Liputan6.com, Tanah Laut Kementerian Pertanian mencanangkan program Gerakan Nasional (Gernas) tanam padi 500 ribu hektare. Program tersebut dilakukan guna memitigasi dampak El Nino yang melanda beberapa wilayah di indonesia.
Salah satu daerah yang tengah menjalankan program tersebut adalah Kabupaten Tanah Laut. Salah satu kabupaten di Banjarmasin tersebut pun menargetkan akan melakukan tanam padi sebesar 5.732 hektare.
Advertisement
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa penanaman padi dilakukan pada bulan Agustus dan diprediksi bisa mulai panen pada November 2023. Ia menyebut, dengan menanam di luas wilayah 500 ribu hektare, dapat menjaga ketersediaan beras hingga 1,5 juta.
"Kementan telah menyiapkan enam wilayah utama sebagai pelaksanaan program Gernas, yakni di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi lainya. Kemudian terdapat empat provinsi pendukung yaitu Lampung, Banten, Kalimantan Selatan dan NTB," katanya.
"Kita percepat tanam, kalau Agustus kita tanam harapanya Novermber sudah bisa panen dengan pengawalan super ketat antar lini dari daerah ke pusat," jelas Mentan SYL.
Tanam ASEP Sebesar 3.030 Hektare
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, di tahun 2023 telah dipenuhi melalui tanam ASEP (April-September) sebesar 3.030 Hektare.
"Sisa target yang harus dipenuhi untuk pertanaman saat ini OKMAR (Oktober-Maret) adalah sebesar 2.702 hektare," jelasnya.
Ali Jamil mengungkapkan, setelah panen musim tanam 1 (MT1), beberapa wilayah di Kabupaten Tanah Laut belum mulai melakukan pertanaman lagi. Ia menyebut, hal tersebut dikarenakan kendala ketersediaan air yang mengering.
"Seperti yang terjadi Desa Telaga, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut ini. Tapi sudah dilakukan langkah mitigasi berupa pembuatan Sumur Tanah Dalam atau Submersible," ungkapnya.
Advertisement
Sumur Tanah Dalam Dibutuhkan
Ketua Kelompok Tani Makmur, Basuki Rahmat mengatakan bahwa Sumur Tanah Dalam dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan irigasi di musim kemarau apabila sumber air di bagian hulu berkurang, serta jika ada bencana kekeringan seperti saat ini.
"Sehingga diharapkan dengan adanya bantuan Sumur Tanah Dalam atau Submersible tersebut dapat dilakukan tanam kembali dengan potensi luasan lebih dari 20 Hektare," katanya.
Basuki juga berujar bahwa di Kabupaten Tanah Laut direncanakan akan dilakukan tanam perdana pada Minggu pertama bulan September, seluas 20 hektare di Desa Sambangan, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut.
"Lokasi tersebut merupakan daerah rawa lebak dalam yang berdekatan dengan aliran Sungai Maluka, sehingga pada saat musim kemarau atau kekeringan seperti sekarang maka lahan rawa bisa dioptimalkan untuk tanam," ujarnya.
(*)