Dianggap Pencitraan, Dedi Mulyadi: Ini Kebiasaan Saya

Dedi Mulyadi punya cara unik membahagiakan masyarakat. Ia kerap terjun langsung untuk menyelesaikan problem-problem di masyarakat

oleh Asep Mulyana diperbarui 21 Sep 2023, 11:00 WIB
Kang Dedi Mulyadi, di sela kegiatan bertema Safari Cinta untuk Prabowo Subianto Pemimpin Istimewa, di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Purwakarta - Kang Dedi Mulyadi, sampai saat ini terlihat masih getol menyapa warga di setiap pelosok kampung. Kenapa ya? Mungkin sebagian kalangan ada yang beranggapan jika kegiatan yang dilakukan pria dengan ikat kepala khasnya itu hanya sebatas pencitraan guna menarik simpati masyarakata.

Tetapi, bagi mereka yang selama ini tahu perjalanan hidupnya, kegiatan yang dilakukan Kang Dedi Mulyadi itu justru sebenarnya merupakan kebiasaan lamanya. Bahkan, kegiatan seperti ini telah dilakukannya jauh sebelum menjadi tokoh budaya seperti sekarang ini.

Mungkin sampai saat ini, masih kerap terdengar jika Kang Dedi Mulyadi selalu membuat kegiatan spektakuler di satu kampung yang dibalut panggung hiburan untuk masyarakat sekitar. Itupun, sebenarnya merupakan kebiasaan ia lakukan sejak dulu.

Adapun tujuan utama dalam kegiatan yang ia gagas tersebut, sebenarnya itu lebih kepada rasa keingintahuannya mengenai kondisi dan problem masyarakat di satu kampung itu.

Seperti yang dilakukannya pada Selasa (129/2023) lalu di Desa Taringgul Tonggoh, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Kang Dedi Mulyadi, bersama beberapa sahabat seperjuanganya itu menggelar kegiatan bertema Safari Cinta untuk Prabowo Subianto Pemimpin Istimewa.

Beberapa waktu lalu, Kang Dedi Mulyadi menjelaskan, kegiatan seperti ini sudah dilakukannya lebih dari 20 tahun lalu atau saat ia Anggota DPRD Purwakarta periode 1999, hingga berlanjut saat menjabat Wakil Bupati Purwakarta periode 2003-2008 dan selanjutnya menjabat Bupati Purwakarta periode 2008-2018 lalu.

"Sejak saya kecil, itu sudah dididik oleh ayah saya untuk berempati kepada sesama. Nah, amanat tersebut sampai saat ini terus diamalkan. Sebenarnya value-nya itu saja," ujar Kang Dedi Mulyadi.

Jadi, kata Kang Dedi Mulyadi, kegiatan seperti ini bukan barang baru atau hal aneh bagi dirinya. Karena, sudah dilakukannya dari. Kalau pun ada orang yang menganggap ini bentuk pencitraan, dia menegaskan, itu hak mereka.

"Kalau ada yang beranggapan pencitraan, ya terserah," tegas dia.

Kang Dedi mengaku, kebiasannya itu merupakan komitmen kekaryaan untuk rakyat kecil. Meski diakuinya, sebagian orang masih melontarkan tuduhan pencitraan. Akan tetapi, dirinya memilih untuk tidak menghiraukan tuduhan tersebut dan terus memenuhi kebutuhan masyarakat.


Kegiatan yang Lahir Dari Kepedulian

Kang Dedi Mulyadi menegaskan, kebiasaanya ini juga lahir dari kepeduliannya dan rasa keingintahuannya mengenai problem sosial apa saja yang selama ini dirasakan oleh masyarakat.

Nilai kepedulian itulah yang saat ini ia bawa di setiap kegiatannya. Sampai saat ini, ia terus terjemahkan hingga mendorongnya supaya bisa menjadi sebuah kebijakan negara. Sehingga, Negara bisa hadir untuk menjawab problem yang dialami masyarakat.

Melalui kegiatan itu, dirinya bisa mendengarkan keluhan warga secara langsung dan bisa langsung menindaklanjutinya saat itu juga. Adapun salah satu masalah sosial yang kerap ditangani Kang Dedi Mulyadi selama ini di antaranya yang berkaitan dengan infrastruktur dan pelayanan kesehatan.

"Salah satunya contohnya, banyak yang curhat karena tak bisa bayar permi BPJS. Nah ini jadi PR pemerintah untuk menyelesaikan problem-problem seperti ini," ujar Dedi.

Kang Dedi Mulyadi meyakini, perjuangan Prabowo Subianto untuk mewujudkan berobat gratis bagi seluruh rakyat Indonesia akan bisa terwujud.

Hal tersebut berkaca dari program yang digulirkan dirinya saat menjabat Bupati Purwakarta dua periode. Saat itu warga cukup membawa KTP dan bisa berobat gratis di 11 rumah sakit Purwakarta, Bandung dan Jakarta.

"Zaman dulu kan warga Purwakarta berobat cukup pakai KTP. Maka ke depan harus seperti itu lagi," jelas dia.

Menrut dia, bagi mereka yang mengkritik karena saat ini sudah ada BPJS yang menjamin warga, hal tersebut salah cara berpikir. Sebab tidak semua orang diberi BPJS oleh pemerintah.

"Kesehatan itu harus tercover semua, harus dijamin negara. Pendataan pemerintah bisa salah karena data itu berkembang setiap saat, sementara pendataan ada jangka waktunya," ucapnya.

Ia mencontohkan, seorang istri mulanya memiliki suami dan BPJS keluarganya ditanggung oleh perusahaan. Tetapi suatu saat suaminya dipecat atau meninggal dunia dan harus menggunakan BPJS mandiri. Sementara kondisi ekonominya sedang menurun.

Saat istri tersebut akan berobat justru kesulitan karena biaya harus ditanggung oleh sendiri. Berbeda dengan konsep Prabowo yang akan mewujudkan seluruh warga bisa berobat gratis.

"Jaminan kesehatan adalah tanggung jawab negara," tambah dia.

Selain berobat gratis, akan dibuat rumah sakit rujukan di setiap kabupaten/kota. Sehingga untuk warga Jawa Barat tidak tersentralkan ke RS Hasan Sadikin Bandung. Nantinya setiap akan memiliki rumah sakit rujukan sekelas RSHS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya