Liputan6.com, Jakarta - Bandara Internasional Incheon Corp. (IIAC), operator Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, sedang berupaya memulihkan jumlah penumpang udara asal China hingga 90 persen dari tingkat sebelum pandemi pada 2024. Pemulihan mulai terlihat dari permintaan perjalanan yang mencapai total 35 juta atau 73,3 persen penumpang internasional pada Agustus 2023 dibanding sebelum Covid-19.
"Dengan pencabutan larangan tur kelompok turis China pada Agustus, kami berharap dapat melihat pemulihan lebih lanjut dalam pariwisata inbound," kata Kim Chang-kyu, direktur eksekutif Grup Hubungan Masyarakat IIAC, dalam jumpa pers di Incheon, dikutip dari laman The Korean Times, Kamis, 14 September 2023.
Advertisement
Perkiraan ini muncul karena Bandara Incheon hanya mengalami pemulihan sebesar 23 persen pascapandemi dalam hal jumlah penumpang dari China. Persentase itu mengambil porsi terbesar dari bandara tersebut yakni sebesar 19,1 persen sebelum pandemi Covid-19 pada 2019.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan bandara lain seperti Amerika (99 persen), Jepang (85 persen) dan Asia Tenggara (83 persen), menurut Kim. Seiring dengan meningkatnya permintaan Tiongkok untuk melakukan perjalanan ke Korea, permintaan dari negara tetangga Jepang mengalami stagnasi menyusul meningkatnya sentimen negatif atas pelepasan air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh.
IIAC berencana untuk menargetkan kegiatan pemasaran kepada mereka yang berusia 20-an dan 30-an, yang merupakan porsi terbesar wisatawan China yang mengunjungi Korea. Mereka juga ingin berkolaborasi dengan organisasi pariwisata regional untuk menggaet wisatawan asal China ke konser K-pop pada September 2023.
Upaya Promosi Datangkan Turis China
IIAC juga mengadakan acara promosi di media sosial bekerja sama dengan maskapai penerbangan, toko bebas bea, dan agen perjalanan online China untuk menarik wisatawan muda. Pada November 2023, perusahaan juga akan berpartisipasi dalam China International Travel Mart (CITM), yang merupakan pameran pariwisata terbesar Tiongkok di kota Kunming yang diselenggarakan bersama oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta Administrasi Penerbangan Sipil.
Bandara ini juga akan menyambut wisatawan Tiongkok dengan pesan di papan nama digital dan komidi putar di ruang kedatangan. Bahkan mereka menawarkan hadiah selamat datang di stan acara yang dioperasikan bersama dengan Komite Kunjungan Korea selama musim liburan mendatang pada akhir September.
Dengan masuknya wisatawan selama liburan terbesar di Tiongkok yang menggabungkan Festival Pertengahan Musim Gugur dan Hari Nasional, mulai tanggal 29 September dan 6 Oktober, operator memperkirakan akan menerima lebih dari satu juta penumpang internasional selama liburan Chuseok di Korea. Angka tersebut merupakan peningkatan 75 persen penumpang Tiongkok dan 90 persen seluruh penumpang internasional dibandingkan 2019 dan melonjak hampir tiga kali lipat dari tahun lalu sebanyak 460.217. penumpang.
Advertisement
Perbaikan Fasilitas Bandara
Pada akhir 2024, IIAC memperkirakan akan ada 12 juta penumpang per tahun pada rute Korea-China, yang berarti pemulihan sebesar 90 persen dari tingkat sebelum pandemi pada 2019. Sementara itu, IIAC menargetkan perbaikan dan renovasi Terminal 1 mulai April hingga Juni 2033 dengan anggaran 1,02 triliun won atau Rp11,7 triliun.
Terminal 1 menelan biaya pembangunan sekitar 2,4 triliun won ketika selesai pada Januari 2000. Terminal 1 bandara ini telah mengalami banyak masalah seperti kebocoran air dari fasilitas-fasilitas yang sudah tua dan standar keselamatan dalam peralatan pencegahan kebakaran dan gempa bumi berasal dari tahun 1990-an dan jauh dari standar yang ada saat ini, kata Kim.
Bandara internasional seperti Bandara Changi (Singapura), Bandara Heathrow (Inggris) dan Bandara Charles de Gaulle (Prancis) telah melakukan pekerjaan perbaikan serupa 25 tahun setelah konstruksi, menurut perusahaan tersebut. Untuk meminimalkan ketidaknyamanan penumpang, maskapai penerbangan yang saat ini beroperasi dari Terminal 1 akan dipindahkan sementara ke Terminal 2 selama renovasi.
Warga Korea Selatan Senang Liburan ke Jepang
Jepang tetap jadi salah satu destinasi liburan utama bagi warga Korea Selatan walau Tokyo membuang air limbah olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak. Isu yang sudah meningkatkan sentimen anti-Jepang ini dalam dua minggu terakhir berdampak besar pada perikanan negeri sakura tersebut.
Mengutip laman The Korean Times, Jumat, 8 September 2023, seorang pekerja kantoran yang tinggal di Seoul bermarga Park mengatakan dia juga akan mengunjungi Jepang dalam beberapa minggu. Meski demikian, dia mengaku tetap ragu untuk menyantap makanan laut lokal karena alasan keamanan.
Sebagai konsumen, air limbah tampaknya bukan merupakan masalah politik tetapi lebih merupakan masalah keamanan baginya. "Tidak seperti kampanye "boikot Jepang" yang pernah gencar dilakukan di Korea pada 2019," sambungnya.
Warga Seoul bermarga Kim pun memilih Jepang sebagai tujuan liburannya. Dia berangkat ke Jepang dalam dua minggu untuk menjelajahi masakan dan budaya Jepang.
Sebagai orang yang menghindari membeli produk Jepang sejak 2019, ia merasa "sedikit bersalah" memilih bepergian ke Jepang di tengah kontroversi yang sedang berlangsung. "Namun, negara ini masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan dalam hal pertukaran budaya dan tidak pantas untuk diboikot karena masalah internasional," sebutnya.
Advertisement