Seorang pekerja memilah plastik cacah di Koperasi Pemulung Berdaya, Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (20/9/2023). Koperasi tersebut mempekerjakan sekitar 50 pemulung dan sudah berjalan lebih dari 10 tahun. (merdeka.com/Arie Basuki)
Koperasi Pemulung Berdaya menghasilkan produk plastik cacah dan plastik pres sebagai bahan pelet plastik daur ulang dengan omzet mencapai Rp 1,5 miliar per bulan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Koperasi Pemulung Berdaya memasarkan hasil produksinya kepada perusahaan berbahan baku plastik di Pulau Jawa. (merdeka.com/Arie Basuki)
Tempat ini mendaur ulang sampah botol plastik dan pengepresan sampah botol plastik. (merdeka.com/Arie Basuki)
Produk yang dihasilkan koperasi ini berupa palstik cacahan dan bale press yang dipasok untuk pabrik pembuat botol kemasan dan pabrik pembuat benang polyster. (merdeka.com/Arie Basuki)
Pasokan bahan baku sampah koperasi ini dipasok supplier. Jumlah supplier juga terus meningkat. (merdeka.com/Arie Basuki)
Para pekerja memindahkan botol plastik bekas di Koperasi Pemulung Berdaya, Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (20/9/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)
Seorang pekerja memilah botol plastik bekas di Koperasi Pemulung Berdaya, Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (20/9/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)
Para pekerja memasukkan plastik cacah ke dalam karung di Koperasi Pemulung Berdaya, Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (20/9/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)
Seorang pekerja membawa platik cacah dalam karung untuk ditata di Koperasi Pemulung Berdaya, Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (20/9/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)