Liputan6.com, Jakarta - Berupaya tetap relevan dengan zaman, batik Malaysia dipugar melalui penciptaan motif kekinian oleh seorang perajin asal Negeri Jiran bernama Farah Hanim. Disebutkan bahwa secara konvensional, motif batik Malaysia umumnya mengadopsi corak bunga dan ranting aneka warna.
Farah, yang merupakan lulusan arsitektur Universitas Malaya, mulai membatik lima tahun lalu. Melansir Says, Selasa, 19 September 2023, ia dipandang berbakat dalam menghasilkan berbagai pola dan lukisan sehingga mendorongnya memulai bisnis batik.
Advertisement
Awalnya, ia hanya merintis usahanya dengan menjual desain batik melalui jenama Novak Batik. Namun, seiring berjalannya waktu, karena ketertarikan mendalam terhadap produksi batik Malaysia, ia mencoba membatik sendiri. Ia mengaku tidak langsung mahir dan sempat terkendala untuk masuk belajar karena baru saja melahirkan.
Farah kemudian memutuskan pergi ke pabrik batik untuk mempelajari proses pembuatan batik dari awal hingga akhir. Ia pun memulas kemampuannya dengan melihat banyak video cara membatik di YouTube.
Sejak itu, ia mulai memproduksi motif lebih unik sehingga banyak orang yang tertarik dengan karyanya. Belakangan, konten membatiknya jadi viral dan ia diminta memperlihatkan cara memproduksi motif batik tersebut. Banyak juga yang bertanya di mana mereka bisa mendapatkan perlengkapan membatik.
Dari sana, ia mulai menjual perlengkapan batik DIY untuk pemula. Selain itu, ia juga menawarkan workshop bagi siapa saja yang ingin belajar menjahit, selain menjual desain batik pada masyarakat.
Hari Memakai Batik di Malaysia
Masih terkait batik Malaysia, sebelumnya dilaporkan bahwa seluruh aparatur sipil (ASN) federal negara itu telah diwajibkan mengenakan batik setiap Kamis. Hal ini menyusul langkah parlemen Malaysia yang menerapkan aturan serupa lebih dulu sejak 28 Oktober 2021.
Kantor berita Malaysia, Bernam, menyebut, arahan yang dikeluarkan pemerintah Malaysia itu berlaku efektif mulai 21 Agustus 2023. Surat edaran bertajuk "Pelayanan Pemakaian Pakaian Batik Malaysia Selama Jam Kerja Bagi Pejabat Pelayanan Publik Federal" itu ditandatangani Direktur Jenderal Departemen Pelayanan Publik (PSD), Datuk Dr Zulkapli Mohamed.
Menurut surat edaran, kewajiban memakai batik tidak berlaku bagi petugas berseragam khusus atau mereka yang menghadiri acara resmi dengan aturan berbusana spesifik. "Penggunaan batik Malaysia oleh petugas aparatur sipil sudah dilaksanakan sejak 1985," demikian isi surat tersebut.
"Dalam rangka terus mendukung industri batik Malaysia dan memastikan bahwa batik tetap jadi warisan dan simbol identitas Malaysia, pemerintah setuju bahwa seluruh petugas publik diperintahkan mengenakan batik Malaysia setiap Kamis dan didorong mengenakannya di hari kerja lain," sambung surat edaran yang dibagikan di laman Facebook PSD resmi, 22 Agustus 2023.
Advertisement
Perkembangan Batik Malaysia
Surat edaran itu juga disebarkan ke seluruh ASN, badan hukum, dan pemerintah daerah. "Sehubungan dengan Surat Edaran Dinas (baru) ini, Surat Edaran Dinas Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pengenaan Pakaian Batik Malaysia bagi Pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan ini dicabut," ujar pihaknya.
Mengutip jurnal A Brief Review of Malaysian Batik Developments From 190s to 1980s dari Universitas Malaya pada 2013, batik Malaysia tercatat mulai dikembangkan pada 1920-an lewat keberadaan orang-orang Jawa di Kelantan, pantai timur Malaysia. Selain Kelantan, terengganu juga disebut sebagai pionir dan paling terkenal dalam memproduksi batik di negara itu.
Seperti halnya definisi batik di Indonesia, The Standard and Industrial Research Institute of Malaysia (SIRIM) menyatakan bahwa batik adalah kerajinan tangan yang diproses menggunakan lilin sebagai perintang. Motif dirancang di atas kain menggunakan lilin panas dan diikuti aplikasi warna. Penerapan lilin dan pewarnaan atau lukisan tangan selanjutnya sering dilakukan berulang kali (Malaysian Handicraft Development Corporation, 2007).
Mereka menyebut bahwa industri batik di Malaysia berumur kurang dari satu abad, tapi berperan penting sebagai identitas nasional. Tahun 1970-an disebut sebagai titik balik produksi batik dan sebuah awal baru dalam semua hal. Batik dianggap bernilai seni tinggi di Malaysia, dan tidak lagi hanya dibuat jadi sarung oleh warga setempat.
Tidak Terekspos Pasar Global
Peneliti di Malaysia menyebut batik tulis populer dijadikan pakaian dalam dua dekade terakhir. Namun secara keseluruhan, ada penurunan keunikan dan inovasi dalam industri batik setempat. Desain batik juga diciptakan tanpa mengamati tren pasar. Batik Malaysia terlokalisir dan tidak terekspos pasar global.
Keputusan menjadikan Kamis sebagai hari memakai batik di Malaysia diambil Komite Dewan Rakyat pada 11 Oktober 2021. Mereka sepakat dengan usulan untuk menggunakan busana lengan panjang berbahan batik Malaysia saat menghadiri rapat di DPR pada Kamis.
Menteri di Departemen Perdana Menteri (Parlemen dan Hukum), Datuk Seri Dr Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengumumkan peluncuran gerakan itu sebagai dukungan atas warisan leluhur. Proposal itu merespons inisiatif yang diluncurkan Menteri Pariwisata Malaysia.
Ia menyatakan, penggunaan batik setiap Kamis bukanlah keharusan. Namun, mayoritas anggota parlemen tidak keberatan, bahkan mereka menggelar sesi foto untuk menegaskan dukungan pada batik Malaysia, seperti ditunjukkan Nurul Izzah Anwar, putri Anwar Ibrahim yang juga anggota parlemen Malaysia.
Advertisement