Seberapa Besar Kontribusi Kendaraan Listrik ke Ekonomi Indonesia? Luhut Kasih Bocoran

Indonesia adalah pasar otomotif terbesar di ASEAN, dengan penjualan mobil dan sepeda motor tertinggi. Industri otomotif memiliki peran signifikan terhadap perekonomian Indonesia

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 15 Sep 2023, 20:40 WIB
Menko Polhukam Luhut Panjaitan saat jumpa pers pencatutan namanya dalam negosiasi Ketua DPR Setya Novanto-Freeport, di Jakarta, Kamis (19/11). Luhut menyebut kalau dirinya tak tahu menahu dan tak pernah bicara urusan saham. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, percaya bahwa pengembangan kendaraan listrik di Indonesia akan turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara. Hal itu diutarakannya dalam Seminar Nasional Ikata Alumni SMA Xaverius 1 Palembang (IKAXA) pada 14 September 2023.

Luhut menilai, meskipun terjadi gejolak global saat ini, indikator makro ekonomi Indonesia jadi salah satu yang terbaik diantara negara G20. Pasalnya, ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat diatas 5 persen pada kuartal II 2023.

Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, Indonesia memiliki 6 agenda utama yakni edukasi, industrialisasi, digitalisasi, interkoneksi, distribusi ekonomi, dan dekarbonisasi.

"Indonesia adalah pasar otomotif terbesar di ASEAN, dengan penjualan mobil dan sepeda motor tertinggi. Industri otomotif memiliki peran signifikan terhadap perekonomian Indonesia" ujar Menko Luhut dalam keterangan tertulis, Jumat (15/9/2023).

"Salah satunya transisi kendaraan konvensional ke EV bergerak semakin cepat. Industri EV dapat mengatasi eksternalitas lingkungan dan membawa manfaat ekonomi yang positif melalui pengurangan emisi, ketahanan energi dan efisiensi, ekonomi sirkuler, dan diversifikasi," jelasnya.

Senada, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan, sesuai Perpres Nomor 55 Tahun 2019, pemerintah terus berupaya melakukan percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), melalui regulasi yang mendukung dan memberi kemudahan bagi industri dan pelanggan.

"Salah satunya melalui insentif fiskal KBLBB berupa Biaya Uji Tipe & SUT KBLBB Baru dan Biaya Uji Tipe, SUT, dan struktur kendaraan ionversi yang dilengkapi dengan beberapa penerbitan regulasi Peraturan Menteri," terang Luhut.


Kendaraan Listrik

Ada ratusan mobil listrik dari berbagai produsen kendaraan di Indonesia, mulai dari Hyundai, Toyota, Lexus, BMW, Wuling, dan beberapa brand lainnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

"Saat ini melalui kemitraan bersama, Kementerian Perhubungan, Kepolisian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan telah menerbitkan Keputusan Bersama Program Konversi Sepeda Motor Bahan Bakar menjadi Berbasis Baterai," tuturnya.

Sementara Ketua Umum IKAXA Agus Jayadi Alwie menilai, sosialisasi terhadap kendaraan listrik perlu lebih digencarkan. Pasalnya, masyarakat perlu diberi penjelasan lebih terkait hal tersebut.

"Pergelaran seminar nasional jadi relevan dengan perkembangan teknologi saat ini. Seminar ini sangat penting sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman kebijakan mengenai kendaraan listrikdalam rangka mendukung pembangunan nasional," tuturnya.


Realisasi Investasi Raksasa Mobil Listrik China di Indonesia Tunggu Insentif Pajak

Mobil Listrik Wuling Binggo Pamer Diri di PEVS 2023 (Arief/Liputan6.com)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, realisasi investasi perusahaan otomotif raksasa China, BYD tengah menunggu aturan soal insentif pajak impor mobil listrik.

Aturan dimaksud berupa revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 soal kendaraan listrik. Regulasi baru ini bakal mempersilakan investor yang ingin masuk Indonesia untuk mengimpor mobil listrik dalam keadaan utuh, atau completely built up (CBU).

"Kami berharap peraturannya bisa keluar bulan ini. BYD saya kira nanti kalau peraturannya sudah selesai, di Perpresnya keluar, Insya Allah akan segera," ujar Menko Luhut di Jakarta, Kamis (14/9/2023).Harapan senada sempat dilontarkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia berharap kebijakan pengenaan bea masuk atau pajak impor untuk CBU mobil listrik 0 persen bisa dikeluarkan tahun ini.

Harapan itu dipupuk lantaran pajak impor CBU mobil listrik 0 persen bakal turut mendatangkan investor-investor besar produsen mobil listrik, semisal Tesla hingga BYD.

 


Komitmen Pemerintah

Di sela-sela rangkaian KTT nanti juga akan diadakan pertemuan bilateral di antara para pemimpin yang hadir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, Indonesia bakal memberi keringanan bebas pungutan bea masuk tersebut hingga 2026. Hasilnya, ia mengaku sudah ada sederetan investor besar yang siap masuk ke Tanah Air.

"Maunya tahun ini, karena kita mau secepat-cepatnya investor masuk. Karena program insentif ini kalau di negara-negara lain sampai 2025, kalau di Indonesia sampai 2026. Kita mau mereka segera masuk berbondong-bondong," ujarnya beberapa waktu lalu.

"Dan, jujur saja sudah banyak sekali calon investor EV yang sudah menyatakan komitmen dan menunggu policy dari insentif ini. Jadi ketika insentif ini ditandatangan, Insya Allah," kata Menperin.

 

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya