Sejarah Panjang DKI Jakarta, Ibu Kota Negara Kerap Berganti Nama

Setiap perubahan nama memiliki konteks dan alasan historisnya sendiri, mencerminkan evolusi kota dan negara ini seiring waktu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 17 Sep 2023, 02:00 WIB
Kendaraan melintas di ruas Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (9/5/2022). Pembatasan kendaraan roda empat dengan sistem Ganjil Genap (GaGe) di wilayah DKI Jakarta mulai Senin, 9 April 2022, seiring dengan berakhirnya cuti bersama libur Lebaran 2022 atau Idul Fitri 1443 H. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - DKI Jakarta, telah mengalami beberapa perubahan nama sepanjang sejarahnya. Perubahan nama tersebut tidak hanya mencerminkan perkembangan kota itu sendiri, tetapi juga menggambarkan perjalanan sejarah Indonesia.

Dirangkum dari berbagai sumber, perubahan nama DKI Jakarta mencerminkan perjalanan sejarah Indonesia, dari masa kolonial hingga upaya pemulihan identitas nasional. Setiap perubahan nama memiliki konteks dan alasan historisnya sendiri, mencerminkan evolusi kota dan negara ini seiring waktu.

Mengetahui sejarah perubahan nama DKI Jakarta adalah cara yang baik untuk meneruskan pengetahuan ini kepada generasi muda. Ini membantu mereka menghargai sejarah dan nilai-nilai yang berkaitan dengan perubahan nama.

Oleh karena itu, mengetahui sejarah perubahan nama yang telah dialaminya adalah langkah penting. Ini adalah pengingat akan perjuangan sejarah, perkembangan kota, dan upaya untuk memperkuat identitas nasional Indonesia.

Sebuah kota bukan hanya tempat, tetapi juga cerminan dari sejarah dan nilai-nilai yang menghuninya. Jakarta adalah kota pelabuhan bernama Sunda Kelapa.

Saat itu Sunda Kelapa berada di bawah kekuasaan Portugis. Kemudian Pangeran Fatahillah dari Kerajaan Demak tiba di Sunda Kelapa dan berhasil mengusir Portugis dan merebut Sunda Kelapa.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Juni 1527, tanggal yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahir kota Jakarta. Setelah berhasil merebut Sunda Kelapa, Pangeran Fatahillah mengganti namanya menjadi Jayakarta yang berarti kota kejayaan atau kota kemenangan.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Perang Dunia II

Saat itu, kota Jayakarta menjadi pelabuhan yang sangat mobile. Banyak pedagang dari seluruh negeri berkumpul di sini untuk berdagang barang.

Masa Jayakarta tidak berlangsung lama. Pada tahun 1619, Jayakarta dihancurkan oleh VOC Belanda yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen.

Mereka kemudian mengganti nama dari Jayakarta menjadi Batavia. Nama tersebut diambil dari nama nenek moyang Belanda, Batavieren.

Belanda berencana menjadikan kota itu lebih seperti tanah airnya. Kota ini terbagi menjadi blok-blok yang dipisahkan oleh kanal.

Batavia akhirnya selesai dibangun pada tahun 1650 dan menjadi rumah bagi orang Eropa. Selama ini, warga aslinya dipindahkan ke tempat lain.

Setelah Belanda, Jepang akhirnya menguasai Batavia. Pada tahun 1942, Jepang berganti nama menjadi Jakarta atau nama lengkapnya Jakarta Tokubetsu Shi.

Setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II dan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, nama Tokubetsu Shi, Jakarta diubah menjadi Jakarta. Pada tahun 1949, Jakarta menjadi ibu kota Negara Republik Indonesia.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya