Xi Jinping Disebut Diktator, Kemlu China Protes ke Menlu Jerman

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock diketahui merupakan pengkritik keras China.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Sep 2023, 18:00 WIB
Presiden China Xi Jinping, tengah, duduk setelah memberikan pidato pada upacara pembukaan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China yang berkuasa di Beijing, Minggu (16/10/2022). Tema menyeluruh yang muncul dari kongres Partai Komunis China yang sedang berlangsung adalah salah satu dari kontinuitas, bukan perubahan. Pertemuan selama seminggu itu diharapkan untuk mengangkat kembali Xi sebagai pemimpin, menegaskan kembali komitmen terhadap kebijakannya selama lima tahun ke depan dan mungkin meningkatkan statusnya lebih jauh sebagai salah satu pemimpin paling kuat dalam sejarah modern China. (Foto AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - China mengajukan komplain kepada Jerman setelah menteri luar negerinya menyebut Presiden Xi Jinping sebagai "diktator", kata Kementerian Luar Negeri China pada Senin (18/9/2023). Pihaknya mengatakan bahwa panggilan itu "tidak masuk akal" dan "provokasi politik terbuka".

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyampaikan pernyataan tersebut dalam wawancara langsung dengan Fox News pekan lalu ketika ditanya tentang perang Rusia terhadap Ukraina. 

"Jika Putin memenangkan perang ini, apa tandanya bagi diktator lain di dunia, seperti Xi, seperti presiden China?" katanya, seperti dikutip CNA, Selasa (19/9/2023). 

Menanggapi pernyataan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan pernyataan Baerbock "sangat tidak masuk akal" dan melanggar martabat politik negaranya. 

"Itu adalah provokasi politik terbuka," kata Mao pada konferensi pers reguler, seraya menambahkan bahwa China telah mengajukan keluhan kepada Jerman.

Ini bukan kali pertama Baerbock mengeluarkan komentar pedasnya terhadap China. Bahkan, ia diketahui merupakan pengkritik keras negara di bawah kepemimpinan Xi Jinping itu.

Sebelumnya pada Agustus 2023, ia mengatakan China memberikan tantangan terhadap "dasar-dasar hidup bersama di dunia".

Baerbock menggambarkan aspek-aspek perjalanan ke China sebagai sesuatu yang "lebih dari sekadar mengejutkan" dan mengatakan bahwa Beijing semakin menjadi saingan sistemik dibandingkan mitra dagang.


Joe Biden Pernah Panggil Xi Diktator

Presiden AS Joe Biden, kanan, dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan sebelum pertemuan mereka di sela-sela KTT G20, Senin, 14 November 2022, di Nusa Dua, Bali, Indonesia. (Foto AP/Alex Brandon)

Selain Baerbock, Presiden AS Joe Biden pada bulan Juni juga menyebut Xi sebagai "diktator". Hal tersebut dilakukan Biden saat acara penggalangan dana di California pada Selasa (20/6/2023) malam waktu setempat.

Tidak hanya itu, Biden juga menyebut Xi Jinping malu atas insiden balon mata-mata China.

Pernyataan Biden itu muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Xi Jinping di Beijing. Lawatan dua hari Blinken ke China sendiri bertujuan meredakan ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut.

Infografis Perang Dagang AS-China Segera Berakhir. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya