8 Tanda Kamu Sudah Memiliki Kedewasaan Emosional

Terdapat delapan tanda bahwa kamu sudah memiliki kedewasaan emosional. Berikut ulasannya!

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 19 Sep 2023, 09:05 WIB
Ilustrasi bahagia. ©2019 Merdeka.com/Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Kedewasaan emosional merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi dalam kehidupannya secara sehat. Kedewasaan emosional memegang peranan penting dalam suatu hubungan karena hal ini dapat membantu kamu menyelesaikan konflik dan memasuki hubungan yang memuaskan dan sejahtera.

Menurut American Psychological Association (APA), kedewasaan emosional didefinisikan sebaai tingkat pengendalian dan ekspresi emosi yang tinggi dan tepat. Orang yang matang secara emosional merupakan orang yang sadar diri, selaras dengan emosinya, dan tahu cara mengelola emosinya.

Seorang ahli klinis, Eri Nakagami, Ph.D., LCSW. mengatakan bahwa individu yang matang secara emosional terus-menerus melatih berbagai keterampilan emosional dan kognitif untuk membantu mereka mengatasi situasi stres atau buruk dan mencapai resolusi yang sukses terhadap tantangan hidup.

Untuk mengetahui lebih dekat dengan kedewasaan emosional, berikut ulasannya, seperti yang dilansir ari halaman Verywell Mind pada Senin (18/09/23).

1. Kamu Mulai Berempati

Menjadi dewasa secara emosional berarti kamu mampu mengalihkan fokus dari kebutuhan dan sudut pandang sendiri dan fokus pada realitas emosional orang lain. Menurut psikolog klinis, Lisa Lawless Ph.D., seseorang yang memiliki kecerdasan emosional mampu memiliki empati dan menunjukkan kasih sayang kepada orang lain. 

Pikiran dan perasaan seseorang yang dewasa secara emosional dapat diungkapkan dengan cara yang sehat dan konstruktuif, memastikan bahwa mereka memperlakukan orang lain dengan hormat dan menuntut hal tersebut dari orang lain.

 


2. Kamu Mampu Mengenali dan Membagikan Perasaanmu

Ilustrasi curhat, ngobrol dengan teman. (Image by Freepik)

Orang yang telah mengembangkan kedewasaan emosional mampu mengenali perasaan merek dan memiliki pemahaman tentang apa yang memotivasi mereka untuk merasakan apa yang mereka rasakan. Hal ini merupakan dasar untuk mampu mengelola perasaanmu dengan cara yang sehat.

Perasaan seseorang dapat membantu mereka memahami alasan mereka bereaksi seperti itu, alih-alih melampiaskan perasannya secara tidak tepat atau menekannya.

3. Kamu Fleksibel dan Berpikiran Terbuka

Ciri penting lainnya dari seseorang yang dewasa secara emosional adalah mereka tidak kaku dalam berpikir. Hidup pada dasarnya penuh dengan tantangan dan orang yang matang secara emosional akan menanggapi tantangan hidup dengan pikiran terbuka dan kreatif.

Lawless mengatakan bahwa seseorang yang telah mengembangkan kematangan emosi yang kuat adalah orang yang fleksibel dan berpikiran terbuka serta mudah beradaptasi terhadap perubahan.

Mereka mampu mempertimbangkan ide-ide yang berbeda dari ide mereka sendiri sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk berkompromi dengan orang lain.

 


4. Kamu Bertanggung Jawab atas Tindakanmu

Ilustrasi sahabat, teman, curhat, kepercayaan. (Photo by Melissa Askew on Unsplash)

Orang yang dewasa secara emosional dapat mempertimbangkan bagaimana tindakan mereka akan berdampak pada orang lain dan akan mengambil tanggung jawab jika tindakan mereka pada akhirnya menyebabkan ketugian.

Mereka yang memiliki kedewasan emosional yang tinggi dapat dengan mudah meminta maaf, mengambil tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan tindakan mereka dengan memahami dan menerima konsekuensinya. Selain itu, mereka juga akan mengubah perilaku berbahaya karena mereka melihat kesalahan sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar.

5. Kamu Menetapkan Batasan yang Sehat

Mampu menetapkan dan mempertahankan batasan yang sehat adalah landasan untuk menjadi dewasa secara emosional. Artinya, kamu mampu menyatakan batasan emosional kamu kepada diri sendiri dan orang lain dan kamu mampu berpegang teguh pada batasan tersebut saat menghadapi konflik.

Kamu dapat menganggap menetapkan batasan sebagai bentuk perawatan diri, cinta diri, dan menghargai dirimu sendiri. Hal ini sebenarnya bukan hanya batasan untuk diri sendiri, melainkan juga agar orang lain mengetahui bahwa kamu memiliki batasan tertentu yang tidak boleh dilintasi orang lain.

 


6. Kamu Sudah Mampu Menyelesaikan Konflik

Ilustrasi memberikan semangat, berpelukan, sahabat, curhat. (Photo by Thirdman from Pexels)

Tidak dapat dipungkiri bahwa konflik akan muncul dalam hidup, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kamu menanganinya. Orang yang matang secara emosional akan berusaha menyelesaikan konflik, daripada memperpanjang keberadaannya atau keluar dari kekacauan yang ada.

Mempelajari cara mengelola konflik berarti mengembangkan beberapa keterampilan emosional dan perilaku tertentu. Mereka yang dewaa secara emosional dapat menyelesaikan konflik secara efektif karena mereka adalah pendengar aktif yang sangat baik dan terampil dalam menemukan penyelesaian. Bahkan ketika mereka menghadapi agresi atau manipulasi, mereka dapat mengatasinya dengan hormat dan tahu kapan harus melepaskan diri.

7. Kamu dapat Mengelola Stres dengan Cara yang Sehat

Orang yang matang secara emosional tidak akan berusaha menyingkirkan atau menghindari stres. Pada saat yang sama, mereka tidak akan putus asa kapan pun mereka menghadapinya. Sebaliknya, mereka akan belajar bagaimana mengelola stres tersebut. 

Menurut Lawless, manajemen stres adalah bagian besar dari kematangan emosi karena memungkinkan seseorang mengatur emosi dan menavigasi situasi sulit. Mempraktikkan perawatan diri sangat penting bagi semua individu dan mereka yang matang secara emosional menghargai hal ini serta selalu memastikan untuk mempraktikkannya.


8. Kamu Mampu Membentuk Hubungan yang Aman

Ada pasangan yang akan mengakhiri hubungan mereka jika tidak mendapatkan restu dari orang sekitar (Foto: Unsplash.com/Everton Vila)

Tanda penting dari kedewasaan emosi adalah kemampuan menjaga hubungan yang sehat dan aman dengan orang lain. Hal ini seringkali lebih mudah diperoleh pada individu yang telah mengembangkan gaya keterikatan yang aman.

Seorang ahli terapi pernikahan dan keluarga, Sefora Janel Ray, MFT. mengatakan bahwa keterikatan yang aman mengacu pada rasa percaya, keamanan, dan koneksi yang mendalam dan dikembangkan individu selama tahun-tahun awal melalui pengasuhan yang konsisten dan responsif.

Ketika kamu memikirkan tentang kedewasaan emosi, kamu akan melihat hubunganmu yang kuat dengan keterikatan yang aman, yang membentuk landasan bagi hubungan antarpribadi yang sehat dan seimbang.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya