Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengusulkan kembali penyertaan modal negara (PMN) ke PT PLN (Persero) sebesar Rp 5,86 triliun. Angka ini lebih rendah dari usulan awal sebesar Rp 10 triliun.
Perlu dicatat, usulan suntikan modal ke PLN ini bakal bersumber dari dana cadangan investasi. Keputusannya akan diambil setelah diskusi kelanjutan dengan DPR RI nantinya.
Advertisement
"Ada koreksi untuk PLN itu Rp 5,86 triliun yang dulunya Rp 10 triliun, untuk digunakan untuk elektrifikasi desa," ungkap Erick Thohir dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (14/9/2023).
Usai rapat, Erick menjelaskan kalau usulan awal bukan ditolak oleh DPR RI, namun usulan kali ini menimbang proporsional angka yang dibutuhkan.
"Ini bukan ditolak, tapi hitungan proporsional angka-angkanya, tapi kita lihat konteksnya yang namanya pmn cadangan investasi sepertinya kan kalau perusahaan konsisten sama, cuma angkanya naik-turun," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban mengusulkan PMN Rp 10 triliun untuk PLN ke Komisi XI DPR RI. Dana ini rencananya akan digunakan untuk transmisi gardu induk Rp 3,7 triliun dan Rp 6,2 untuk distribusi hingga penunjang listrik desa.
Namun, Ketua Komisi XI DPR RI Dolfie Othniel menilai PLN belum bisa meyakinkan anggota parlemen kalau dana itu mendesak. Sebagai gantinya, Dolfie meminta PLN fokus ke kinerja bisnis.
"Kementerian Keuangan tidak melaksanakan PMN sebesar Rp10 triliun pada Tahun Anggaran 2023 kepada PLN. PT PLN (Persero) fokus dalam nenungkatkan kinerja business plan dalam meningkatkan efisiensi dan kapasitas keuangan untuk mengembangkan investasi PLN; mempersiapkan skenario pembiayaan PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional," urai Dolfie membacakan kesimpulan Rapat Dengan Pendapat dengan DJKN, PLN, dan Hutama Karya, Rabu (13/9/2023).
PMN
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan sejumlah perusahaan pelat merah bisa dapat suntikan modal yang bersumber dari dana cadangan investasi. Dana cadangan investasi yang disusulkan untuk penyertaan modal negara (PMN) diketahui sebesar Rp 12,8 triliun.
Erick menerangkan, dana itu nantinya untuk keperluan menyuntik modal ke PT PLN (Persero) hingga PT KAI (Persero).
"Memang dari diskusi kemarin ada dialokasikan dimasukkan di cadangan investasi yang menjadi keputusan mereka yaitu Rp 12,8 triliun. Ya kembali kita diskusikan walaupun detailnya tergantung pada keputusan cadangan investasi,” ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (14/9/2023).
Advertisement
Rincian
Secara rinci, dana cadangan investasi dengan nilai Rp 12,8 triliun akan dibagi ke 6 BUMN. Diantaranya, PT KAI (Persero) sebesar Rp 2 triliun, IndonesiaRe sebesar Rp 1 triliun. PT Pelni (Persero) sebesar Ro 3 triliun.
Lalu, PT Industri Kereta Api (Persero) alias INKA sebesar Rp 1 triliun, PT PLN (Persero) Rp 5,86 triliun, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) alias ID Food sebesar Rp 832 miliar.
“Ini yang sementara hasil diskusi terakhir mudah-mudahan sepertinya akan disetujui tapi mekanismenya seperti ini yang ditawarkan,” ungkapnya.
PMN Definitif Rp 28,16 Triliun
Disamping sumber dana cadangan investasi, Erick juga menyebut ada 3 BUMN yang mendapat PMN definitif sebesar Rp 28,16 triliun di 2024.
PMN itu dibagi untuk PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp 18,6 triliun, IFG sebesar Rp 3,56 triliun, dan PT Wijaya Karya (Persero) sebesar Rp 6 triliun.
"Untuk IFG penyelesaian daripada sitaan yang ada di Kejagung berupa barang, tapi tentukan ditukar dengan cash atau uang tunai, nanti ini masuk bantuan daripada penyelesaian IFG itu Rp 3,56 triliun," bebernya.
Advertisement