Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan pertama ke Genting Skyworlds Theme Park, Malaysia yang ditunggu-tunggu justru meninggalkan perasaan trauma. Setidaknya itulah gambaran pengalaman seorang pengunjung yang menaiki roller coaster yang hanya ingin dikenal sebagai Chua.
Ia berbagi momen menyedihkan dalam sebuah video yang diunggah ke TikTok pada 6 September 2023. Melansir AsiaOne, Selasa, 19 September 2023, pria berusia 30 tahun itu menaiki Epic Voyage to Moonhaven, sebuah wahana roller coaster air bersama enam temannya dan tiga pengunjung lain, sekitar pukul 18.00 pada 2 September September 2023.
Advertisement
Di video tersebut, Chua mengatakan perjalanan dimulai dengan "pemandangan indah," dan ia sangat bersemangat untuk itu. Sayangnya, segalanya dengan cepat berubah jadi mimpi buruk ketika roller coaster mendadak macet, dan menyebabkan kelompok terdiri dari 10 orang itu "terdampar."
Lebih buruk lagi, hujan juga mulai turun. "Kami benar-benar terjebak di puncak selama 15 menit di bawah hujan deras, cuaca sangat dingin dan kami bahkan tidak bisa membuka mata. Kami terus berteriak minta tolong tanpa henti," tulis Chua yang terlihat menggigil dalam video itu.
Berbicara pada AsiaOne tentang insiden di taman hiburan tersebut, Chua berkata, "Kami cukup khawatir karena tidak ada instruksi yang diberikan, dan kami tidak tahu apa yang sedang terjadi." Ia juga mengaku mendengar staf menyebutkan bahwa kejadian serupa terjadi dua bulan lalu, namun tidak ada tindakan yang diambil untuk memperbaiki masalah tersebut.
Tidak Diberi Kompensasi
Dalam video tersebut, staf taman hiburan terlihat membantu pengunjung yang basah kuyup keluar dari wahana. Air hujan juga menggenang di kursi roller coaster.
"Mereka bisa saja segera mengirim orang untuk memberi kami payung ketika melihat ada masalah teknis, tapi tidak terjadi apa-apa selama 15 menit, kami kedinginan dan tidak mengerti apa-apa," tambah Chua.
Mengulas pengalamannya di taman hiburan, ia menulis, "Sangat mengecewakan dan membuat trauma." Ia menyatakan bahwa dua temannya "menggigil parah dan jadi pucat" akibat terdampar di perjalanan. Chua berkata, ia juga mengalami demam keesokan harinya.
"Salah satu dari mereka bahkan menangis, kami khawatir sehingga kami meminta agar mereka melakukan pemeriksaan kesehatan. Namun, mereka hanya membawa teman saya ke ruang P3K dan memberi mereka selimut dan bantalan pemanas agar tetap hangat," sebutnya.
"Setelah beberapa saat, mereka meminta kami berganti pakaian dan pindah ke tempat lain karena mereka menutup taman hiburan tersebut," kata Chua. Ia menambahkan, pengelola taman hiburan tidak memberi kompensasi dalam bentuk apa pun.
Advertisement
Insiden Lainnya
Sebelum ini, dalam insiden yang terekam sebuah kamera amatir, tampak roller coaster Magnum XL-200 di Cedar Point, Sandusky, Ohio, Amerika Serikat, mendadak mati di tengah jalan. Kereta pun berhenti saat hampir menuju puncak. Para penumpang terlihat berjalan perlahan meniti tangga dengan berpegangan pada pegangan logam tipis.
Mengutip Daily Mail, 3 Agustus 2023, Tony Clark, juru bicara taman hiburan itu mengatakan bahwa insiden terjadi karena masalah teknis. Ia menyebut "sistem penghentian perjalanan standar" tidak berfungsi sehingga para penumpang dievakuasi secara manual, menurut laporan Fox News.
Magnum XL-200 yang memiliki ketinggian hampir 61 meter pertama kali dibuka pada 1989. Saat debutnya, roller coaster juga disebut wahana tercepat dan tercuram di dunia dengan kecepatan mencapai 116 kilometer per jam. Satu keliling roller coaster berlangsung sekitar 2 menit 45 detik. Para penumpang, bila mampu, bisa menikmati pemandangan garis pantai Kanada.
Insiden tersebut membuat Cedar Point kembali jadi berita setelah seorang pengunjung mengajukan gugatan. Pada 2021, Rachel Hawes (46) asal Michigan menggugat taman hiburan itu karena kelalaian. Ia terluka parah karena terkena braket logam yang memantul saat menunggu antrean di luar wahana roller coaster berbeda, Top Thrill Dragster.
Gugatan Pengunjung
Gugatan yang diajukan itu memasukkan klaim bahwa si pengunjung memerlukan bantuan medis selama sisa hidupnya. Ia menuntut ganti rugi pada taman hiburan itu senilai lebih dari 10 juta dolar AS.
Hawes menyatakan, biaya perawatan medis akibat kecelakaan yang dialaminya sudah menghabiskan lebih dari 2 juta dolar AS. Diperkirakan biaya medis dan perawatan di masa mendatang yang akan dihabiskannya mencapai lebih dari 10 juta dolar AS.
Ia meminta pengadilan mengabulkan permintaan ganti rugi pada Cedar Point untuk kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut, termasuk biaya medis, kehilangan pendapatan, kehilangan potensi pemasukan, dan rasa sakit yang dialaminya.
Beberapa hari setelah gugatan diajukan, Cedar Point menyatakan bahwa pihaknya akan mengganti wahana dimaksud. Saat itu, seorang juru bicara mengatakan "sebuah benda logam kecil terlepas dari kereta di roller coaster Top Thrill Dragster saat kereta itu mengakhiri perjalanannya."
Departemen Pertanian Ohio kemudian menyelidiki kasus tersebut. Mereka mengeluarkan laporan setebal 620 halaman yang di dalamnya menyebutkan tidak menemukan bukti bahwa taman tersebut telah bertindak secara ilegal atau bahwa perjalanan itu tidak aman.
Advertisement