Pakar TPPU Dorong Polri Sita Seluruh Aset Gembong Narkoba Fredy Pratama

Yenti menyebut, keseriusan Polri mengusut dan mengungkap semua pelaku kejahatan gembong Fredy Pratama ini bisa menjadi pelajaran bagi yang lain agar tak melakukan kejahatan serupa.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 17 Sep 2023, 10:45 WIB
Banner Infografis Memburu Gembong Narkoba Internasional Fredy Pratama. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Yenti Ganarsih mendorong Bareskrim Polri dapat menyita seluruh aset gembong narkoba Fredy Pratama yang diduga dihasilkan dari tindak pidana. Yenti berharap hal itu agar membuat jera para pelaku kejahatan narkotika.

Selain itu, Yenti juga mendesak Polri mengungkap semua pelaku yang terlibat di dalam jaringan Fredy Pratama. Setidaknya, menurut Yenti jika hal itu dilakukan nantinya tak ada celah bagi para gembong narkoba mengendalikan peredaran barang haram dari dalam bui.

"Ini betul-betul bukan hanya TPPU, tapi narkotikanya harus dibuka semua, dengan membuka semua pelaku narkotika maka TPPU-nya akan semkain banyak," ujar Yenti berbincang dengan Liputan6.com dikutip Minggu (17/9/2023).

Yenti menyebut, keseriusan Polri mengusut dan mengungkap semua pelaku kejahatan gembong Fredy Pratama ini bisa menjadi pelajaran bagi yang lain agar tak melakukan kejahatan serupa.

"Itu yang diharapkan membuat jera dan mecegah yang laen jadi gembong," kata Yenti.

Polisi hingga kini masih memburu gembong narkoba Fredy Pratama dan sepasang suami istri yang mengelola duit haram itu.

Kedua orang itu yang telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi, yakni Frans Antony (FA) dan Petra Niasi (PN) yang merupakan pasangan suami istri (pasutri).

"Ini adalah sebagai orang-orang keuangannya. Yang cewek sama cowok. Suami istri," kata Direktur Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa kepada wartawan, Kamis (14/9/2023).

Mukti menyebut keduanya merupakan warga negara Indonesia yang bekerja sebagai kaki tangan langsung dari Fredy Pratama. Dengan, proses pencarian difokuskan ke luar negeri.

"Kaki tangannya dong Warga Negara Indonesia semua. Masih di luar negeri," katanya.

Jenderal Bintang Satu itu mengatakan perburuan terhadap FA dan PN. Dilakukan sejalan dengan terbitnya rednotice dan dijalankannya operasi 'Escobar' untuk menangkap Freddy selaku otak dari sindikat narkoba.

"Kan sekarang baru kebongkar sindikatnya semua. Sindikatnya terbongkar dari mulai Mei kemarin terbongkar semua. Makanya terbit lah red notice oleh Hubinter, udah keluar," katanya.


Lacak Aset Fredy Pratama

Selain memburu Fredy Pratama, polisi juga tengah melacak asetnya sebagai upaya penerapan pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU). Sejauh ini telah disita aset senilai Rp273 miliar dari keluarga Fredy.

"Rp273 miliar yang baru disita. Seluruh aset yang ada pada keluarga FP," kata Mukti.

Namun demikian, menurut Mukti, keluarga tidak terkait dengan bisnis perdagangan narkoba yang dijalankan Fredy. Mereka didalami hanya terkait TPPU untuk kepentingan pelacakan aset milik gembong narkoba tersebut.

"Mereka (keluarga sejak 2014) juga tidak mengetahui (keberadaan Freddy). TPPU saja (pendalaman keluarga)," jelas Mukti.

Infografis Memburu Gembong Narkoba Internasional Fredy Pratama. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya