Mau Impor 3 Trainset KRL dari Jepang, KAI Butuh Dana Rp 676,8 Miliar

PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan impor 3 rangkaian kereta (trainset) KRL baru dari Jepang pada 2024, tahun depan. Untuk itu, KAI butuh dana Rp 676,8 miliar.

oleh Arief Rahman H diperbarui 19 Sep 2023, 20:48 WIB
Suasana Stasiun Kereta KRL di Stasiun Karet Sudirman, Jakarta, Selasa (2/5/2023). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terancam tidak dapat mengganti 10 unit rangkaian KRL Jabodetabek yang akan pensiun pada tahun 2023 dan 19 unit pada tahun 2024 dikarenakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang serta meminta perseroan membeli produk dalam negeri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan impor 3 rangkaian kereta (trainset) KRL baru dari Jepang pada 2024, tahun depan. Untuk itu, KAI butuh dana Rp 676,8 miliar.

Informasi, ini sebagai tindak lanjut dari rencana untuk mengatasi peningkatan kebutuhan dari PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter. Utamanya, terhadap peningkatan penumpang KRL Jabodetabek.

"Untuk pembelian kereta Jepang tiga trainset itu Rp 676,8 miliar,” ujar Direktur Perencanaan Startegis dan Pengembangan Usaha PT KAI (Persero) John Robertho dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (19/9/2023).

John sebagai Pejabat yang Melaksanakan Tugas (PYMT) Dirut KAI ini mengatakan, langkah impor diambil untuk menggantikan sejumlah unit kereta yang beroperasi. Mengingat, 98 persen KRL yang dimiliki KAI Commuter berusia lebih dari 30 tahun.

"Beberapa jenis KRL kita itu suku cadang juga sudah absolut, sudah tidak diproduksi lagi. Sehingga dari posisi pemenuhan, perawatan dan safety ini kita sangat membutuhkan untuk pengadaan yang baru," urainya.

Penggantian Sarana KRL

Sebagai informasi, penggantian sarana KRL sendiri dilakukan dengan beberapa cara. Yakni, impor KRL baru dari Jepang dengan dana yang bersumber dari PMN tadi.

Lalu, melakukan retrofit sarana KRL lama. Ada sekitar 19 trainset yang akan diretrofit dengan kebutuhan dana sekitar Rp 2,23 triliun. Kemudian, KAI Commuter juga akan membeli 24 trainset KRL baru dari PT INKA yang membutuhkan biaya sekitar Rp 5,7 triliun.

Di sisi lain, John melihat adanya proyeksi peningkatan okupansi penumpang di jam sibuk. Pada 2024, KAI memprediksi jumlah penumpang akan mencapai 345 juta orang dalam setahun.

 


Puluhan Kereta Baru dan Belasan Retrofit di 2027

Calon penumpang saat menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Senin (2/1/2023). Pemerintah pusat mengalokasikan subsidi pada kebijakan tarif yang sudah berlaku sekitar lima tahun terakhir sehingga pengguna KRL di Jabodetabek hanya perlu membayar Rp3.000 untuk 25 km pertama, dan Rp1.000 untuk setiap 10 km berikutnya. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Diberitakan sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) tengah menyusun rencana pengadaan sarana KRL untuk kebutuhan hingga 2027 mendatang. Mulai dari impor KRL baru, produksi dalam negeri, hingga merombak fasilitas dari unit KRL yang sudah ada.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menerangkan, rencana paling dekat adalah mendatangkan 3 rangkaian KRL baru dari Jepang. Ini jadi salah satu solusi sebagai pengganti dari rencana impor KRL bekas yang ditolak pemerintah.

"Mudah-mudahan tahun depan bisa didatangkan, dan ini sudah pembahasan teknis (spesifikasi KRL)," kata dia kepada wartawan di Depo KRL Depok, ditulis Rabu (12/7/2023).

Anne memperkirakan proses pengapalan rangakaian KRL itu butuh waktu 14-15 bulan. Mengingat, target penandatanganan kontrak antara KAI Commuter dan pihak Jepang akan berlangsung pada Agustus-September.

"Kita usahakan 14-15 bulan itu, kalau bisa lebih cepat, kereta sudah tiba di sini dan siap dipakai," kata dia.

 


Perombakan Fasilitas

Penumpang menunggu rangkaian KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Sabtu (17/12/2022). Pemerintah berencana menaikkan harga tiket Commuter Line (KRL) pada 2023. Plt Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah aturan terkait kenaikan tarif KRL. (Liputan6.com/Magang/Aida Nuralifa)

Sambil berjalan, KAI Commuter pun mulai melakukan perombakan fasilitas atau retrofit dari sejumlah rangkaian KRL. Tercatat akan ada 19 rangkaian KRL yang diretrofit secara bertahap. Prosesnya, hampir berdekatan dengan kedatangan impor KRL baru dari Jepang.

Proses retrofit nantinya akan digarap oleh PT INKA dengan 4 rangkaian setiap termin pengerjaan secara kontinyu. Waktu yang dibutuhkan pun sekitar 14-15 bulan.

"Kita sudah mulai dari bulan ini juga, sejalan dengan impor KRL baru, kita asesmen untuk kebutuhan retrofit KRL, ini seperti modernisasi, jadi upaya ini untuk pemenuhan (kebutuhan) sarana kita, akan ada 4 kereta (yang diretrofit) tiap tahun sampai 2027," bebernya.

 


KRL Baru dari INKA

Rangkaian kereta listrik Commuter Line atau KRL saat melintas di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Senin (2/1/2023). Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana untuk menerapkan subsidi silang dalam tarif KRL Jabodetabek. Wacana ini dituturkan oleh Menhub Budi Karya Sumadi yang mengatakan tarif KRL akan disesuaikan supaya subsidi lebih tepat sasaran. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Tak sebatas itu, Anne mengungkap pihaknya juga menjalin kerja sama dengan PT INKA untuk pengadaan KRL baru. Ini dimulai dengan pemesanan tahap awal sebanyak 16 rangkaian KRL yang rencananya akan terpenuhi di 2025-2026 mendatang.

Sementara itu, hingga 2027 rencananya akan ada tambahan 8 rangkaian KRL. Akhirnya, secara total, KAI Commuter akan kedatangan 24 rangkaian KRL baru dari INKA hingga 2027 mendatang.

"Jadi di 2025-2026 akan ada 16 trainset baru, yang dikerjasamakan dan dikontrak bareng INKA dengan biaya hampir Rp 4 triliun, di 2027 akan ada tambahan 8 kereta baru," pungkasnya.

Infografis Journal: Jumlah Penumpang KRL di Jabodetabek Tahun 2010-2021 (Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya