Liputan6.com, Moskow - Kim Jong Un dan Vladimir Putin menandai pertemuan mereka di Kosmodrom Vostochny, Timur Jauh Rusia, pada Rabu (13/9/2023) dengan saling bertukar hadiah berupa senapan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
"Presiden Putin memberikan Kim Jong Un senapan produksi kami dengan kualitas terbaik. Sebagai imbalannya, dia juga menerima senapan buatan Korea Utara," ujar Peskov, seperti dilansir The Guardian, Jumat (15/9).
Advertisement
Menurut Peskov, Putin juga memberikan sarung tangan, yang merupakan bagian dari setelan pakaian angkasa luar yang telah beberapa kali dipakai dalam misi angkasa luar.
Dalam pertemuan Kim Jong Un dan Putin sebelumnya, tepatnya di Vladivostok pada tahun 2019, keduanya juga saling bertukar hadiah.
Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa saat itu Kim Jong Un memberi pedang yang mewakili kekuatan dan jiwa rakyat, sementara Putin menghadiahkannya pedang Cossacks serta satu set cangkir teh.
Kim Jong Un Undang Putin ke Korea Utara
Media Korea Utara, KCNA, melaporkan pada Kamis (14/9/2023) bahwa Putin menerima undangan Kim Jong Un untuk berkunjung ke Korea Utara.
"Kim Jong Un dengan hormat mengundang Putin mengunjungi Korea Utara pada waktu yang tepat," sebut KCNA.
"Putin menerima undangan tersebut dengan senang hati dan menegaskan kembali keinginannya untuk selalu meneruskan sejarah dan tradisi persahabatan Rusia-Korea Utara."
Pertemuan Kim Jong Un dan Putin terjadi setelah para pejabat Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa Rusia dan Korea Utara secara aktif mengalami kemajuan dalam potensi kesepakatan senjata, yang memungkinkan Pyongyang menyediakan senjata bagi Moskow untuk digunakan dalam perang Ukraina. Sebagai imbalannya, Pyongyang bisa saja mendapat bantuan ekonomi, energi, hingga teknologi senjata canggih.
Sementara itu, Putin mengaku bahwa Rusia mempertimbangkan dan mendiskusikan sejumlah kerja sama militer dengan Korea Utara.
"Ya, ada batasan-batasan tertentu dan Rusia mematuhi semua pembatasan ini," kata Putin dalam wawancaranya dengan media Russia 1, seperti dilansir CNN. "Namun, ada beberapa hal yang tentu saja bisa kita bicarakan, diskusikan, pikirkan. Dan di sini juga ada prospeknya."
Advertisement