Top 3 Islami: 5 Kiai Sakti dari Pulau Jawa, Amalan dan Sholat Mutlak pada Rebo Wekasan

Waliyullah diberi keistimewaan, yang lazim disebut karomah. Beberapa di antaranya berwujud kesaktian. Maka tak heran, di Indonesia, khususnya di Jawa, ada beberapa kiai sakti mandraguna

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 14 Sep 2023, 06:30 WIB
Risalah dalam aksara Jawa yang ditemukan dalam Alquran kuno peninggal pasca-Perang Jawa atau Perang Diponegoro. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ulama atau kiai seringkali tak hanya berbekal ilmu tinggi nan mumpuni. Banyak di antara mereka yang juga pendekar silat, ilmu kanuragan, hingga memiliki karomah.

Dalam tradisi NU, ada yang dikenal dengan wali. Wali dalam pengertian sederhana adalah orang yang sangat dekat dengan Allah SWT.

Lantaran kedekatannya dengan Allah, maka waliyullah diberi keistimewaan, yang lazim disebut karomah. Beberapa di antaranya berwujud kesaktian.

Maka tak heran, di Indonesia, khususnya di Jawa, ada beberapa kiai sakti mandraguna. Salah satu yang fenomenal tentu saja adalah Kh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Artikel mengenai lima kiai paling sakti di pulau Jawa ini menarik perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, Rabu (13/9/2023). 

Sementara, dua artikel lain yakni tata cara, niat dan bacaan sholat mutlak pada Rebo Wekasan serta artikel 3 amalan di hari Rebo Wekasan.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. 5 Kiai Paling Sakti Asal Pulau Jawa, Salah Satunya Gus Dur

Kisah Kesederhanaan Gus Dur Saat Foto Kepresidenan, Rela Tunggu Jas Disetrika (Liputan6.com)

Tak bisa dipungkiri, sejumlah kiai di Indonesia khususnya Pulau Jawa dikenal sakti mandraguna. Salah satunya adalah Gus Dur.

Kesaktian atau kekuatan khusus oleh Allah SWT dapat memiliki berbagai tujuan tergantung pada konteksnya. Selain alim dalam urusan agama kiai juga dikenal memiliki kemampuan lain.

Kesaktian ini diberikan kepada manusia biasanya terkait tentang perlindungan. Kesaktian dapat diberikan kepada seseorang atau kelompok untuk melindungi mereka dari bahaya fisik, spiritual, atau sihir jahat.

Ini dapat berupa bentuk perlindungan dari energi negatif, roh jahat, atau bahaya alam.

Selain itu juga berkaitan dengan keberhasilan dalam tujuan tertentu, penyembuhan, koneksi dengan alam gaib, pendidikan dan kebijaksanaan, serta kemampuan khusus tertentu.

Melansir dutaislam.com berikut ini daftar 5 kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang dikenal sakti mandraguna.

Selengkapnya baca di sini


2. Lafal Niat, Tata Cara dan Doa Sholat Mutlak Rebo Wekasan 13 September 2023, Sendirian atau Berjemaah

Ilustrasi Masjid Credit: pexels.com/Vjpratama

Makna Rebo wekasan dalam pengertian sederhana adalah Rabu terakhir pada bulan Safar. Tahun ini, Rabu terakhir jatuh pada 13 September 2023.

Meski begitu, dalam kalender Hijriyah, jatuhnya Rebo wekasan adalah Selasa petang seusai terbenamnya matahari. Sebab, kalender Hijriyah menggunakan perhitungan bulan atau Qamaraiyah.

Dalam berbagai tradisi, Rabu wekasan dikaitkan dengan bala atau bencana, meski sebagian ulama ada pula yang mengaitkan dengan proses penciptaan bumi dan semesta.

Melansir laman Keislaman NU Online, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH M Djamaluddin Ahmad menulis amalan Rebo Wekasan di kitab Al-Risalah Al-Badi'ah halaman 83.

Keyakinan mengenai riwayat Rebo wekasan ini berasal dari kesaksian ahli makrifat termasuk orang yang ahli mukasyafah dan ahli tamkin bahwa tiap tahun Allah SWT menurunkan bencana dengan jumlah mencapai 320.000 bencana, kesemuanya diturunkan pada hari Rabu yang terakhir bulan Safar

Mukasyafah adalah orang yang bashirah sirrinya telah dibuka oleh Allah sehingga dapat mengetahui sesuatu yang gaib. Sedangkan ahli tamkin adalah orang yang sudah mapan di dalam derajat haqiqat/makrifat).

Selengkapnya baca di sini


3. 3 Amalan Rebo Wekasan 13 September 2023

Ilustrasi Tradisi Rebo Wekasan Credit: pexels.com/mentatdgt

Bulan Safar kerap disebut sebagai bulan sial. Dalam sejumlah tradisi, muncul pula mitos Rebo wekasan.

Rebo wekasan adalah Rabu terakhir di bulan Safar. Pada hari tersebut, diyakini Tuhan menurunkan 320 ribu bala atau bencana.

Karenanya, ada berbagai ritual yang dilakukan dalam tradisi tertentu. Hal ini berkaitan dengan tradisi yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat.

Sementara, dalam Islam, tidak ada hari atau bulan sial. Semua hari dan bulan adalah baik.

Mengutip penjelasan di laman nu.or.id, sejatinya semua keberuntungan dan kesialan bergantung pada kehendak Allah SWT, bukan pada bulan atau tanggal tertentu.

Lebih jauh lagi, Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa nasib baik atau buruk datang dari Allah, bukan dari bulan atau tindakan tertentu selama bulan tertentu.

Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjauhkan diri dari keyakinan atau praktik-praktik keagamaan, seperti amalan dan doa, yang bertentangan dengan ajaran agama dan mengandalkan Allah dalam semua aspek kehidupan. Hal ini ditegaskan langsung oleh Rasulullah dalam hadis riwayat Imam Bukhari, bahwa tidak ada kesialan dalam bulan Safar. 

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya