Liputan6.com, Jakarta Gangguan spektrum autisme adalah kondisi terkait perkembangan otak yang berdampak pada cara penyandangnya mempersepsikan sesuatu dan bersosialisasi dengan orang lain.
Spektrum autisme kerap menimbulkan permasalahan dalam interaksi sosial dan komunikasi. Ada beberapa tanda gangguan spektrum autisme yang sering muncul pada awal perkembangan. Ini biasanya timbul ketika terdapat keterlambatan yang nyata dalam kemampuan berbahasa dan interaksi sosial.
Advertisement
Melansir Mayo Clinic, beberapa tanda gangguan spektrum autisme yang bisa timbul di awal masa kehidupan yakni:
- Tidak merespons dengan senyuman atau ekspresi bahagia pada usia enam bulan.
- Tidak meniru suara atau ekspresi wajah pada usia sembilan bulan.
- Tidak mengoceh atau bersuara pada usia 12 bulan.
- Tidak memberi isyarat pada usia 14 bulan.
- Tidak mengucapkan sepatah kata pun pada usia 16 bulan.
- Kehilangan keterampilan bahasa atau keterampilan sosial pada usia berapa pun.
Sementara, sebuah video yang diunggah di akun Instagram @mikasara_kidsmom juga menjelaskan beberapa gejala awal autisme yang bisa timbul pada anak yakni:
- Tidak menghiraukan risiko bahaya, misalnya dengan santainya berjalan ke tepi laut tanpa takut tercebur.
- Suka lompat-lompat.
- Suka mengibaskan tangan.
- Kurang sensitif pada rasa sakit, misalnya ketika terbentur tidak menangis seperti anak pada umumnya.
- Suka memutar-mutar barang.
- Suka menutup telinga.
- Suka menutupi mata dengan tangan.
- Suka berputar-putar.
- Suka menggelengkan kepala.
- Suka jalan mundur.
- Tidak memperhatikan hal yang ada di hadapannya.
- Suka jalan berjinjit.
Gejala Spektrum Autisme pada Anak dan Dewasa
Seorang anak atau orang dewasa dengan gangguan spektrum autisme dapat memiliki pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang, termasuk tanda-tanda berikut:
- Melakukan gerakan berulang, seperti mengayun, memutar, atau mengepakkan tangan.
- Melakukan aktivitas yang dapat melukai diri sendiri, misalnya menggigit atau membenturkan kepala.
- Mengembangkan rutinitas atau ritual tertentu dan menjadi terganggu jika terjadi perubahan sekecil apa pun.
- Memiliki masalah koordinasi atau memiliki pola gerakan yang aneh, seperti canggung atau berjalan dengan jari kaki, dan memiliki bahasa tubuh yang aneh, kaku, atau berlebihan.
- Terpesona oleh detail suatu objek, seperti roda mobil mainan yang berputar, tapi tidak memahami keseluruhan tujuan atau fungsi objek tersebut.
- Sangat sensitif terhadap cahaya, suara atau sentuhan dan mungkin tidak peduli terhadap rasa sakit atau suhu.
- Terpaku pada suatu objek atau aktivitas dengan intensitas atau fokus yang tidak normal.
- Memiliki preferensi makanan tertentu, seperti hanya mengonsumsi sedikit makanan, atau menolak makanan dengan tekstur tertentu.
Advertisement
Gejala Spektrum Autisme pada Setiap Anak Berbeda
Gejala atau tanda-tanda spektrum autisme di atas dapat berbeda pada setiap anak. Beberapa anak menunjukkan tanda gangguan spektrum autisme pada awal masa bayi, seperti berkurangnya kontak mata, kurangnya respons ketika namanya dipanggil, atau ketidakpedulian terhadap pengasuh.
“Anak-anak lain mungkin berkembang secara normal pada beberapa bulan atau tahun pertama kehidupannya, tapi kemudian tiba-tiba menjadi menarik diri atau agresif atau kehilangan keterampilan bahasa yang telah mereka peroleh. Tanda biasanya terlihat pada usia dua tahun,” mengutip Mayo Clinic, Rabu (13/9/2023).
Dengan kata lain, setiap anak dengan gangguan spektrum autisme cenderung memiliki pola perilaku dan tingkat keparahan yang unik, mulai dari ringan hingga berat.
Ada yang Kesulitan Belajar, Ada Pula yang Cerdas
Beberapa anak dengan gangguan spektrum autisme mengalami kesulitan belajar dan beberapa memiliki tanda-tanda kecerdasan yang lebih rendah dari non disabilitas.
Namun, ada pula memiliki kecerdasan normal hingga tinggi. Mereka belajar dengan cepat, meski mengalami kesulitan berkomunikasi dan menerapkan apa yang mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari dan menyesuaikan diri dengan situasi sosial.
Karena gejala yang berbeda-beda pada setiap anak, tingkat keparahannya terkadang sulit ditentukan. Umumnya didasarkan pada tingkat gangguan dan dampaknya terhadap kemampuan fungsi sehari-hari.
Advertisement