Unik, Penata Rias Asal Brasil Replikasi Gambar Mona Lisa Pakai Kentang dan Selada

Seorang penata rias profesional asal Brasil bernama Huylson Tormen mereproduksi "Mona Lisa" menggunakan bahan makanan seperti kentang dan selada, menghasilkan karya seni yang bisa dikonsumsi.

oleh Farel Gerald diperbarui 17 Sep 2023, 02:00 WIB
Seorang penata rias profesional asal Brasil mereproduksi "Mona Lisa" menggunakan kentang dan selada, menghasilkan karya seni yang bisa dikonsumsi. (dok. Tangkapan layar Instagram @huylson/https://www.instagram.com/p/CvvdFk8M8xi/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==/Farel Gerald)

Liputan6.com, Jakarta - Kombinasi antara makanan dan seni mungkin telah dikenal sejak lama, tetapi kemampuan seorang penata rias dalam merangkum kedua elemen tersebut menjadi satu karya memang patut diacungi jempol. Adalah Huylson Tormen, pengalaman dalam dunia tata rias memungkinkannya untuk memahami bentuk dan warna dengan cara yang mendalam.

Ia memanfaatkan bahan-bahan makanan seperti kentang dan selada sebagai media ekspresi seni yang inovatif. Dalam video yang dibagikan Tormen di Instagram pribadinya @huylson, banyak warganet yang terpesona melihat transformasi bahan makanan biasa menjadi sebuah karya seni yang lukisan paling terkenal di dunia, Mona Lisa.

Melansir NY Post pada Rabu, 13 September 2023, jenis kentang yang ia gunakan berwarna keemasan khas, memberikan tekstur dan nuansa yang mirip dengan kulit manusia, membuatnya menjadi pilihan yang tepat untuk proyek seni ini.

Tormen, dengan keahliannya, mampu menggabungkan teknik rias dengan teknik seni tradisional dalam proses penciptaannya. Setelah menggambarkan dasar wajah, ia memulai proses pewarnaan dengan cat yang ia buat sendiri untuk menirukan warna kulit Mona Lisa dengan presisi.

Selanjutnya, ia mengukir rincian wajah Mona Lisa pada kentang, seperti mata, bibir, dan bahkan ekspresi wajah yang misterius. Tormen menggunakan satu kentang untuk wajah Mona Lisa, sedangkan dua kentang lainnya digunakan untuk membuat bentuk badannya. Detail tangan, yang menjadi salah satu ciri khas dari lukisan tersebut, juga diukir dengan hati-hati dari umbi kentang yang ketiga.


Hasil yang Mirip dengan Lukisan Asli

Dia memakai kuas halus untuk menggambarkan mata coklat khas dan senyumnya, lalu menambahkan bayangan dan penonjolan pada wajahnya. (dok. Tangkapan layar Instagram @huylson/https://www.instagram.com/p/CvvdFk8M8xi/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==/Farel Gerald)

Tormen lebih lanjut memanfaatkan selada hijau untuk memberikan tekstur yang menyerupai rambut, sementara selada ungu menambahkan kedalaman dan nuansa warna pada pakaian Mona Lisa. Kemiripan akhir karya Tormen dengan lukisan asli Mona Lisa adalah kesaksian dari bakat dan dedikasinya terhadap seni. 

Selain Tormen, ada karya seni dari makanan lainnya yang memanfaatkan buah-buahan dan sayuran sebagai media kreatif. Salah satunya adalah Daniele Barresi, yang telah mendapatkan pengakuan di tingkat global dengan seni ukiran makanannya yang mempesona. Dengan lebih dari 82 ribu pengikut di Instagram, Barresi telah menciptakan gelombang baru dalam seni kontemporer dengan menggunakan media yang paling organik dan alami.

Karyanya yang menggabungkan elemen kuliner dengan estetika visual, telah mendapatkan hati dan penghargaan dari berbagai kalangan. Tinggal di Sydney, Australia, Barresi menghabiskan waktu dengan memperdalam seni ukiran tradisional Italia, sekaligus mengadaptasinya dengan teknik modern.

Detil hewan, sulaman, burung, bunga, dan pola yang ia ukir dari buah dan sayuran adalah kombinasi dari kecintaannya pada alam dan bakat alaminya dalam seni. Beberapa brand terkenal telah memintanya untuk menciptakan karya khusus. 


Monalisa Atau Mona Lisa?

Ilustrasi Lukisan Mona Lisa. (Dok. Free Birds/Unsplash)

Kendati merupakan salah satu lukisan paling terkenal di dunia, Mona Lisa bukan pengecualian dalam hal membingungkan publik. Hal ini termasuk sesederhana penulisannya, apakah yang benar Mona Lisa atau Monalisa?

Mengutip situs web Museum Louve, tempat lukisan itu dipamerkan di jantung kota Paris, Prancis, Rabu, 1 Juni 2022, mereka menulisnya sebagai lukisan Mona Lisa, bukan Monalisa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lukisan ini menunjukkan Lisa Gherardini, istri pedagang sutra Florentine Francesco del Giocondo, sehingga nama Italianya La Gioconda dan nama Prancisnya La Joconde.

Dilukis dengan pemandangan yang jauh, ia menatap dengan senyum misterius yang terkenal. Tapi, aspek lain dari lukisan itu yang membuatnya begitu istimewa adalah teknik sfumato Leonardo da Vinci, berdasarkan penggunaan glasir untuk menciptakan efek "berasap" dengan kontur dan kontras yang halus. Leonardo menangkap figur Lisa yang menoleh ke arah penonton dalam gerakan alami yang "menghidupkan lukisan itu."


Lukisan Paling Terkenal

Salah satu koleksi terbaik dari Museum Louvre adalah lukisan karya Leonardo da Vinci yang berjudul Mona Lisa. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Senyuman Mona Lisa yang terkenal penuh teka-teki ini telah memesona publik selama berabad-abad. Di antara pengagum pertamanya adalah Raja François I, yang mengundang Leonardo da Vinci ke Prancis dan membeli lukisan itu darinya pada 1518.

Ini adalah awal bagaimana lukisan paling terkenal di dunia itu masuk ke dalam koleksi kerajaan yang telah dipamerkan di Musuem Louvre sejak Revolusi Prancis. Terhitung 2005, Mona Lisa telah dipamerkan dalam kotak kaca pelindung, dalam kemegahan tersendiri di tengah ruangan.

Perlakuan khusus terhadap lukisan Mona Lisa sebagian berasal dari kebutuhan untuk memastikan keamanan karya yang begitu terkenal, selain karena persyaratan konservasi. Karya itu tidak dilukis di atas kanvas, tapi panel kayu poplar yang telah melengkung selama bertahun-tahun, menyebabkan retak berpotensi muncul.

Mencegah kerusakan lebih lanjut, Mona Lisa harus disimpan dalam wadah kaca yang dikontrol suhu dan kelembapannya. Tercatat sejak 1966, Louvre memilih menampilkan mahakarya Leonardo di Salle des tats, ruangan terbesar di museum tersebut.

Infografis jejak seni grafiti di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya