Liputan6.com, Gorontalo - Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo berhasil menggagalkan masuknya ratusan kilogram (Kg) daging ular ilegal. Daging hewan melata tersebut diselundupkan melalui pelabuhan Kota Gorontalo.
Menurut informasi yang didapatkan Liputan6.com, daging ular tersebut dikemas dalam sebuah boks putih. Boks yang berisi ular beku tersebut tertutup rapat agar tidak terdeteksi oleh petugas.
Baca Juga
Advertisement
Ular jenis Python tersebut dibawa dari Sulawesi Tengah (Sulteng). Rencananya, satwa dengan nama latin Pythonidae ini, akan dipasarkan di wilayah pasar ekstrem yang ada di Sulawesi Utara (Sulut).
Dari pelabuhan Gorontalo, menuju Sulut akan diangkut menggunakan transportasi darat. Namun, baru saja sampai di Gorontalo, barang tersebut langsung disita oleh Balai Karantina.
Nining Kasipu Paramedik Karantina Hewan, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo mengatakan, ular beku tersebut tidak disertai dokumen resmi dari daerah asal.
"Kami langsung melakukan tindakan penahanan. Selanjutnya, barang tersebut ditolak ke daerah asal," kata Nining.
Sementara itu, pelanggaran lain yang dilakukan oleh pemilik ialah larangan membawa satwa jenis ular. Sebab, daging ular bukan termasuk pangan yang harus dijual dan dikirim lintas daerah.
"Ular itu bukan termasuk pangan, baru di situ saja sudah melanggar. Apalagi tidak disertai dokumen resmi," ujarnya.
Pihaknya menegaskan bahwa tindakan penolakan dilakukan sebagai upaya untuk mencegah masuknya Hama Penyakit Hewan ke tanah serambi Madinah.
"Kami terus berkomitmen melakukan pengawasan keamanan pangan di Gorontalo, maka dari itu kami lakukan pemeriksaan setiap penumpang yang datang," ia menandaskan.
Olahan Daging Ular
Ular merupakan jenis hewan reptil yang banyak ditakuti manusia. Ular adalah hewan buas yang dapat membahayakan nyawa. Meski menyeramkan, ternyata banyak orang yang menjadikan olahan daging ular sebagai makanan favorit. Konon olahan daging ular memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan.
Salah satu negara yang warganya gemar mengonsumsi olahan daging ular adalah Vietnam. Hidangan berbahan dasar ular dapat ditemui di restoran di Vietnam.
Warga Vietnam percaya bahwa daging ular memiliki nutrisi yang baik bagi kesehatan. Selain dagingnya, darah ular uja kerap dijadikan campuran minuman beralkohol.
Olahan daging ular juga dapat ditemui di Indonesia, tepatnya di wilayah Sulawesi Utara, di Kota Manado. Berikut tiga olahan daging ular dirangkum Liputan6.com
1. Satai Ular
Olahan daging ular yang paling umum ditemui adalah satai ular. Salah satu rumah makan di daerah Mangga Besar, Jakarta, menyajikan satai ular kobra bagi para penggemar kuliner ekstrem. Rumah makan bernama King Cobra House ini memang menyajikan berbagai menu olahan daging ular sejak mulai usahanya pada 1965.
Hidangan satai ular juga dapat ditemui di salah satu desa di Vietnam. Menu ini menjadi favorit para turis asing yang berkunjung ke Desa Le Mat yang ada di wilayah Viet Hung Ward. Letak desa ini tak terlalu jauh dari pusat kota Hanoi di Vietnam. Selain menikmati hidangan ular, wisatawan juga dapat belajar cara menangkap sampai mengolahnya menjadi masakan yang menggugah selera.
2. Se Gang
Se Gang merupakan kuliner khas China yang sudah ada sejak dulu. Nama Se Gang dikenal juga sebagai sop ular khas Kanton, yang tak hanya menggunakan daging ular saja sebagai bahan utamanya. Biasanya Se Gang dicampur dengan tulang babi, potongan ayam dan berbagai rempah untuk menghasilkan kuah kaldu yang kuat. Makanan ini sangat digemari di Hong Kong, terutama saat musim dingin karena efeknya yang menghangatkan.
3. Ular Rebus
Ular menempati peringkat pertama sebagai hidangan ekstrem yang digemari banyak orang Vietnam. Daging ular biasanya disajikan dengan beragam hidangan, lengkap dengan minuman rice wine yang dicampur dengan darah ular. Daging ular diyakini dapat membantu menurunkan demam, menyembuhkan sakit kepala, hingga meningkatkan sistem pencernaan.
Biasanya daging ular dimasak dengan cara direbus atau digoreng menggunakan daun sereh. Banyak juga yang menyiapkan daging ular ini dengan irisan cabai, aneka sayuran yang masih segar, kemudian direbus dalam panci menyerupai hot pot. Untuk pelengkapnya, ular rebus ini dinikmati dengan segelas wine yang dicampur dari darah ular yang baru saja disembelih. Jadi jangan kaget ketika menemukan menu ekstrem ini di restoran tradisional yang ada di Vietnam.
Advertisement