Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Indonesia merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Di sebagian daerah, peringatan kelahiran Rasulullah SAW ini sudah mulai digelar sejak memasuki bulan Rabiul Awal.
Setiap daerah memiliki tradisi khusus dalam merayakan Maulid Nabi. Umumnya, umat Islam membacakan kisah atau riwayat Nabi Muhammad SAW yang sudah dirangkum dalam kitab maulid seperti Maulid Ad-Diba', Simtudduror, Barzanji, dan lainnya.
Pada dasarnya, pengemasan acara Maulid Nabi yang berbeda-beda di setiap daerah tidak mengurangi rasa takzim seorang umat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Kegiatan untuk memperingati hari lahir manusia agung ini diharapkan dapat membuat seseorang cinta dan meneladani Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga
Advertisement
Perayaan Maulid Nabi tidak hanya dijumpai di kampung-kampung. Namun, sekolah maupun instansi pun banyak juga yang menggelar acara Maulid Nabi.
Biasanya, acara Maulid Nabi dikemas seperti tabligh akbar. Isinya bukan hanya pembacaan kitab maulid, tapi diselipkan tausyiah-tausyiah atau pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang relevan. Adapun sambutan-sambutan bisa dimasukkan ke dalam acara untuk melaporkan kegiatan Maulid Nabi terutama bagi mereka yang menggalang dana dari partisipasi masyarakat.
Sebagai panduan kegiatan, berikut ini contoh susunan acara Maulid Nabi yang singkat dan padat namun esensinya dapat. Rangkaian acara ini dapat menjadi referensi memperingati Maulid Nabi khususnya bagi panitia acara.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Contoh Susunan Acara Maulid Nabi
1. Pembukaan
Pembukaan acara memperingati Maulid Nabi bisa diawali dengan hadiah. Hadiah ini dapat berupa surah Al-Fatihah yang ditujukan kepada Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para ahli kubur yang bisa disebutkan.
2. Pembacaan Maulid
Selanjutnya bisa membaca Maulid Nabi. Ada beberapa kitab maulid yang dapat dibaca, seperti Maulid Diba’, Barzanji, Syaraful Anam, Simtudduror, atau Qasidah Burdah. Di tengah pembacaan maulid ini dapat diisi dengan sholawat-sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
3. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an
Ayat-ayat suci Al-Qur'an yang dibaca tentunya harus relevan dengan Maulid Nabi. Biasanya ayat yang dibacakan antara lain Al-Ahzab 21-22, Ali Imran 144-148, atau Al-Anbiya 107-112.
4. Sambutan
Sambutan dapat disampaikan oleh ketua pelaksana peringatan Maulid Nabi. Bisa juga oleh tokoh setempat, seperti kepala daerah, kepala desa, atau tokoh masyarakat.
5. Ceramah
Rangkaian berikutnya adalah ceramah. Sebenarnya isi ceramah tergantung oleh orang yang menyampaikannya. Pada umumnya penceramah menyampaikan tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW atau juga tentang kisah keteladanan Rasulullah SAW.
6. Doa (Penutup)
Rangkaian Maulid Nabi dapat ditutup dengan doa. Doa dapat dibacakan oleh tokoh agama. Tentu saja muslim yang hadir berharap doa tersebut dikabul oleh Allah SWT.
Itulah contoh susunan acara Maulid Nabi jika dikemas seperti tabligh akbar. Jika ingin sederhana, bisa cukup pembacaan maulid dan doa. Ditambah tausiyah atau ceramah juga boleh untuk mengenalkan teladan Nabi Muhammad SAW kepada umat.
Advertisement