Liputan6.com, Banyuwangi - Salah satu kuliner Banyuwangi yang banyak dicari adalah nasi cawuk atau sego cawuk. Sajian nasi bercita rasa manis dan gurih ini biasanya disantap sebagai menu sarapan.
Rasa khas sego cawuk tersebut berasal dari kuah pindang. Uniknya, kuah pindang ini dimasak dengan cara gendam, sebuah teknik memasak yang hanya ada di Banyuwangi.
Gendam kuah pindang dilakukan dengan memanaskan gula pasir hingga menjadi karamel. Setelah menjadi karamel, selanjutnya ditambahkan air dan dibiarkan hingga mendidih.
Baca Juga
Advertisement
Jika sudah mendidih, selanjutnya aneka rempah seperti laos dan asam wadung dicampurkan ke air gula tersebut. Terakhir, ikan laut yang sudah dipindang dimasukkan ke dalam kuah dan dibiarkan hingga matang.
Sajian sego cawuk umumnya disajikan dengan aneka lauk lain, seperti pepes ikan laut, kikil, dendeng, dan telur. Selain itu, sego cawuk juga disajikan dengan gecok, yakni parutan kelapa muda yang dicampur dengan teri kecil.
Kehadiran sego cawuk di tengah masyarakat Banyuwangi tak lepas dari kebiasaan Suku Osing. Dahulu, sebelum ada peralatan makan sendok dan garpu, masyarakat menyantap makanan dengan menggunakan tangan langsung.
Oleh masyarakat Banyuwangi cara makan tersebut dinamakan cawuk. Soal harga, sego cawuk umumnya hanya dibanderol harga Rp10.000 sampai Rp15.000.
Hingga kini, sego cawuk masih menjadi salah satu makanan khas Banyuwangi yang banyak dicari. Beberapa warung sego cawuk pun bisa mudah ditemukan di setiap sudut Banyuwangi.
Penulis: Resla Aknaita Chak