Impor Makanan Laut China dari Jepang Turun 67,6 Persen Usai Kebijakan Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

Angka impor makanan laut China yang berasal dari Jepang mengalami penurunan pada Agustus 2023.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Sep 2023, 16:36 WIB
Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki melihat ada potensi kerja sama yang dapat digarap antara Indonesia dan Jepang di bidang pengolahan hasil perikanan saat bertemu sejumlah perusahaan perikanan terbesar di Jepang, termasuk Marusen Suisan dan Nagasaka Unagi Farm. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Angka impor makanan laut China yang berasal dari Jepang mengalami penurunan pada Agustus 2023, setelah Tokyo mulai membuang air limbah yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

Impor makanan laut Jepang turun 67,6% pada Agustus 2023 dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, kata otoritas bea cukai China, dikutip dari laman BBC, Rabu (20/9/2023).

Kementerian Pertanian dan Perikanan Jepang mengatakan, Tiongkok adalah importir makanan laut terbesar di dunia.

Tahun lalu, negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini mengimpor makanan laut senilai 84,4 miliar yen dari negara tetangganya.

Penurunan tajam ini terjadi ketika Jepang bersiap untuk mulai melepaskan air limbah dan setelah pelepasan tersebut.

Tsunami tahun 2011 menyebabkan kerusakan parah pada pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, lebih dari satu juta ton air limbah yang telah diolah telah terakumulasi di sana.

Jepang mulai melepaskannya pada tanggal 24 Agustus 2023, dalam sebuah proses dan akan memakan waktu 30 tahun untuk menyelesaikannya.

Pada hari yang sama, Tiongkok mengatakan akan melarang semua impor makanan laut Jepang.

Kelompok industri perikanan di Jepang dan wilayah yang lebih luas juga menyatakan keprihatinannya mengenai dampak pelepasan ikan terhadap mata pencaharian mereka.

Larangan impor dari Tiongkok dilakukan meskipun Jepang mengatakan air tersebut aman, dan banyak ilmuwan menyetujuinya. Pengawas nuklir PBB juga menyetujui rencana tersebut.

Tokyo juga menekankan bahwa pelepasan air limbah serupa biasa terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir lainnya di Tiongkok dan Perancis.

 


Jepang Akan buat Laporan Rutin

Kekhawatiran warga dunia mulai terasa ketika Jepang memutuskan untuk membuang limbah nuklir ke lautan. Tokyo mengklaim bahwa itu aman dan sudah sesuai prosedur dan aturan internasional. (Kyodo News via AP)

Jepang membuat laporan rutin yang menunjukkan bahwa air laut di dekat Fukushima tidak menunjukkan tingkat radioaktivitas yang terdeteksi.

Atas dampak ini, pemerintah Jepang menjanjikan bantuan keuangan untuk industri perikanan, sementara perusahaan yang menjalankan pabrik di Fukushima, Tepco mengatakan pihaknya siap memberikan kompensasi kepada bisnis lokal yang terkena dampak pelepasan tersebut.

Politisi negara tersebut juga telah mempromosikan keamanan makanan laut dan air di Fukushima.

Dalam video yang dirilis pemerintah Jepang, Perdana Menteri Fumio Kishida sedang makan sashimi dari Fukushima sementara mantan Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi berselancar di kawasan tersebut.

Infografis Naruhito Kaisar Baru Jepang. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya