Liputan6.com, Jombang - Sebanyak 30 orang warga Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur mengalami sakit dengan gejala yang sama usai memakan berkat dari acara pengajian di salah satu rumah warga.
Gejala yang dialami puluhan warga Desa Jatirejo itu umumnya sama, yaitu mereka merasa mual dan muntah setelah menyantap makanan berkat.
Advertisement
Kepala Puskesmas Cukir dr Rokhmah Mualidina mengemukakan di puskesmas ini terdapat 30 orang pasien yang sakit dengan gejala mirip seperti mual, pusing hingga diare. Mereka datang sejak Jumat (15/9) malam.
"Ada 30 pasien yang datang sejak Jumat (15/9) malam. Yang lainnya Sabtu (16/9) pagi. Dari 30 pasien tersebut, 12 orang dilakukan rawat inap dan sisanya rawat jalan," katanya di Jombang, dilansir dari Antara, Senin (18/9/2023).
Dijelaskan Rokhmah, kondisi pasien yang ia tangani beragam, ada yang sakit dengan gejala ringan tapi juga ada yang diare berat hingga dehidrasi.
Pasien yang mengalami gejala ringan, diperbolehkan pulang, sedangkan pasien yang mengalami gejala berat dilakukan rawat inap.
Menurut dia, dari 12 pasien yang dilakukan rawat inap di puskesmas ini, kondisinya sudah membaik. Petugas medis masih mengevaluasi kondisi kesehatan mereka sebelum diperbolehkan pulang.
"Kebetulan saya sudah visit dan dari 12 orang pasien tersebut 11 orang sudah dibolehkan pulang. Yang masih rawat inap karena diare saja," ujarnya.
Rokhmah Mualidina juga menjelaskan tim medis juga sudah mengambil sampel dari makanan yang diduga menjadi penyebab warga sakit tersebut.
Sampel makanan tersebut dilakukan uji laboratorium di Surabaya, untuk memastikan kandungan di makanan itu sehingga memicu terjadinya sakit warga.
Kesaksian Warga yang Mengaku Keracunan
Sementara itu, Mustakim, salah satu warga yang masih dirawat mengatakan dirinya dengan warga lainnya awalnya ikut pengajian di rumah tetangga pada Jumat malam. Pesertanya sekitar 60 orang di pengajian tersebut.
Setelah selesai, tuan rumah juga membawakan berkat. Kemudian, berkat yang dibawa pulang itu dimakan di rumah. Ia mencicipi siomai, namun saat itu rasanya pahit sehingga dibuang.
"Yang agak aneh siomai. Setelah makan rasanya agak pahit, jadi dibuang. Saya juga makan telur dan kentang," katanya.
Dirinya mengaku merasa tidak enak badan setelah makan itu. Pada Jumat malam ia sudah bolak balik dari toilet dan lebih parah pada Sabtu, sehingga dibawa ke puskesmas.
Warga yang mengalami sakit seperti dirinya ternyata juga banyak. Selain dirawat di puskesmas ada juga yang dirawat di rumah sakit swasta, demikian kata Mustakim.
Advertisement