Liputan6.com, Jakarta Startup agritech Kora meraih pendanaan pre-seed senilai USD 400 ribu atau sekitar Rp 6,1 miliar dari perusahaan modal ventura global Antler dan Gibran Huzaifah selaku pendiri e-Fishery sebagai angel investor.
Dengan pendanaan ini Kora akan memperluas cakupan operasional dan menyediakan bantuan teknologi yang lebih besar kepada para petani di Lampung (wilayah yang sangat penting bagi perusahaan dan pendirinya).
Advertisement
Co-founder dan CEO Kora, Dian Prayogi Susanto, mengatakan provinsi Lampung mempunyai lebih dari sekadar peran strategis. Sebab, generasi keluarga Dian mempunyai sejarah pertanian yang panjang di wilayah ini.
"Kakek nenek saya telah berkecimpung di pertanian sejak lama, dan kami menyadari bahwa sektor agrikultur Indonesia masih banyak bergantung pada teknik kuno, padahal sudah banyak kemajuan dalam teknologi pertanian,” ujar Dian melalui keterangannya, Sabtu (16/9/2023).
Dengan latar belakang pendidikan teknik serta pengalaman bisnis sebelumnya, termasuk dalam mendirikan agritech Habibi Garden, Dian membawa visi baru untuk memodernisasi pertanian Indonesia.
Pada 2022, Dian mendirikan Kora, startup yang berfokus pada peningkatan kualitas dan produktivitas tanaman jagung pascapanen.
Tanaman jagung dipilih karena komoditas ini mempunyai permintaan yang kuat dan berdampak besar pada rantai pasokan dan biaya pakan ternak di Indonesia.
Dari segi model bisnis, Kora berupaya untuk memperpendek rantai pasok jagung, dengan cara merangkul semua pihak. Mulai dari perantara (middlemen) hingga petani, dan menghubungkan mereka langsung ke industri (B2B).
Perkuat Koneksi Pelaku Industri
Pendekatan holistik itu diklaim tak hanya meningkatkan produktivitas panen, tapi juga memperkuat koneksi pelaku industri secara keseluruhan.
“Selama ini, lebih dari 90% petani skala mikro belum memiliki akses ke fasilitas pengolahan jagung pasca-panen. Mereka juga belum terhubung langsung ke pembeli korporasi, sehingga petani harus melalui beberapa lapisan perantara. Di sinilah Kora hadir, sebagai jembatan untuk memperpendek rantai pasokan jagung,” Dian memaparkan.
“Dengan memanfaatkan teknologi, Kora membantu petani mendapatkan hasil panen jagung yang lebih konsisten, lebih tahan lama, serta bergizi, dan bisa menjualnya langsung dengan harga yang kompetitif,” ia menambahkan.
Dalam 10 bulan terakhir, Kora mengklaim berhasil menjual hampir 11 juta kilogram jagung dan meraih pendapatan sebesar USD 2 juta (sekitar Rp 30 miliar). Pada 2023, pendapatan kuartal pertama startup ini naik 5 kali lipat dibanding tahun lalu.
Berawal dari kemitraan dengan 30 petani, kini Kora menggandakan jumlah tersebut menjadi sekitar 130 petani. Hasilnya, petani yang masuk ke dalam ekosistem Kora mencatatkan peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 25-38%.
Advertisement
Pemanfaatan Teknologi yang Mudah Diakses
Partner Antler, Agung Bezharie Hadinegoro, menyebut nvestasi terhadap Kora merupakan wujud pendekatan perusahaan yang bernama ‘Day Zero’, di mana Antler ingin mendampingi perjalanan para founder inovatif sedari awal.
"Pendekatan Kora berfokus pada pemanfaatan teknologi yang mudah diakses, dan memberikan solusi di sektor yang selama ini sulit dipenetrasi," katanya.
Sistem yang Kora tawarkan, Agung melanjutkan, tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia, tapi juga berkontribusi untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang disebabkan teknik bertani tradisional.
"Antler sangat mendukung visi ini dan bertekad untuk bekerja sama dengan Kora dalam mendorong praktik pertanian berkelanjutan di Indonesia,” ucap Agung.
Dukungan yang kuat juga datang dari angel investor Gibran Huzaifah, yang merupakan Founder dan CEO startup aquatech, eFishery.
“Saya pribadi selalu memiliki passion terhadap sektor pangan dan ingin berkontribusi lebih luas dalam upaya mengatasi masalah kelaparan di Indonesia. Ketika melihat model bisnis dan visi Kora, saya yakin mereka dapat memberikan dampak signifikan bagi petani-petani kecil," tutur Gibran.
Dengan pendanaan ini, ia berharap Kora dapat membangun model operasional dan teknologi yang relevan untuk menjadikan sektor pertanian jagung Indonesia semakin modern dan efisien.
Infografis Bahan Pangan Lokal Bernutrisi tapi Jarang Diketahui. (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement