Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) dan Iran dilaporkan akan melakukan pertukaran tahanan melalui sejumlah kesepakatan. Pihak AS telah setuju untuk mengizinkan transfer dana milik Iran sebesar USD 6 miliar atau sekitar Rp92 triliun yang sebelumnya dibekukan tanpa mengkhawatirkan sanksi dan membebaskan lima warga negara Iran yang ditahan di AS.
Kesepakatan itulah yang akan membebaskan lima warga negara AS, yang ditahan di Iran.
Advertisement
"Untuk memfasilitasi pembebasan mereka, AS telah berkomitmen untuk membebaskan lima warga negara Iran yang saat ini ditahan di AS dan mengizinkan transfer sekitar USD 6 miliar dana Iran yang dibatasi penggunaannya ... untuk perdagangan terkait kemanusiaan," sebut Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken seperti dilansir AP, Rabu (13/9/2023).
Garis besar kesepakatan telah diumumkan sebelumnya dan pelepasan dana diperkirakan sudah dilakukan. Namun, konfirmasi terbaru menandai kali pertama pemerintah AS menyatakan akan membebaskan lima tahanan Iran.
Poin kesepakatan terkait dengan pelepasan dana Iran yang dibekukan mengundang kritik dari Republikan. Mereka menilai itu akan meningkatkan perekonomian Iran pada saat negara itu semakin menimbulkan ancaman terhadap pasukan AS dan sekutu Timur Tengah-nya.
Senator Chuck Grassley dari Iowa mengatakan bahwa sangat konyol jika AS diperas agar membayar USD 6 miliar untuk sandera yang secara tidak langsung akan membantu membiayai kebijakan luar negeri nomor satu Iran: terorisme.
Tom Cotton, senator dari Arkansas, menuduh Joe Biden membayar uang tebusan kepada negara sponsor terorisme yang paling buruk di dunia.
Tokoh garis keras Iran lainnya, Senator Ted Cruz dari Texas mengatakan bahwa keringanan tersebut merupakan tanda bahwa pemerintah Biden diam-diam sedang mengupayakan kesepakatan yang lebih luas dengan Iran yang mencakup lebih dari sekadar pembebasan para tahanan.
"Berita hari ini mengonfirmasi bahwa telah ada kesepakatan sampingan termasuk uang tebusan sebesar USD 6 miliar dan pembebasan agen Iran," kata Cruz.
Paling Cepat Pekan Depan
Orang-orang yang akrab dengan negosiasi AS-Iran mengatakan bahwa mereka memperkirakan para tahanan akan dibebaskan paling cepat pekan depan.
Tahanan AS di Iran di antaranya adalah Siamak Namazi, yang ditahan pada tahun 2015 dan kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan mata-mata; Emad Sharghi, seorang pemodal ventura yang dijatuhi hukuman 10 tahun; dan Morad Tahbaz, seorang aktivis konservasi Inggris-AS keturunan Iran yang ditangkap pada tahun 2018 dan juga menerima hukuman 10 tahun penjara. Sementara itu, tahanan keempat dan kelima tidak teridentifikasi.
Adapun tahanan Iran yang disebut masuk dalam pertukaran tahanan antara lain adalah Kaveh Lotfolah Afrasiabi; Mehrdad Ansari; Amin Hasanzadeh; Reza Sarhangpour Kafrani; dan Kambiz Attar Kashani.
Advertisement