IHSG Lesu Terseret Bursa Asia, Mayoritas Sektor Saham Tertekan

Mayoritas sektor saham tertekan sehingga mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada Senin, 18 September 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Sep 2023, 17:12 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada penutupan perdagangan saham Senin (18/9/2023). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada penutupan perdagangan saham Senin (18/9/2023). Koreksi IHSG didorong mayoritas sektor saham yang tertekan dan bursa Asia melemah.

Dikutip dari data RTI, IHSG merosot 0,67 persen ke posisi 6.936,08. Indeks LQ45 turun 0,56 persen ke posisi 955,84. Sebagian besar indeks saham tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.999,39 dan terendah 6.928,77. Sebanyak 350 saham tertekan sehingga menekan IHSG. 184 saham menguat dan 217 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.328.046 kali dengan volume perdagangan 21,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 11 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.355.

Secara sektoral saham (IDX-IC), mayoritas berada di zona merah kecuali sektor saham energi naik 0,11 persen. Sektor saham basic merosot 1,7 persen, sektor saham industri terpangkas 0,29 persen, sektor saham nonsiklikal turun 0,73 persen, dan sektor saham siklikal susut 2,32 persen. Sektor saham siklikal catat koreksi terbesar.

Selain itu, sektor saham kesehatan terpangkas 0,53 persen, sektor saham keuangan merosot 0,76 persen, sektor saham properti turun 0,36 persen, sektor saham teknologi melemah 1,5 persen, sektor saham infrastruktur terbenam 0,07 persen dan sektor saham transportasi merosot 2,05 persen.


Top Gainers-Losers pada 18 September 2023

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham TGUK melambung 34,56 persen
  • Saham SATU melambung 34 persen
  • Saham PDES melambung 25 persen
  • Saham HITS melambung 24,60 persen
  • Saham SULI melambung 24,24 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MSIN merosot 24,79 persen
  • Saham POLU merosot 20,75 persen
  • Saham GRIA merosot 19,05 persen
  • Saham IRRA merosot 17,95 persen
  • Saham TPMA merosot 14,29 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham PGEO tercatat 67.837 kali
  • Saham INET tercatat 54.388 kali
  • Saham BABP tercatat 45.795 kali
  • Saham BRPT tercatat 36.577 kali
  • Saham SICO tercatat 23.307 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham PGEO senilai Rp 733,2 miliar
  • Saham AMMN senilai Rp 644,9 miliar
  • Saham BRPT senilai Rp 495,2 miliar
  • Saham MEDC senilai Rp 343,2 miliar
  • Saham BBRI senilai Rp 326,6 miliar.

Bursa Saham Asia Pasifik pada 18 September 2023

Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Bursa saham Asia Pasifik tergelincir pada perdagangan Senin, 18 September 2023. Bursa saham Asia Pasifik tertekan seiring investor bersiap hadapi keputusan sejumlah bank sentral pekan ini.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,67 persen ke posisi 7.230,4. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 1,02 persen ke posisi 2.574,74. Indeks Kosdaq terbenam 0,86 persen ke posisi 891,29. 

Di Hong Kong, indeks Hang Seng susut 1,4 persen. Sementara itu, bursa saham China menguat 0,51 persen ke posisi 3.727,71. Penguatan indeks CSI 300 ini pertama kali dalam empat hari. Sedangkan bursa saham Jepang libur.

Adapun pada pekan ini, sejumlah bank sentral gelar pertemuan. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan mengumumkan hasil keputusan pertemuan pada Kamis pekan ini waktu Asia. Sedangkan Bank Sentral Australia akan merilis ringkasan hasil pertemuan pada 5 September 2023. Demikian dikutip dari CNBC.

Pada Jumat pekan ini, Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang juga akan memutuskan kebijakan moneternya dan pelaku pasar akan mencermati kejelasan kapan Bank of Japan akan mulai mengalihkan ke kebijakan moneter sangat longgar atau ultra-easy monetary.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya