Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) buka suara terkait dugaan lagu "Helo Kuala Lumpur" menjiplak lagu "Halo-halo Bandung" ciptaan Ismail Marzuki.
Pihak Kemlu RI mengatakan bahwa Indonesia tidak perlu menanggapi masalah ini secara berlebihan karena dugaan penjiplakan tersebut dilakukan secara pribadi dan tidak mewakili pemerintah Malaysia.
Advertisement
"Sebetulnya kan Perdana Menteri Anwar Ibrahim kan sudah menyampaikan waktu itu kalau ada orang nggak paham bahwa lagu 'Rasa Sayange' milik Indonesia berarti dia nggak hafal sejarah. Jadi, sama lah, jadi itu posisinya pemerintah Malaysia mereka sangat menghargai apa yang kita miliki," kata juru bicara Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal dalam media gathering, Kamis (14/9/2023).
"Tapi ini kan urusan private, yang melakukan ini private bukan pemerintah jadi nggak perlu juga pemerintah Indonesia terlalu reaktif terhadap hal ini."
Lagu tersebut dimuat dalam video berjudul "Nasyid Kanak-Kanak Islam Malaysia - Helo Kuala Lumpur - Lagu Patriotik Malaysia" yang menampilkan gambar animasi anak-anak dan diunggah di kanal YouTube bernama "Lagu Kanak TV" pada 27 Mei 2020.
Hingga berita ini diturunkan, lagu tersebut masih dapat diakses dan telah ditonton lebih dari 300 ribu kali. Namun, kolom komentar pada video tersebut dinonaktifkan.
Pernyataan PM Anwar Ibrahim Soal Lagu Rasa Sayange
Di sela kunjungannya ke Jakarta dalam rangka menghadiri KTT ke-43 ASEAN pada 6-9 September 2023, PM Anwar Ibrahim sempat berkomentar soal lagu "Rasa Sayange" yang pernah dikliam Malaysia.
PM Anwar Ibrahim mengatakan bahwa pihak yang mengklaim "Rasa Sayange" tidak mengerti sejarah.
"Dulu pernah sempat lagu 'Rasa Sayange' ada yang bicara itu dari kami, asalnya Malaysia. Itu Google saja tahu sejarahnya. Kita tahu asalnya Indonesia," tegas Anwar Ibrahim saat itu.
Klaim lagu "Rasa Sayange" menjadi ramai setelah Malaysia menggunakannya untuk mempromosikan pariwisata bertajuk "Truly Asia" pada tahun 2007.
Advertisement