Liputan6.com, Jakarta - Tragedi kebakaran Museum Nasional pada Sabtu malam, 16 September 2023, meninggalkan keprihatinan dan lusinan pekerjaan rumah untuk mengatasi dampak peristiwa, sekaligus mencegah bencana serupa terjadi di masa mendatang. Namun, ini bukan kali pertama insiden yang sama dialami koleksi museum yang juga dikenal sebagai Museum Gajah tersebut.
Merujuk buku L'Exposition coloniale internationale de 1931 oleh Michel Pierre, dikutip Senin (18/9/2023), koleksi Museum Nasional, yang saat itu masih dikenal sebagai Museum van Het Bataviaasch Genootschaap van Kunsten en Wetenschappen, termasuk yang terdampak kebakaran ketika mengikuti pameran kebudayaan di Bois de Vincennes, Prancis.
Advertisement
Disebutkan bahwa sebagai salah satu kekuatan kolonial penting saat itu, Kerajaan Belanda ikut serta dalam pameran Exposition Coloniale Internationale. Belanda menghadirkan sintesa budaya dari wilayah jajahannya, Hindia Belanda alias Indonesia.
Pada 28 Juni 1931, terjadi kebakaran yang menghanguskan paviliun Belanda beserta seluruh benda budaya yang dipajang di sana. Hanya sedikit artefak yang bisa diselamatkan, termasuk patung Siwa perunggu Jawa kuno, yang kini disimpan di Museum Nasional.
Penyebab kebakaran besar ini tidak pernah teridentifikasi. Namun, terdapat spekulasi bahwa saat itu, kebakaran mungkin disebabkan korsleting, bahan bangunan yang mudah terbakar, atau sabotase pelaku pembakaran. Kerugian material dan budaya diperkirakan mencapai hampir 80 juta franc.
Konon, pemerintah Prancis membayar kerugian yang diderita pemerintah kolonial Hindia Belanda. Uang tersebut kemudian digunakan untuk perluasan Museum Nasional.
Kebakaran Museum Nasional
Terkait insiden kebakaran Museum Nasional, akhir pekan kemarin, penghitungan jumlah kerugian masih akan ditindaklanjuti setelah mendapat izin dari Pusat Laboratorium Forensik (puslabfor). Pelaksana Tugas Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) Ahmad Mahendra menyatakan bahwa sampai saat ini, jumlah kerugian dan koleksi museum yang terbakar masih belum bisa dipastikan.
Hal tersebut dikarenakan masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut. "Kami sedang menunggu Puslabfor yang menginvestigasi. Kami juga sedang identifikasi mana-mana saja yang terdampak, jadi berfokus terhadap pengamanan cagar budaya," ungkap Mahendra saat jumpa pers di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Minggu, 17 September 2023.
Ia menyambung, "Kerugiannya belum bisa dihitung, (hasilnya) di inventaris, jadi kita enggak tahu, ternyata masih utuh semua enggak ada yang terbakar, kan kita enggak bisa (memutuskan) juga."
Mahendra menyebut, saat ini telah dibentuk tim untuk mengidentifikasi koleksi museum yang terdampak kebakaran. Insiden tersebut berdampak pada enam ruangan yang menampung koleksi prasejarah, dan sebagian koleksi yang terbakar adalah koleksi replika.
Advertisement
Tutup sampai Kapan?
Lebih lanjut, Mahendra menerangkan bahwa sampai saat ini, lama penutupan Museum Nasional belum dapat dipastikan, karena masih dalam proses penyelidikan. "Untuk penutupan, saya pikir kita menunggu juga (keputusan puslabfor), karena kita kan enggak bisa kalau belum selesai, kita juga enggak berani untuk membuka," jelasnya.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, mengatakan Puslabfor Bareskrim Polri tengah mengamati awal mula titik api penyebab kebakaran Gedung A Prasejarah di Museum Nasional Indonesia (MNI), lapor kanal News Liputan6.com per Minggu.
Ia juga menyatakan bahwa hingga kini, tim gabungan tengah mengevakuasi barang-barang bernilai sejarah yang masih bisa diselamatkan. Tim gabungan terdiri dari Puslabfor, penyidik polda dan polres, ahli artefak, serta ahli sejarah dari Museum Nasional.
Sementara itu, kata Komarudin, ada 14 orang saksi yang telah diperiksa. "Interogasi masih terus dilakukan, berjalan sampai siang hari ini, ada 14 (saksi) yang (dimintai keterangan) secara bergantian. Sudah ada posko terpadu di dalam untuk menggali informasi lebih dalam lagi terkait apa yang terjadi, serta siapa yang melihat dan aktivitas keseharian mereka," jelas Komarudin.
Saksi sampai Kronologi Kebakaran
Komarudin menyampaikan, 14 orang saksi yang dimaksud meliputi petugas keamanan hingga pekerja bangunan yang sedang bekerja di Museum Nasional. Ia menyebut, proses hukum bakal ditegakkan apabila terbukti ada unsur atau tindak pidana seiring proses penyelidikan.
Selain itu, lanjut Komarudin, beberapa kamera pengintai di lokasi kebakaran juga telah diamankan. Komarudin menyebut, rekaman CCTV itu akan diperiksa lebih lanjut.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkamart) Jakarta Pusat, Asril Rizal, mengungkap kronologi terjadinya kebakaran. Menurut dia, informasi awal kebakaran Museum Nasional itu diterima petugas pukul 20.00 WIB.
"Objek kebakaran Gedung Blok A (ruang pamer koleksi museum. Jenis bangunan semi permanen)," kata Asril dalam keterangannya, Sabtu malam. Ia menjelaskan, pada pengerahan awal, sebanyak delapan unit mobil pemadam kebakaran dan 32 personel diterjunkan dan tiba di lokasi pukul 20.07 WIB. Petugas pun langsung melakukan proses pemadaman.
Selama proses pemadaman berlangsung, Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat kembali menerjunkan petugas tambahan dengan total 14 unit mobil damkar dengan 56 personel. Hingga akhirnya, api kebakaran berhasil dikendalikan selama kurang lebih satu jam. "Waktu pendinginan 21.47 WIB," ujar Asril.
Advertisement