6 Fakta Menarik Gunung Agung yang Dianggap Suci oleh Masyarakat Bali

Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di pulau Bali yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl. Gunung Agung terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 20 Sep 2023, 08:30 WIB
Embusan asap keluar dari kawah Gunung Agung ketika matahari terbit (sunrise) yang terlihat dari Kintamani, Bali, Rabu (13/12). BNPB menegaskan bahwa kondisi Pulau Bali aman bagi wisatawan meski Gunung Agung berstatus siaga. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di pulau Bali yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl. Gunung Agung terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. 

Gunung Agung termasuk gunung berapi tipe stratovulkan, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air. Masih banyak hal tentang Gunung Agung selain letak dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Agung yang dirangkum Liputan6.com pada Selasa, 19 September 2023.  

1. Meletus Pertama Kali di Abad ke-17

Pada Oktober 1710 hingga Februari 1711, Gunung agung diperkirakan meletus. Letusan ini menjadi letusan pertama yang tercatat dalam sejarah karena tercatat dalam lontar Babad Gumi (versi lontar Pusdok dan salinan Gedong Kirtya 719/3.Va), Babad Tusan dan Tattwa Batur Kalawasan.

Di tahun itu, air panas sampai merusak desa-desa seperti Desa Bukit, Caukcuk, Bantas, Kayuaya, Kayupetak, Tanjung, Rijasa, Mandala, Pagametan (Gerogak, Buleleng), serta wilayah lainnya seperti Tamblingan. Gunung Agung juga sempat meletus di awal abad ke-18.

Sementara letusan terakhir terjadi pada Juli 2018, dengan melontarkan lahar dengan radius 2 km. Erupsi kala itu terjadi secara strombolian dengan suara dentuman.

Istilah tipe strombolian diambil dari kata stromboli, nama gunung api di pulau Stromboli Italia yang terletak di Laut Thyrene, Mediterania. Ciri-ciri erupsi strombolian ini yaktu adanya erupsi-erupsi kecil dari gas dan fragmen-fragmen atau serpihan magma. 

 


2. Pura Besakih di Lereng Gunung Agung

Gunung Agung di Bali. (dok.Instagram @dolanbareng_id/https://www.instagram.com/p/BscWVfPFMHX/Henry)

Pura Besakih yang merupakan salah satu Pura terpenting di Bali, terletak di lereng Gunung Agung. Dari Pura Besakih gunung ini tampak dengan kerucut runcing sempurna, namun sebenarnya puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.

Masyarakat Hindu Bali percaya Gunung Agung sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewa dan terdapat istana dewata. Ini alasan masyarakat Bali menjadikan tempat ini sebagai tempat kramat yang disucikan.

Pura Besakih yang terdapat di kaki Gunung Agung juga luput dari aliran lahar letusan Gunung Agung yang terjadi pada 1963. Masyarakat percaya bahwa letusan Gunung Agung pada 1963 adalah peringatan dari Dewata. Dalam catatan sejarah, Pura Besakih dan Gunung Agung menjadi fondasi awal terciptanya masyarakat Bali.

3. Pemandangan Gunung Rinjani dari Atas Puncak Agung

Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau Lombok di sebelah timur, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan, kepulauan Nusa Penida di sebelah selatan beserta pantai-pantainya, termasuk pantai Sanur serta gunung dan danau Batur di sebelah barat laut.


4. Jalur Pendakian ke Gunung Agung

Gunung Agung di Bali dianggap sebagai tempat suci bagi masyarakat Bali. (Dok: Instagram @travelerkumuh)

Ada dua jalur utama untuk mencapai bibir kawah yang berangkat dari tempat berbeda. Jika Anda ingin mencapai titik tertinggi Gunung Agung tanpa harus bersusah payah maka seseorang harus berangkat dari Pura Besakih dengan ketinggian 1.180 mdpl, pura paling suci di Bali.

Panduan terbaik dapat ditemukan di desa terdekat Selat. Namun jika Anda senang untuk mencapai tepian yang pendek sekitar 150 meter dari puncak, atau Anda seorang pengacak yang percaya diri, maka mulailah pendakian dari Pura Pasar Agung (1.600m) yang merupakan pura tertinggi di Bali. Pemandangan dari kedua sisi sungguh spektakuler.

Untuk mencapai puncak dari Pura Besakih membutuhkan waktu kurang lebih 6 jam, dan banyak orang melakukan pendakian pada malam hari agar bisa mencapai puncak untuk menyaksikan matahari terbit. 

5. Ketinggiannya Kini Berkurang 

Letusan dahsyat pada tahun 1963 menewaskan ribuan orang dan meninggalkan rasa hormat yang mendalam terhadap gunung para Dewa yang memberi dan mengambil kehidupan ini. Banyak peta yang masih mencantumkan Gunung Agung dengan ketinggian lebih dari 3.140 mdpl, padahal sebenarnya ketinggiannya sekitar 100 meter lebih rendah dari itu yang mungkin disebabkan oleh letusan dahsyat pada 1963.


6. Candi Tersebar di Lereng Gunung Agung

Pemandangan Gunung Agung Bali dari Sanur. (Dok: Instagram @punapigianyar)

Pura pusat di kompleks Gunung Agung yaitu Pura Penataran Agung, didedikasikan untuk Dewa Shiwa. Pura Batu Madeg (Candi Batu Berdiri), dekat dari belakang Pura Agung dan di sebelah kiri dipersembahkan untuk Wisnu. Pura Kiduling Kreteg (Candi Jembatan Selatan) di atas jembatan dan melintasi selokan ke kanan (tenggara) didedikasikan untuk Brahma.

Terdapat 19 candi lagi yang tersebar di lereng gunung, masing-masing memiliki tujuan dan musim upacaranya sendiri, namun tiga candi yang didedikasikan untuk trinitas Hindu adalah yang paling penting. Hampir setiap hari kelompok desa datang untuk berdoa dan mengambil air suci untuk dibawa pulang untuk upacara di kuil setempat, atau untuk memberikan penghormatan setelah selesainya ritual siklus yang rumit.

Setiap pura di kompleks ini mempunyai upacara tahunannya masing-masing dan kira-kira setiap sepuluh tahun sekali, Panca Wali Krama yang mengesankan, sebuah penyucian bagi seluruh Bali, menarik hampir semua orang di pulau itu untuk menyegarkan kembali hubungan mereka dengan para Dewa.

Infografis 7 Tips Naik Gunung Minim Sampah. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya