USD Menguat 18 September 2023, Rupiah Besok Diramal Melemah ke 15.430

Untuk perdagangan besok, Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp.15.350- Rp. 15.430.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Sep 2023, 18:15 WIB
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat di awal pekan pada Senin, 18 September 2023.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa USD menguat meski pasar khawatir di tengah kekhawatiran atas penutupan pemerintahan AS, karena para anggota parlemen Partai Republik berdebat mengenai belanja pertahanan dan pemotongan belanja fiskal yang lebih luas.

Seperti diketahui, anggota parlemen AS memiliki waktu sekitar dua pekan untuk meloloskan rancangan undang-undang belanja baru dan menghindari penutupan.

"Selain itu, Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya ketika mengumumkan keputusan terbarunya pada hari Rabu, namun juga kemungkinan akan mempertahankan sikap hawkishnya, menandakan kemungkinan setidaknya satu kali kenaikan lagi pada tahun ini," kata Ibrahim dalam paparan tertulis pada Senin (18/9/2023).

Di Inggris, Bank of England juga mengadakan pertemuan pekan ini, dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk ke-15 kalinya pada hari Kamis mendatang.

Hal itu didorong oleh inflasi Inggris yang masih tinggi bahkan ketika perekonomiannya sedang naik.

"Meskipun demikian, prospek perekonomian secara keseluruhan terlihat cukup suram, dengan badan perdagangan manufaktur utama Inggris pada hari Senin memangkas perkiraan pertumbuhan sektor ini untuk tahun ini dan tahun depan, dengan alasan penurunan tajam dalam output pabrik dan ketidakpastian ekonomi," Ibrahim menyebutkan.

Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa BoE mungkin memberi sinyal berakhirnya siklus kenaikan suku bunga setelah perkiraan kenaikan suku bunga pada hari Kamis.

Rupiah 

Dalam penutupan pasar sore ini, Rupiah ditutup melemah 14 point walaupun sebelumnya sempat melemah 25 point dilevel Rp. 15.370 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.355.

"Sedangkan untuk perdagangan besok , mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.350- Rp. 15.430," kata Ibrahim.


Suku Bunga

Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

"Kenaikan suku bunga apa pun kemungkinan akan memberikan dukungan terhadap yen, mata uang ini masih mengalami kesulitan di tengah menurunnya minat carry trade dan semakin lebarnya kesenjangan antara suku bunga lokal dan AS," ungkap Ibrahim.

Pembuat kebijakan ECB Luis de Guindos, Frank Elderson dan Fabio Panetta dari ECB dijadwalkan akan berbicara pada Senin malam.

Komentar mereka akan dipelajari untuk mengetahui sejauh mana perbedaan pendapat dari anggota kelompok yang lebih hawkish mengenai indikasi berakhirnya siklus kenaikan suku bunga selama setahun setelah bank sentral menaikkan suku bunga utama sebesar 25 basis poin ke rekor tertinggi.


Tantangan Bank Indonesia

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ibrahim menyoroti tiga tantangan utama Bank Indonesia (BI) yang perlu dicermati oleh pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dalam beberapa tahun ke depan.

Ketiga tantangan tersebut antara lain meningkatnya fragmentasi ekonomi dan geopolitik yang bersumber tidak hanya dari konflik Rusia-Ukraina, namun juga tensi geopolitik antara Tiongkok dan Amerika Serikat serta bergesernya sumber pertumbuhan ekonomi dunia.

"Lalu, soal pesatnya perkembangan digitalisasi yang menyasar berbagai sektor ekonomi dan keuangan salah satunya sistem pembayaran, perlu didukung dengan inovasi yang memudahkan arus tranksaksi dalam perekonomian," kata Ibrahim.

Kemudian, perubahan iklim dan demografi penduduk secara global.

Seperti diketahui, dalam Paris Agreement, Indonesia berkomitmen untuk mereduksi emisi karbon sehingga dibutuhkan program transisi yang mampu turut menggerakkan faktor demografi demi mewujudkan ekonomi dan keuangan yang berkelanjutan.

Sedangkan, untuk menanggapi berbagai tantangan tersebut, maka BI memperkuat bauran kebijakan yang terintegrasi mencakup kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, keuangan inklusif, dan hijau.

Kemudian, pengembangan hilirisasi bernilai tambah tinggi untuk menopang ketahanan pangan, energi maupun sumber daya alam lainnya guna mendukung ketahanan ekonomi nasional.

Serta membuka kerjasama perdagangan dan investasi dengan skema yang menguntungkan, dapat mengoptimalkan hilirisasi, dan mampu memberdayakan sumber pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya