Badan Geologi Sebut Gas Metan Tersebar di TPA Sarimukti, Risiko Kebakaran Masih Besar

Di beberapa titik lokasi yang dekat dengan titik asap, terutama di Zona II, III, dan Zona IV kandungan metan terukur masih tinggi dan dapat terbakar apabila dipicu oleh adanya api.

oleh Arie Nugraha diperbarui 20 Sep 2023, 02:00 WIB
Sejumlah area di PA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih tampak diselimuti asap, 30 Agustus 2023. (Dikdik Ripaldi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Tim ahli Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyatakan beberapa lokasi dengan kandungan gas metan yang tinggi (>100 persen LEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Dengan masih tingginya kandungan gas metan TPA Sarimukti yang terbakar sejak Sabtu, 19 Agustus 2023, memberikan peluang terjadinya kebakaran apabila dipicu oleh adanya api.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan, otoritasnya telah mengirimkan tim ahli berikut peralatan yang dapat membantu proses pemadaman sebagai tindakan tanggap darurat penanganan kebakaran pada Rabu, 13 September 2023.

"Tim Badan Geologi melakukan pemotretan dengan kamera thermal melalui drone untuk menangkap gambar dengan memanfaatkan suhu panas. Selain itu, dilakukan pemeriksaan gas metan yang terdapat dalam lokasi TPA karena dikhawatirkan terjadi tumpukan gas berbahaya yang bisa mengakibatkan ledakan yang tidak diinginkan atau kebakaran yang lebih besar dari sebelumnya," ujar Hendra dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Senin, 18 September 2023.

Hendra mengatakan kesimpulan dari hasil lain pemeriksaan gas metan tersebut, di beberapa titik lokasi yang dekat dengan titik asap, terutama di Zona II, III, dan Zona IV kandungan metan terukur masih tinggi dan dapat terbakar apabila dipicu oleh adanya api.

Sumber gas metan diduga berasal dari bagian bawah dari timbunan sampah dengan kedalaman yang belum diketahui.

Hendra menyebutkan rekomendasi yang diberikan PVMBG Badan Geologi penanganan titik api maupun titik munculnya asap di lokasi kebakaran di Zona I, II, III, dan IV disarankan agar dilakukan penyiraman menggunakan air secara tuntas hingga seluruh titik api maupun titik asap tidak muncul lagi.

"Penanganan titik api dan titik asap dengan menggunakan lumpur yang disemprotkan bisa dilakukan di Zona I, serta dilakukan penyiraman secara rutin agar lumpur tetap dalam kondisi basah, hingga semua titik api dan titik asap yang muncul hilang," kata Hendra.

Hendra menegaskan penanganan titik api maupun titik asap ini tidak menghilangkan kandungan metan di bagian dalam atau sumbernya.

Sehingga tetap diperlukan kehati-hatian didalam penanganan titik api maupun titik asap agar tidak lagi terbakar.

Sejauh ini dari Badan Geologi yaitu melakukan pemeriksaan gas metan di lokasi TPA oleh Tim Gunung Api; dan melakukan identifikasi sebaran titik panas di area TPA oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

"Pemeriksaan gas metan dilakukan tanggal 13-14 September 2023. Identifikasi sebaran titik panas menggunakan drone termal tanggal 12-13 September 2023," ucap Hendra.

Sebelumnya, Pemerintah Jawa Barat memperpanjang masa tanggap darurat penanganan kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.

Sebelumnya pada Senin, 11 September 2023 menjadi hari terakhir masa tanggap darurat penanganan kebakaran TPS Sarimukti yang terjadi sejak Sabtu (19/8/2023) oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

Dicuplik dari kanal Regional Liputan6.com, menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, selama dua pekan mendatang atau hingga 24 September 2023 penanganan pemadaman TPA Sarimukti diambil alih oleh otoritasnya.

"Tentunya kami berharap tidak diperpanjang (tanggap darurat) terus apalagi kini sedang pemadaman. Ini bukan berarti dengan dua minggu nanti akan diperpanjang lagi tentu tidak. Jadi yang pasti kita juga ingin padam dalam dua minggu ini. Dan juga mohon ke masyarakat bersama-sama mengurangi sampah dari rumah, mulai memilah-milah sampah dari rumah kita biasakan. Khususnya yang organik juga dipisahkan dari awal," ujar Bey, Bandung, Selasa, 12 September 2023.

Bey mengaku bahwa penanganan kebakaran TPA Sarimukti ini terkendala dengan tingginya tumpukan sampah yang ada di lahan tersebut.

Bey menyebutkan padamnya api di permukaan atas sampah, belum tentu berlaku serupa dengan api yang masih membakar sampah yang ada dibawahnya.

Sehingga, terdapat beberapa strategi baru yang bakal diterapkan dalam upaya pemadaman api di TPA Sarimukti seperti menggunakan lumpur dan tanah yang sebelumnya tak dilakukan.

"Titik api itu dipadamkan dengan air, belum tentu padam karena itu kan dalam sekali tumpukannya. Mudah-mudahan dengan lumpur ini benar memastikan titik api padam," kata Bey.

Bey optimis dengan cara baru ini sejumlah api yang masih membakar sampah di TPA Sarimukti dapat segera diatasi.

Cara lainnya, sebut Bey, adalah dengan sistem kluster. Zona lokasi kebakaran akan dibagi beberapa petak yang dipisahkan dengan jalan sehingga memudahkan jangkauan pemadaman.

"Optimis akan tertangani dengan beberapa cara baru ya, seperti dengan lumpur. Kemudian membuat klaster (tiap zona) yakni dikotak-kotak sehingga ada jalan memudahkan menjangkau titik apinya," ucap Bey.

Otoritasnya juga akan mengupayakan modifikasi cuaca melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) agar suhu panas yang menjadi salah satu penyebab awetnya api di TPA Sarimukti.

"Nanti juga mungkin kita akan berkoordinasi dengan BMKG, yaitu membuat modifikasi cuaca karena kondisinya kan memang darurat sekali ya berdampak ke sampah-sampah di kota agak terkendala (pembuangannya)," tukas Bey.

 


Lahan Pengganti TPA Sarimukti

Sebelumnya, Pemerintah Jawa Barat menyatakan dikabarkan bakal segera memutuskan lahan penampungan sampah pengganti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang terbakar sejak Sabtu, 19 Agustus 2023.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, hal itu disampaikan usai menggelar rapat penanganan program prioritas dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Untuk TPA darurat sedang menunggu asesmen dari ITB (Institut Teknologi Bandung) kalau dalam dua hari ini sudah ada asesmen dari ITB, sudah disetujui akan dibuka lahan baru (lahannya) masih disana (Sarimukti). (Status darurat sampah) masih sampai 24 September karena kita juga bekerja sama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk pemadamannya," ujar Bey dalam siaran persnya, Bandung, Jumat, 8 September 2023.

Bey menegaskan penanganan TPA Sarimukti menjadi hal pertama yang akan dikerjakan dalam waktu dekat.

Pasalnya, tempat pembuangan darurat yang disediakan di area TPA Sarimukti hampir penuh. Bey mengingatkan persoalan sampah khususnya di Bandung Raya tidak bisa mengandalkan kinerja otoritasnya.

"Juga sebetulnya sudah ada kerjasama dengan daerah-daerah itu untuk mengurangi sampahnya. Sampah ini tidak hanya provinsi, harus dengan kota kabupaten, dan tentunya masyarakat juga," kata Bey.

Bey mengatakan Pemerintah Jawa Barat tengah berusaha menuntaskan pemadaman api di TPA Sarimukti. Dari inventarisasi sementara, pemadaman di TPA Sarimukti sudah diangka 50 persen.

Artinya, proses pemadaman dan pendinginan peristiwa kebakaran di TPA Sarimukti hampir setengahnya telah terkendali alias padam.

"Ada kemajuan, api sudah 50 persen padam," tukas Bey.

Selain sampah, rapat tersebut dituturkan Bey membahas sejumlah hal prioritas lainnya seperti persoalan kekeringan yang akan segera diselesaikan oleh Pemerintah Jawa Barat.

Sebelumnya, sebanyak empat daerah di kawasan Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat bersepakat mengurangi pengiriman sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti.

Pasalnya, TPA Sarimukti kini tengah dilakukan pemadaman akibat kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/8/2023) dari udara (water bombing).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya