Tangkal Hoaks Pemilu 2024, Komako UGM Gelar Pelatihan Cek Fakta 

Korps Mahasiswa Komunikasi (Komako) Universitas Gadjah Mada menggelar pelatihan cek fakta dengan tajuk "Check the Fact, See Through the Fake: Berantas Gangguan Informasi Menuju Pemilu 2024".

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 17 Sep 2023, 16:00 WIB
Korps Mahasiswa Komunikasi (Komako) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan pelatihan cek fakta dengan tajuk “Check the Fact, See Through the Fake: Berantas Gangguan Informasi Menuju Pemilu 2024”

Liputan6.com, Jakarta - Korps Mahasiswa Komunikasi (Komako) Universitas Gadjah Mada menggelar pelatihan cek fakta dengan tajuk "Check the Fact, See Through the Fake: Berantas Gangguan Informasi Menuju Pemilu 2024" pada 9 September dan 10 September 2023 lalu,

Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah dan memberantas maraknya gangguan informasi dan hoaks menjelang Pemilu 2024. Selain itu, para mahasiswa juga diharapkan bisa membedakan berita palsu dengan kebenaran sehingga mampu memberantas gangguan informasi dalam menghadapi tahun politik.

"Indeks literasi digital Indonesia masih tidak berbanding lurus dengan kekebalan terhadap hoaks dan tingkat literasi yang diidamkan. Salah satu alasannya karena konten-konten hoaks di media sosial itu banyak yang dianggap sebagai pemberitaan resmi," kata Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Zainuddin Muda Z Monggilo yang hadir dalam pembicara, dikutip dari pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (17/9/2023).

Menurut Zainuddin, sebagian orang yang percaya hoaks kerap kali memandang remeh berita produk jurnalistik profesional. Apalagi, jelang Pemilu, hoaks diprediksi makin menyebar.  

"Itu implikasi yang buruk, dan membuat orang-orang sebagian besar memandang remeh pemberitaan dari jurnalisme profesional saat ini. Apalagi kalau sudah masuk dalam ranah kontestasi pemilu, itu luar biasa. Ada ujaran kebencian, provokasi, hingga menyebabkan polarisasi," ucap Zainuddin.

Pada hari pertama pelatihan membahas tentang materi literasi digital dan bagaimana cara memverifikasi konten digital menggunakan Open-Source Intelligence (OSINT). Pada hari kedua dilanjutkan dengan pemberian materi yang lebih spesifik, yakni terkait melawan gangguan informasi menjelang pemilu 2024 dan cara menggunakan praktik tools fact-checking secara langsung.

"Tersebarnya informasi yang salah, terlebih yang bersifat provokatif dapat menimbulkan sentimen negatif yang memicu konflik. Apalagi kondisi menjelang Pemilu 2024 membuat banyak simpatisan melakukan kampanye dan melempar provokasi satu sama lain," tambah Zainuddin.

Ia mengimbau, masyarakat untuk aktif melakukan fact-checking mandiri maupun berjejaring, satu di antaranya melalui laman dan fasilitas cek fakta yang tersedia secara gratis misalnya melalui cekfakta.com.

Zainuddin juga berharap, pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai konsep disinformasi, misinformasi, dan malinformasi di internet.

"Kemudian mempraktikkan langkah-langkah cek fakta dengan baik dan benar, serta mampu menyikapi pemberitaan mengenai dinamika Pemilu 2024 dengan lebih kritis. Dengan demikian, diharapkan pemilu Indonesia yang lebih jernih dan minim dari susupan informasi palsu dapat terwujud," tutup Zainuddin.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya