Liputan6.com, Jakarta - Tingkah polah penggemar atau jemaah Gus Iqdam makin kocak saja. Kadang-kadang, para fans Gus Iqdam ini muncul jahilnya, termasuk para ukhti (perempuan).
Baca Juga
Advertisement
Hal itu terkadang mengganggu Gus Iqdam. Misalnya, saat ada emak-emak yang mencolek dan membelai-belai dagunya ketika dia hendak naik ke panggung.
Belakangan, beredar pula foto-foto Gus Iqdam sewaktu remaja, sekitar umuran SMA. Diduga kuat yang menyebarkan adalah fansnya.
Curhat Gus Iqdam ini menjadi salah satu di antara tiga artikel yang cukup menyita perhatian pembaca kanal Islami Liputan6.com, Minggu (17/9/2023).
Dua artikel lainnya yakni mengenai sikap PBNU tentang konflik di Pulau Rempang dan habib menjadi pimpinan Muhammadiyah.
Selengkapnya mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Curhat Gus Iqdam, Hidup Sudah Tak Aman dari Jahilnya Penggemar hingga Ukhti-ukhti
Melejitnya pendakwah muda asal Blitar, Jawa Timur Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam tidak bisa dipungkiri. Jemaahnya berjumlah ribuan orang saat pengajian, baik di Markas Sabilu Taubah, maupun di daerah-daerah.
Alih-alih cinta kepada gus-nya, kelakuan jemaahnya pun semakin aneh, tak terkecuali para ukhti yang kadang membuat Gus Iqdam merasa tidak aman karena kadang jahilnya berlebihan.
Entah apa yang ada di pikiran fans-nya Gus Iqdam ini. Barangkali, mereka mengibaratkan mubaligh muda ini layaknya artis Korea.
Curhatan Gus Iqdam mengenai posisisinya yang 'tidak aman' ini seperti tayangan TikTok @WONG PUSAT. Dalam tayangan singkat tersebut Gus Iqdam mengeluhkan perihal kelakuan jamaahnya, yang mencolek dagunya saat dirinya hendak naik panggung pengajian.
"Arep munggah panggung lho, jenggotku dingenekken, dilewek," ujar Gus Iqdam sambil memperagakan tangannya membelai dagu. Yang artinya dirinya saat mau naik panggung dagunya sampai dipegang-pegang orang.
Advertisement
2. Soal Pulau Rempang, Ketum PBNU: Masyarakat Tak Boleh Jadi Korban Investasi
Permasalahan yang muncul di Pulau Rempang menjadi perhatian berbagai pihak. Salah satunya Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Pulau Rempang harus mengedepankan kesentosaan masyarakat.
“Kesentosaan masyarakat harus dinomorsatukan. Masyarakat tidak boleh dijadikan korban atas investasi. Investasi harus dikembalikan ke maksud asalnya, yaitu kemaslahatan masyarakat, terutama masyarakat di wilayah destinasi investasi,” tegas Gus Yahya dalam konferensi pers di kantor PBNU Jakarta, Jumat (15/9/2023), dikutip dari laman NU Online, Sabtu (16/9/2023).
Gus Yahya menegaskan, walaupun ada pemahaman bahwa investasi dibutuhkan oleh negara, tapi investasi harus dijadikan peluang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya masyarakat di lingkungan destinasi itu sendiri.
“Seperti di Rempang tapi bermasalah. Investasi harus dikembalikan untuk masyarakat banyak, masyarakat tidak boleh menjadi korban. Apapun itu kesentosaan dari masyarakat itu nomor satu,” jelas Gus Yahya. “Masyarakat tidak boleh menjadi korban, karena itu melanggar tujuan investasi itu sendiri,” tegasnya.
3. Sayyid Jadi Pimpinan PDM Karanganyar, Tafsir: Tidak Mudah Habib Masuk Muhammadiyah
Dzurriyah Rasulullah atau keturunan Nabi Muhammad SAW begitu dimuliakan di berbagai belahan dunia. Paling kental terasa tentu saja di Indonesia.
Di Indonesia, keturunan Nabi disebut sayyid, habib, syarif, atau syarifah (jika perempuan). Mereka menempati starata sosial tersendiri karena nasabnya.
Bahkan dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah didirikan oleh tokoh yang bernasab hingga baginda Rasulullah SAW, yakni KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan.
Namun begitu, penghormatan terhadap habib terasa lebih kental di NU. Jarang habib yang bergabung di Persyarikatan Muhammadiyah.
Namun, pandangan ini tak sepenuhnya benar. Meski jarang, ada pula habib yang menjadi anggota Muhammadiyah dan bahkan menjadi pengurus.
Salah satunya di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Hal ini diketahui dari acara pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah/Áisyiyah (PDM/PDA) Kabupaten Karanganyar 2022-2027 pada (15/9/2023).
Advertisement