Liputan6.com, Jakarta - Presentasi koleksi ready-to-wear lini mode Mowalola rancangan desainer Mowalola Ogunlesi di London Fashion Week berbuah kontroversi. Pertunjukan yang berlangsung pada Sabtu, 16 September 2023, waktu London, itu dianggap melecehkan agama Islam karena satu desain rok mini.
Melansir Fashionista, Senin (18/9/2023), perancang busana asal Nigeria berusia 28 tahun itu memperlihatkan beberapa rok mini dengan desain bendera internasional tercetak di atasnya, termasuk bendera Jepang, Inggris, dan Arab Saudi. Dalam kasus bendera Arab Saudi, desainnya memuat kalimat Syahadat.
Advertisement
Karena kalimat Syahadat di bendera dianggap suci oleh umat Muslim, pencetakan bendera pada pakaian dianggap sebagai tindakan yang melecehkan. Segera setelah presentasi mode Mowalola, publik mengunjungi akun Instagram sang desainer, mengomentari emoji bendera secara massal dan meminta Ogunlesi menghormati teks tersebut dan meminta maaf atas desainnya.
Desainer itu kemudian menggunakan akun X-nya, sebelumnya Twitter, untuk menyindir komentar tersebut, menulis, "Cry me a river" dan "Rok mini yang jadi aksi perang pada 2023 sangat distopia." Unggahan ini telah dihapus.
Ketika desakan meminta maaf terus berlanjut secara online, Ogunlesi kembali ke X untuk mengungkap, "Salah satu inspirasi utama saya untuk SS24 adalah penggunaan bendera nasional dari berbagai negara. Setelah pertunjukan, saya menemukan bahwa salah satu bendera, Arab Saudi, menampilkan kata-kata suci, dan penggunaannya telah menimbulkan protes besar."
"Sekarang, setelah saya memahami topik ini, saya dengan tulus meminta maaf. Saya akan memastikan desain ini dihapus dari koleksi. Saya sangat menyesali segala kerugian atau pelanggaran yang mungkin ditimbulkan oleh kelalaian saya. Terima kasih telah meminta pertanggungjawaban saya, dan saya menghargai pengertian Anda, sementara saya belajar dari pengalaman ini," tandas desainer itu.
Kontroversi Lainnya
Meski tidak jelas kapan desain tersebut dihapus dari koleksi, Vogue Runway merespons dengan menghapus foto desain tersebut dari artikel online mereka. Namun, ini bukan satu-satunya kontroversi yang muncul di peragaan busana Musim Semi 2024 Mowalola.
Tampilan lain dari koleksi ini memperlihatkan dua model yang mengenakan kaus dengan tulisan "4 Slim People" tercetak di bagian depan, desain yang berasal dari koleksi Musim Semi 2004 karya Karl Lagerfeld.
Dalam unggahan di X, Minggu, 17 September 2023, Ogunlesi menanggapi komentar tentang desain tersebut, mengatakan, "Kemarahan Anda valid, tapi saya akan selalu punya selera humor. Saya 'membalik' tank top 4 Slim People Karl Lagerfeld. Itu lucu bagi saya karena saya belum pernah melihat plus-size di runway Chanel dan saya tidak pernah melihat kemarahan terhadap mereka."
Sebelum ini, publik sudah lebih dulu mengecam label fesyen asal Melbourne, Australia karena diduga menistakan agama. Kontroversi ini meluas setelah peragaan busana pada Maret 2023 memuat lafaz Allah dalam koleksi "busana transparan."
Melansir news.com.au, 16 Maret 2023, Melbourne Fashion Festival (MFF) telah mengeluarkan permintaan maaf setelah merek NOT A MAN'S DREAM menerima reaksi keras karena menampilkan teks Arab untuk "Allah" pada dua pakaiannya.
Advertisement
Disamakan dengan Hijab
Selain itu, penutup kepala yang dikenakan oleh salah satu model juga memperlihatkan desain yang disamakan dengan hijab. Namun, bahan busana itu sendiri tampak tipis, membuat publik yang marah semakin frustrasi.
"Kami memahami karya-karya tertentu yang ditampilkan sebagai bagian dari Closing Runway (Sabtu) malam telah menyebabkan kemarahan bagi beberapa anggota komunitas kami," kata festival tersebut dalam permintaan maafnya. "Festival tidak bermaksud tidak menghormati siapa pun dan kami mohon maaf atas pelanggaran yang ditimbulkan."
Pernyataan tersebut, yang diunggah ke akun Instagram MFF, selanjutnya menyatakan telah menghubungi desainer merek Samantha Saint James yang setuju untuk menghapus konten yang menampilkan koleksi busana tersebut dari kanal media sosial mereka.
Saint James menambahkan, "Saya minta maaf atas kesalahan atau kesan tidak hormat yang disebabkan bagian-bagian tertentu yang saya tunjukkan di landasan pacu MFF Sabtu malam. Saya jadi mengerti bagaimana beberapa pakaian menyebabkan pelanggaran. Itu kebalikan dari niat saya dan untuk itu, saya benar-benar minta maaf."
Ayat Al-Qur'an Jadi Desain Bikini
Tahun lalu, pengguna TikTok @__Abu.toz__ mengungkap kegeramannya setelah menemukan Playmate, sebuah toko online, kedapatan menjual bikini bermotif "ayat Al-Qur'an," melansir AsiaOne, 25 Juni 2022.
Muslim Amerika itu turun ke TikTok pada 19 Juni 2022 untuk menyampaikan keluhannya. "Apakah kalian bercanda?" ia bertanya, menunjuk ke busana hitam berhias tulisan Arab berwarna emas di latar belakang di videonya.
"Tolong, kita perlu melakukan sesuatu tentang ini. Mereka menggunakan cetakan Quran di bikini sekarang! Dan (ini) tidak menghormati Islam," tulisnya di TikTok.
Setelah mengakses situs web toko online tersebut, si pengguna TikTok menemukan bahwa Playmate mencantumkan alamatnya sebagai Paya Lebar dan jadi balistik di Singapura. "Singapura, saya kehilangan semua rasa hormat untuk negara Anda," kata orang Amerika itu.
Ia menambahkan, dirinya bisa saja menanggapi dengan ujaran kebencian, tapi itu tidak akan dilakukan. TikToker itu menjelaskan bahwa ia ingin "meminta pertanggungjawaban Singapura karena mengunggah hal-hal seperti ini di situs web mereka."
Advertisement