-sebut tengah memiliki konsep untuk menempatkan teleskop di kawah Bulan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Sep 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi teleskop. (Photo created by macrovector on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang senang memantau pemandangan langit kini punya teleskop sendiri di halamannya. Teleskop juga ada di gunung yang tinggi. Bahkan, teleskop juga ada di ruang angkasa, salah satunya adalah teleskop James Web.

Untuk makin mengetahui tentang alam semesta dan apa yang ada di dalamnya, kini para ilmuwan bermaksud untuk menempatkan sebuah teleskop di permukaan bulan.

Informasi ini diungkap dalam laporan yang dipublikasikan oleh Science Alert. Sebagaimana dikutip Selasa (12/9/2023), menempatkan teleskop di Bulan bukanlah ide yang baru.

NASA telah mendanai hibah eksplorasi untuk Lunar Crater Radio Telescope (LCRT). Selama misi Apollo ke bulan, para astronaut menempatkan reflektor di Bulan, sehingga para astronom dapat mengukur jarak ke Bulan dalam hitungan milimeter.

Dalam makalah baru, penulis merangkum beberapa ide yang diketahui dan memperkenalkan konsep baru yang disebut hiperteleskop.

Sebelumnya sudah ada teleskop radio di sisi jauh bulan seperti LCRT mungkin jadi usulan paling populer. Lalu ada pula opsi usulan teleskop lain termasuk Life Finder Telescope at Lunar Poles yang merupakan rangkaian teleskop 6,5 meter yang berfokus mempelajari atmosfer exoplanet dan bintang-bintang lainnya.

Kemudian, ada pula usulan tentang teleskop Lunar Optical UV Explorer (LOUVE) yang fokus pada objek ultraviolet terang. Bahkan, ada usulan untuk observatorium gelombang gravitasi yang mirip dengan LIGO.

2 dari 4 halaman

Sulit Bikin Teleskop di Bumi untuk Dikirim ke Bulan

Gambar ini dirilis oleh NASA pada 12 Juli 2022, menggabungkan kemampuan dua kamera James Webb Space Telescope untuk menciptakan pemandangan yang belum pernah dilihat sebelumnya dari wilayah pembentuk bintang di Nebula Carina. Ditangkap dalam cahaya inframerah oleh Near-Infrared Camera (NIRCam) dan Mid-Infrared Instrument (MIRI), gambar gabungan ini mengungkapkan area kelahiran bintang yang sebelumnya tidak terlihat. (NASA, ESA, CSA, STScI via AP)

Adapun masalah dengan semua proposal ini adalah semuanya memerlukan konstruksi teknis yang bakal jadi tantangan, bahkan jika teleskop di atas dibangun di Bumi.

Padahal, gagasan untuk membangun observatorium atau teleskop di bulan memiliki tujuan yang sangat ilmiah, namun hal tersebut tampak melampaui kemampuan teknis manusia.

Oleh karena itu, ilmuwan yang mengusulkan proposal tersebut memberi ide yang lebih sederhana, yakni teleskop optik dasar yang memanfaatkan medan bulan.

Sekadar informasi, kekuatan teleskop optik sangat tergantung pada ukuran cermin utamanya dan panjang fokus teleskop. Jika di Bumi, panjang fokus bisa ditingkatkan dengan adanya banyak cermin.

 

3 dari 4 halaman

Gunakan Susunan Cermin

Teleskop luar angkasa James Webb (Sumber: NASA)

Nah, hiperteleskop bisa menggunakan susunan cermin sebagai cermin utama yang disusun sepanjang medan kawah.

Kelompok detektor teleskop kemudian bisa digantung dengan kabel, mirip dengan cara detektor Observatorium Arecibo digantung di atas piringan jaring.

Karena cermin di hiperteleskop ini tak perlu berukuran besar, akan lebih mudah untuk dibuat. Dengan bentuk umum kawah, lebih sedikit pekerjaan di tanah yang diperlukan untuk memasangnya.

Varian dari ide ini adalah dengan menempatkan cermin di sisi kawah dan istrumentasi lain di sisi lainnya. Hal ini akan memungkinkan adanya panjang fokus yang sangat besar sehingga jangkauan pengamatan teleskop semacam itu akan terbatas.

 

4 dari 4 halaman

Masih Tahap Awal

Gambar terbaru yang dirilis Teleskop Luar Angkasa James Webb menunjukkan wilayah kelahiran bintang yang mirip dengan matahari (NASA)

Kendati demikian, seluruh ide tersebut masih pada tahap awal. Selain itu juga ada batasan serius yang perlu diatasi selain pengembangannya.

Misalnya, debu akan menumpuk di kaca spion seiring berjalannya waktu dan debu ini perlu dibersihkan. Meski Bulan memiliki aktivitas seismik yang jauh lebih sedikit dibandingkan Bumi, hal ini masih bisa memengaruhi kualitas cermin dan detektor.

Observatorium di bulan pun hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya ke mana pun manusia pergi, selalu punya rasa ingin tahu tentang berbagai fenomena di angkasa dan alam semesta.

Asgardia, Negara di Luar Angkasa

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya