Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dianggap sebagai sosok pemimpin yang sangat low profile. Artinya Prabowo sangat rendah hati dan tidak pernah terlibat hal-hal yang menciderai semangat persatuan bangsa dan negara.
Sifat Prabowo itu terlihat saat merespons fitnah yang tertuju padanya. Prabowo difitnah menampar dan mencekik Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi.
Advertisement
Prabowo kemudian menanggapi dengan santai dan senyuman membuktikan kualitasnya di dunia politik sudah tidak diragukan lagi. Banyaknya cacian dan makian yang datang tidak membuat Prabowo membalas dengan hal serupa, justru cenderung santai dan legowo.
"Respons Prabowo itulah yang menunjukan beliau cukup low profile dan tidak reaksional dalam menanggapi berbagai macam informasi ya," kata Pengamat Politik Universitas Indonesia, Ade Reza Hariyadi saat dihubungi, Selasa (19/09).
Ade menilai, pernyataan Prabowo yang justru memilih tertawa dengan adanya fitnah tersebut membuktikan kedewasaannya dalam berpolitik. Prabowo menunjukan sisi kematangannya sebagai pemimpin bangsa dan negara.
Selayaknya pemimpin, Prabowo tidak ingin adanya perpecahan di antara rakyat Indonesia. Sikap tersebut membuka mata masyarakat tentang kepribadian Prabowo yang ternyat betul-betul santai dan legowo.
"Jadi pernyataan Prabowo yang lebih memilih tertawa dan berjoged itu untuk mengklarifikasi berbagai macam rumor tentang karakteristik pribadi Prabowo selama ini," pungkas Ade.
Propaganda yang Murah
Tuduhan serta fitnah yang ditujukan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapat kecaman dari berbagai pihak. Tak hanya dari kalangan istana kepresidenan dan kabinet Indonesia Maju, melainkan kalangan akademisi dan pakar politik juga ikut mengecam tuduhan anarkis tersebut.
Salah satu pakar politik, Dedi Kurnia Syah mengatakan itu merupakan propaganda yang murah dan memalukan martabat bangsa Indonesia. Menurutnya, sosok yang menarasikan itu sudah terlampau jauh dari nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi.
"Sulit dipercaya informasi itu, terlalu kental nuansa propaganda dan upaya pembusukan nama Prabowo," kata Dedi yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Selasa (19/9/2023).
Lanjutnya, sepanas apapun kontestasi politik tidak seharusnya mengeluarkan fitnah yang memecah belah persatuan serta kesatuan bangsa dan negara. Itu bentuk nyata mempermalukan bangsa Indonesia itu sendiri.
"Sepanas apapun kontestasi, seharusnya tidak sampai pada propaganda murah dan memalukan," ujar Dedi.
Menurut Dedi, seliar-seliarnya Prabowo yang merupakan mantan prajurit tempur tidak mungkin melakukan hal sekerdil dan sehina itu. Dedi menilai fitnah tersebut sudah sangat jelas memalukan Indonesia dan mencoreng demokrasi Indonesia.
"Tidak mungkin Prabowo lakukan hal memalukan di Istana," ucapnya.
Ia mengimbau agar Prabowo mengusut informasi tersebut karena sangat jelas mencemarkan nama baik seseorang. Hal ini dilakukan agar kondisi politik Indonesia menjadi lebih baik dan kembali harmonis seperti sebelumnya.
"Semestinya, Prabowo perlu mengusut informasi yang sudah dipastikan mencemarkan nama baiknya, agar situasi politik kita lebih baik," papar Dedi.
Advertisement