Pupuk Kaltim Komitmen Bantu Pemerintah Dorong Dekarbonisasi

Kesinambungan komitmen dalam mendorong dekarbonisasi dan mencapai target Net Zero Emission, terus diperluas PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim)

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Sep 2023, 20:36 WIB
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim)

Liputan6.com, Jakarta Kesinambungan komitmen dalam mendorong dekarbonisasi dan mencapai target Net Zero Emission, terus diperluas PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui program Community Forest, dengan penanaman berbagai jenis pohon untuk memberi manfaat di masa depan.

Kali ini Pupuk Kaltim mengajak sekaligus melibatkan seluruh perusahaan di Pupuk Indonesia Grup, untuk turut serta berpartisipasi melalui aksi nyata community forest sebagai bentuk komitmen bersama terhadap pelestarian lingkungan dan kawasan.

Langkah ini pun ditandai penanaman serentak berbagai bibit oleh ratusan karyawan Pupuk Kaltim, bersama perwakilan anak perusahaan Pupuk Indonesia Grup di halaman parkir GOR Pupuk Kaltim, pada rangkaian Pupuk Indonesia Quality Improvement Innovation Convention (PIQI).

Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, mengungkapkan perluasan community forest merupakan salah satu langkah aktif Pupuk Kaltim mendorong dekarbonisasi melalui komitmen penanaman berbagai jenis pohon, dengan target 10 juta bibit di tahun 2030. Langkah ini sejalan dengan prinsip Environment, Social dan Governance (ESG) yang diusung Pupuk Kaltim dalam meningkatkan kinerja keberlanjutan.

Persebaran penanaman bibit tidak hanya di lingkungan Pupuk Kaltim, tapi juga menyasar berbagai wilayah di Indonesia dengan partisipasi aktif sejumlah pihak yang turut peduli terhadap perbaikan lingkungan. Diantaranya kolaborasi bersama TNI, Pemerintah Daerah maupun organisasi lingkungan bersama masyarakat yang berfokus di kawasan timur Indonesia.

"Program ini tidak hanya menyasar perbaikan lingkungan tapi juga mendorong aspek pemberdayaan untuk pemanfaatan lahan tidur, agar kedepan bibit yang ditanam turut memberi manfaat bagi masyarakat," terang Soesilo.

 


Tahap Pertama

Pabrik Pupuk Kaltim. (Liputan6.com/ ist)

Dijelaskan Soesilo, community forest menjadi program tahap pertama dekarbonisasi yang difokuskan Pupuk Kaltim pada carbon offset, dengan target sebesar 600.000 ton CO2 eq per tahun.

Sementara tahap kedua, Pupuk Kaltim akan memfokuskan realisasi pada low carbon sourcing dan carbon capture storage, sebagai kesinambungan langkah korporasi dalam menciptakan iklim usaha yang lebih hijau dan bebas emisi karbon.

Untuk itu, Pupuk Kaltim tidak hanya mendorong peran serta berbagai pihak di lingkup eksternal, tapi juga keaktifan karyawan bersama keluarga besar perusahaan dengan turun langsung melakukan aksi pelestarian lingkungan untuk penanaman hingga perawatan pertumbuhan berbagai jenis bibit.

Dimana dari 10 juta target pohon yang akan ditanam, 6 juta diantaranya difokuskan kepada tanaman mangrove untuk merehabilitasi kawasan pesisir, serta 4 juta lainnya penanaman berbagai jenis bibit pohon hingga buah-buahan.

"Community forest bagian dari komitmen Pupuk Kaltim dalam mendukung program pemerintah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan melalui pendekatan integratif, sekaligus upaya menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 32 persen," tambah Soesilo.

 


Apresiasi

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menggelar dialog dengan petani durian di Banyuwangi

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, mengapresiasi Pupuk Kaltim yang terus meningkatkan realisasi perluasan program, yang kali ini turut melibatkan perwakilan seluruh perusahaan di lingkungan Pupuk Indonesia Grup untuk secara bersama terlibat aktif dalam perbaikan lingkungan.

Rahmad pun mendorong community forest semakin diperluas Pupuk Kaltim, agar lahan tidur maupun kritis yang ada bisa dioptimalkan kembali melalui penanaman berbagai jenis pohon dan komoditas.

"Dari perluasan community forest, perwujudan prinsip ESG yang dikedepankan Pupuk Kaltim dalam mendorong keberlanjutan diharap dapat menjadi tolok ukur kontribusi dunia industri terhadap lingkungan dan sosial," pungkas Rahmad Pribadi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya