Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus berkomitmen dalam membangun lingkungan kerja yang tidak membuat burnout atau bahkan stres para Mandirian. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan membangun well-being program bertajuk “hc4U” sebagai bentuk komitmen Human Capital (HC) Bank Mandiri dalam mewujudkan “Create Meaningful Employee Experiences”.
Salah satu kegiatan program well-being tersebut adalah sharing session melalui Mandirian Podcast Asyiknya Bahas Culture (ABC) bertajuk “Psychological Well-being: Masalah Tidur Dapat Memperburuk Kondisi Mental?” pada Agustus lalu yang menghadirkan psikolog professional dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT-UI) sebagai narasumber.
Advertisement
Sharing session ini bertujuan untuk membekali para Mandirian dengan pengetahuan tentang cara mengatasi stres yang tiba-tiba muncul akibat kurang istirahat dan kurang mampu mengelola stress. Selain itu, sharing session ini merupakan bagian dari empat dimensi program well-being yang sedang dikembangkan oleh Bank Mandiri.
Direktur Kepatuhan & SDM Bank Mandiri, Agus Dwi Handaya mengungkapkan bahwa untuk mencapai produktivitas yang maksimal, tidak lepas dari kehadiran pegawai yang memegang peranan pentinf sebagai motor penggerak segala inisiatif dan strategi di Bank Mandiri.
Untuk itu, kami di Human Capital berkomitmen untuk memastikan kesehatan pegawai terjaga dengan baik melalui penyempurnaan program well-being yang dibangun di Bank Mandiri," ungkapnya.
Agus juga menjelaskan bahwa kesehatan karyawan merupakan salah satu komponen kunci pada pilar sosial dalam ESG.
"Sebab, perusahaan hanya bisa beroperasi, bertumbuh, dan mencetak profit secara yang berkelanjutan jika karyawannya sehat, bahagia, dan sejahtera," jelasnya.
Sudah Lama Ada di Bank Mandiri
Group Head Human Capital Strategy & Talent Management Bank Mandiri, Steven Augustino Yudiyantho menyebut bahwa program well-being sudah lama ada di Bank Mandiri. Ia mengatakan, sebelumnya program tersebut tersebar di berbagai unit, berskala kecil, dan kerap bersifat insidentil.
“Program yang existing itu belum cukup efektif untuk membuat sustainable productivity bisa berjalan. Itu sebabnya manajemen Bank Mandiri membuat sebuah kebijakan program well-being atau wellness yang terintegrasi, yang disempurnakan, agar impact-nya lebih besar,” sebutnya.
Steven menjelaskan, untuk mengontrol dan mengelola seluruh program well-being yang terintegrasi dan disempurnakan tersebut, Bank Mandiri meningkatkan fungsi hc4U, sebuah unit di bawah Human Capital (HC) Bank Mandiri.
"hc4U yang merupakan employee center of information, kini ditingkatkan dan diperkaya fungsinya dengan mengelola fasilitas-fasilitas dan program Mandiri Well-Being," jelasnya.
“Inilah yang kami sebut sebagai hc4U 2.0, yakni hc4U yang semakin disempurnakan,” imbuh Steven.
Advertisement
Mencakup Kesehatan Finansial Karyawan
Selain itu, program well-being ini juga mencakup kesehatan finansial karyawannya. Bukannya matre, tapi tak bisa dipungkiri kecukupan finansial ikut menentukan rasa aman, etos kerja, bahkan kebahagiaan, dan performa karyawan.
Dengan adanya refinement fungsi hc4U, program pengelolaan keuangan pribadi tidak hanya menyasar karyawan di unit tertentu, tapi juga terintegrasi ke semua unit. Bahkan, dengan teknologi digital, Mandirian yang bekerja di cabang-cabang di daerah pun bisa mendapat pelatihan investasi dan perencanaan keuangan pribadi yang sama dengan pegawai di kantor pusat.
Bagi Bank Mandiri, program personal financial advisory sangat penting bagi karyawan, khususnya yang berusia muda, yakni di bawah 40 tahun yang jumlahnya kurang lebih 80% dari total karyawan BMRI. Untuk program Workplace Well-Being, Bank Mandiri sedang mengembangkan kajian program terkait flexible working arrangement.
(*)