Mineral Indonesia Kena Diskriminasi AS, Luhut Jamin Elon Musk Tetap Investasi di RI

Luhut mengabarkan, pemerintah masih terus bernegosiasi dengan Amerika Serikat soal kepastian fasilitas perjanjian perdagangan bebas terbatas, atau limited free trade agreement (FTA).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Sep 2023, 18:00 WIB
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara khusus di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (17/5) Luhut berbagi cerita tentang masalah komunis, Poso dan pemilihan Ketua Partai Golkar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terus memutar otak pasca terkena diskriminasi pajak dari Amerika Serikat (AS) untuk mineral kritis asal Indonesia semisal nikel. Itu diatur dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act (IRA).

Namun demikian,Menko Luhut memastikan sejumlah perusahaan raksasa Amerika Serikat bakal tetap terlibat kesepakatan investasi di Indonesia, termasuk CEO Tesla Elon Musk. 

Akan tetapi, Luhut meluruskan bahwa investasi Tesla ke Indonesia bukan untuk produksi mobil listrik, tapi lebih kepada baterai lithium yang sumber pembuatannya berasal dari nikel.

"Sekarang kan Ford sudah ada di kita. Kemudian juga Tesla juga mau masuk. Bukan mobilnya, masuk dalam bahan prekursor untuk baterai lithium," jelas Menko Luhut di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Di sisi lain, Luhut mengabarkan, pemerintah masih terus bernegosiasi dengan Amerika Serikat soal kepastian fasilitas perjanjian perdagangan bebas terbatas, atau limited free trade agreement (FTA). 

"Saya kira jalan. Jadi bulan November nanti kita berharap akan mulai terlihat bentuknya. Sampai sekarang saya lihat negosiasinya sangat bagus," ungkapnya.

Luhut pun optimistis kesepakatan itu bisa tercapai. Sebab, ia menilai Negeri Paman Sam sangat membutuhkan pasokan nikel untuk memproduksi mobil listrik berskala besar.

"Mereka kan butuh nikel banyak, dan tidak cukup nikel yang mereka punya dan mereka dapat untuk menaikan 11 kali produksi mobil listriknya," kata Menko Luhut.

"Jadi dia butuh di kita. Kita juga bilang, kita tidak punya free trade agreement dengan mereka. Kita cari bentuk lain, kerjasama untuk itu," pungkasnya. 


Ekonomi Indonesia Bakal Salip Rusia pada 2025

Suasana Gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/5/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan dipengaruhi oleh prospek ekonomi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan menyebut ekonomi Indonesia akan melampaui Rusia pada 2025 mendatang. Pernyataan ini mengutip temuan dari hasil studi Atlantic Council.

"Atlantic Council merilis studi mereka, mungkin pada tahun 2025, Indonesia bisa melampaui ekonomi Rusia," kata Luhut dalam konferensi pers Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Luhut mengatakan, ekonomi Indonesia terus mengalami perkembangan pesat pasca penerapan kebijakan hilirisasi logam mineral. Semisal, nikel, bauksit, hingga tembaga.

"Mungkin Anda tahu bahwa angka yang saya tunjukkan, dampak dari hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, timah, rumput laut, gas, ini bisa membawa negara ini menjadi negara yang sangat-sangat kuat dalam waktu dekat," ujarnya.


PDB Indonesia

Pernyataan tersebut menanggapi pandangan fraksi terhadap asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen hingga 5,7 persen dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN Tahun 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berkat hilirisasi industri mineral logam, saat ini Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah mencapai USD 1,45 triliun. Bahkan, pada 2050 mendatang Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor empat atau lima di dunia.

"Anda harus bangga menjadi orang Indonesia karena ini. Jadi alam semesta memberikan Anda yang satu ini. Tapi Anda harus memanfaatkannya," ucapnya.

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia akan terus mendorong hilirisasi industri mineral logam. Meskipun, mendapat sejumlah protes dari negara-negara di Uni Eropa.

"Jadi, saya pikir generasi Anda harus melihat hal ini. Jangan biarkan lagi hanya mengekspor bahan mentah. Biarkan mereka melakukan protes," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya