Harga Beras Mahal Karena Indonesia Impor Lewat Pihak Ketiga

Harga beras di Cina tidak sesuai dengan harga yang diinginkan Indonesia karena selama ini beras impor itu sudah diserahkan ke pihak ketiga.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2023, 23:38 WIB
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Penolakan China atas permintaan pemerintah Indonesia terkait Impor Beras sebanyak 1 ton dari China sudah dapat diprediksi sejak awal. Anggota Majelis Nasional Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) Syaiful Bahari menyebut Impor Beras dari China saat ini tidak mungkin karena faktor lain.

“China pun membutuhkan beras sebagai cadangan nasional untuk rakyatnya yang mencapai 1,4 miliar penduduk. Sehingga tidak mungkin China melakukan Impor Beras,” kata Syaiful, Kamis (9/11/2023)

Syaiful mengatakan harga beras di Cina tidak sesuai dengan harga yang diinginkan Indonesia karena selama ini beras impor itu sudah diserahkan ke pihak ketiga.

“Dan sudah pasti dengan adanya pihak ketiga, harga beras itu pasti lebih mahal. Artinya selama ini peran untuk mengimpor beras secara G-to-G itu tidak terjadi, yang ada adalah Indonesia menyerahkan pihak ketiga untuk mengimpor beras dan itu yang membuat harga semakin mahal,” tambah pakar pertanian ini.

ia skeptis harga beras domestik akan alami penurunan, mengingat saat ini masalahnya terdapat indikasi pengiriman beras impor tidak langsung dari negara eksportir ke Indonesia.

“Melainkan lewat Singapura dan menggunakan kapal-kapal negara tersebut untuk shipment ke Indonesia. Jadi itu menurut saya yang membuat harga beras tidak akan pernah turun,” jelasnya.

Di berbagai daerah masyarakat mulai mengeluhkan harga beras yang semakin mahal. Di Sindangsono, Kabupaten Tasikmalaya yang sebagian warganya merupakan petani mengatakan kenaikan harga beras tidak dinikmati oleh para petani.

Pasalnya harga makanan lainnya dan harga pupuk juga mengalami kenaikan, “tidak ada dampaknya bagi petani dan ini membuat kehidupan masyarakat dibawah semakin sulit” kata Wasekjen SKI Solihin Nurodin beberapa waktu lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya