Mantan Dirut Pertamina Jadi Tersangka, Erick Thohir Singgung Bersih-Bersih BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung soal program bersih-bersih BUMN, termasuk dari tindak korupsi yang dilakukan Mantan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Sep 2023, 15:51 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung soal program bersih-bersih BUMN, termasuk dari tindak korupsi yang dilakukan Mantan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung soal program bersih-bersih BUMN, termasuk dari tindak korupsi. Menyusul, penetapan Mantan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan jadi tersangka korupsi LNG tahun 2011-2021.

Erick mengungkit soal program bersih-bersih BUMN yang dijalankannya sejak menerima amanah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri.

"Saya tentu tidak mau mendiskreditkan siapapun, tapi sejak awal saya bilang bahwa ketika saya dipercaya diberi amanah bapak presiden sebagai pembantu beliau, mentransformasi BUMN sejak awal saya bilang harus ada program bersih-bersih BUMN," kata Erick Thohir di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Dia menegaskan, program ini sejalan dengan core values AKHLAK yang dibawa di ekosistem perusahaan pelat merah. Salah satu yang jadi sorotan adalah tata kelola perusahaan, good corporate governance (GCG).

Kasus Sebelum Menjabat

Erick mengatakan, program bersih-bersih BUMN ini banyak menyasar atas kasus-kasus yang terjadi sebelum ia menjabat.

"Nah kalau kita lihat banyak sekali isu yang terjadi sebelum tentu saya diberikan amanah," kata dia.

Dia menggambarkan, misalnya terkait dengan kasus Waskita Beton Precast yang sudah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dia menegaskan, di masa dia menjabat Menteri BUMN akan didorong BUMN yang sehat dan transparan secara kinerjanya.

"Saya yakin di zaman saya ini, saya berusaha benar-benar menjaga daripada struktur sistem yang lebih transparan dan lebih baik. Seperti yang saya lakukan di sepak bola, transparan," jelas Menteri BUMN.

 


Transparan

Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PSSI Erick Thohir menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (20/9/2023). (Merdeka.com)

Lebih lanjut, Erick Thohir terus mendorong Pertamina untuk lebih transparan dalam kinerjanya. Menurutnya, ini dibuktikan dengan tata kelola holding-subholding yang dijalankan.

"Makanya kan kalau kita lihat pertamina ini ada holding dan subholding, buku nya keliatan sekarang, dulu kan tidak kehilangan, maka itu yang kita dorong keterbukaan, sama di PLN pun ada holding dan subholding jadi bukunya terpisah," jelas dia.

Erick menyebut, langkah ini yang membuat Pertamina mencatatkan untung di setiap lini bisnisnya. Upaya ini juga yang disebut membuahakan efisiensi dalam proses bisnis.

"Maka itulah kenapa pertamina sekarang banyak perusahaan yang untung karena sudah dikeker, tidak bisa tutup-tutupan, mana yang namanya penugasan, mana yang namanya bisnis biasa, nah ini kita jaga," ungkapnya.

Erick mencatat, Pertamina sudah efisiensi hampir USD 1,9 miliar. Lalu, PLN berani memotong capex-nya untuk efisiensi hingga 40 persen.

"Nah ini kita dorong, kenapa? tidak mungkin persaingan global ini bumn tidak melakukan efisiensi, tapi transparan dan memilih orang yang tepat dalam memimpin," pungkas Erick Thohir.

 


Karen Agustiawan Rugikan Negara Rp 2,1 Triliun

Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) menetapkan Karen Agustiawan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi liquefied natural gas (LNG) atau gas alam cair di PT Pertamina. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Galaila Karen Kardinah alias Karen Agustiawan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) pada PT Pertamina (Persero) tahun 2011 hingga 2021.

Karen langsung ditahan di Rutan KPK terhitung 19 September 2023 hingga 8 Oktober 2023.

Ketua KPK Firli Bahuri menyebut, perbuatan eks Dirut PT Pertamina ini merugikan keuangan negara sebesar Rp2,1 triliun.

"Dari perbuatan GKK alias KA (Karen) menimbulkan dan mengakibatkan kerugian keuangan negara sejumlah sekitar USD140 juta yang ekuivalen dengan Rp2,1 triliun," ujar Firli dalam jumpa pers di gedung KPK, Selasa (19/9/2023).

 


Bermula dari 2012

Usai pemeriksaan dan penetapan tersangka, mantan Direktur Utama (Dirut) Pertamina Galaila Karen Kardinah atau Karen Agustiawan langsung digiring petugas KPK. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Firli mengungkap konstruksi kasus yang menjerat Karen. Semua bermula pada 2012, saat itu PT Pertamina memiliki rencana untuk mengadakan liquefied natural gas (LNG) sebagai alternatif mengatasi terjadinya defisit gas di Indonesia.

Defisit gas yang diduga akan terjadi di Indonesia dikurun waktu 2009 hingga 2040 membuat PT Pertamina mengadakan LNG untuk memenuhi kebutuhan PT PLN (Persero), Industri Pupuk, dan Industri Petrokimia lainnya di Indonesia.

Firli menyebut, Karen kemudian mengeluarkan kebijakan untuk menjalin kerjasama dengan beberapa produsen dan supplier LNG yang ada di luar negeri di antaranya perusahaan Corpus Christi Liquefaction (CCL) LLC Amerika Serikat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya