Liputan6.com, Jakarta Ombudsman Republik Indonesia mengidentifikasi terdapat tiga faktor yang menyebabkan harga beras nasional semakin mahal. Faktornya yakni permasalahan harga beras iklim, permasalahan di hulu, dan permasalahan di hilir.
"Kalau kita lihat saat ini harga beras tinggi, penyebabnya apa? kita mengidentifikasi setidaknya ada 3 penyebab yang bisa berkontribusi," kata Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika dalam konferensi pers, di Kantor Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Senin (18/9/2023).
Advertisement
Faktor pertama, yakni permasalahan iklim. Menurutnya, permasalahan iklim sebenarnya tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kenaikan harga beras. Pasalnya, meskipun disuatu daerah ada yang mengalami penurunan produksi padi akibat kekeringan, maka produksinya masih bisa dipasok dari daerah lain.
"Sejauh mana apakah permasalahan iklim ini bisa disimpulkan. Misalnya saat ini nasional terjadi penurunan produksi padi karena iklim? kami tidak bisa jawab itu, namun kalau kita berbicara spesifik lokasi maka pengaruh iklim itu ada di lokasi tertentu. Apakah berlaku general di semua wilayah? belum tentu," ujarnya.
Faktor kedua, yakni permasalahan di hulu yang meliputi luas lahan pertanian yang menurun, keterbatasan sarana produksi pertanian, permasalahan benih, hingga permasalahhan subisidi pupuk.
Yeka menyampaikan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per tahunnya terdapat 200 ribu hektar luas lahan pertanian di Indonesia mengalami penurunan.
Lahan Pertanian Terus Tergerus
Dengan demikian, apabila tidak terjadi percetakan lahan baru dan tidak dilakukan inovasi untuk meningkatkan intensitas tanaman, maka luas lahan pertanian di Indonesia akan terus tergerus dan produksi pertaniannya pun menurun.
"Ada keterbatasan sarana produksi pertanian, ada permasalahan benih. Nah benih ini menarik, siapa di republik ini yang menjamin benih ini brkualitas? tidak ada, belum lagi persoalan subsidi pupuk. Itu permasalahan di hulu," ujarnya.
Selanjutnya, faktor ketiga yaitu permasalahan di hilir yang meliputi komponen produki naik yang terdiri dari sewa lahan naik, pupuk naik, BBM naik.
Advertisement
Pasokan Gabah Berkurang
Kemudian, permasalahan di hilir lainnya adalah berkurangnya pasokan gabah dari petani, penggilingan padi kecil mati, produksi beras menurun, ketidakpastian atua keterlambatan impor beras, sehingga pasokan beras menjadi tidak terantsipasi.
"Kalu permasalahan di hilirnya ada komponen produksi naik, sewa lahan naik, pupuk, BBM naik. Dari yang 2021 di luar sewa lahan Rp 8 juta sekarang naik Rp 12-16 juta per hektar per musik tanam di luar sewa lahan," pungkasnya.