Liputan6.com, Jakarta - Ngaji Kebangsaan bersama 700 pemuda Jakarta menghadirkan Dahnil Anzar Simanjuntak. Sebagai seorang tokoh politik nasional, dia berpesan untuk tidak pernah behenti belajar, terus beradaptasi dengan keadaan, dan tidak buta politik.
"Pemuda yang masuk ke dunia politik bukan berarti harus terjun ke dalam politik praktis. Politik maknanya luas menyangkut segala lini kehidupan, termasuk organisasi, soasial, budaya, ekonomi dan pertahanan serta kemasyarakatan," kata Dahnil di Masjid Sya'airullah seperti dikutip dari keterangan tertulis diterima, Senin (18/9/2023).
Advertisement
Dahnil juga menyampaikan, masjid harus menjadi pusat peradaban, menjadi tempat berbagai macam hal positif dibahas dan didiskusikan. Dia pun berbangga, sebab pada kesempatan kali ini, Kawula Muda Bela Negara memberikan kontribusi materil dan pendampingan untuk lahirnya UMKM yang dibina oleh Yayasan Pena Ilmu yang membina 50 Masjid di Jakarta Timur.
"Saya harap acara-acara seperti ini terus di selenggarakan, agar bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pencerahan mengenai wawasan kebangsaan bagi pemuda-pemudi," sambung Dahnil.
Dahnil menyampaikan, dalam konteks perspektif yang luas, UMKM dapat diartikan sebagai bentuk bela negara. Karena melalui UMKM maka ada gerakan ekonomi kerakyatan berbasis komunal di setiap rumah ibadah.
"Semoga Kawula Muda Bela Negara menjadi organisasi yang menghimpun seluruh elemen pemuda yang nantinya bisa berkolaborasi, bertukar gagasan dan pikiran untuk kemajuan NKRI dalam rangka berkhidmat kepada umat dan bangsa," Dahnil menandasi.
Diinisiasi Yayasan Pena Ilmu
Sebagai informasi, Ngaji Kebangsaan diinisiasi oleh Yayasan Pena Ilmu.
Turut hadir dalam acara yaitu Pembina Yayasan Pena Ilmu KH. Irvan Yusuf, Ketua Yayasan Pena Ilmu Ericko Utama, M.Si dan Komandan Organisasi Kawula Muda Bela Negara Rachmat Tri Fahmi yang didampingi jajaran pengurusnya yaitu Valdy Ashab Firdausi selaku bendum, Gibraltar Marasabessy selaku Sekjen dan Muhamad Mulyono selaku Korbid OKK.
Advertisement