USD Menguat Lagi Hari Ini 20 September 2023, Begini Nasib Rupiah Kamis Besok

Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi - Indeks dolar telah diperdagangkan dalam kisaran yang ketat akhir-akhir ini.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Sep 2023, 17:45 WIB
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat atau USD kembali menunjukkan penguatan pada Rabu, 20 September 2023.

 

"Indeks dolar telah diperdagangkan dalam kisaran yang ketat akhir-akhir ini, dengan para pedagang menunggu berita dari Federal Reserve ketika para pejabat menyimpulkan pertemuan penetapan kebijakan terbaru di sesi ini," kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis pada Rabu (20/9/2023).

Bank sentral AS atau Federal Reserve diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya.

"Namun dengan harga energi yang kembali naik dan data ekonomi yang cenderung menunjukkan perekonomian yang tangguh, Ketua Fed Jerome Powell kemungkinan akan tetap membuka opsi kenaikan suku bunga lagi sebelum akhir tahun," ungkap Ibrahim.

Sementara itu, inflasi Inggris secara tak terduga turun pada bulan Agustus. Hal ini meningkatkan kemungkinan Bank of England akan menunda siklus kenaikan suku bunga yang berkepanjangan dalam waktu dekat.

Tercatat, angka utama Consumer Price Index (CPI) Inggris turun menjadi 6,7 persen pada bulan Agustus, dari 6,8 persen pada bulan Juli, bertentangan dengan ekspektasi kenaikan menjadi 7,0 persen.

Inflasi

Meredamnya inflasi didorong oleh penurunan harga hotel dan tarif penerbangan, dan kenaikan harga pangan kurang dari pada waktu yang sama tahun lalu. BOE akan melakukan pertemuan pada hari Kamis, dan diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga, mengingat inflasi masih jauh di atas target jangka menengah sebesar 2 persen.

Namun dengan melemahnya perekonomian Inggris, hal ini bisa menjadi yang terakhir dalam siklus pengetatan saat ini. Adapun Bank Sentral Eropa (ECB) yang kembali menaikkan suku bunga pekan lalu, karena inflasi masih berada di atas targetnya, namun juga mengisyaratkan bahwa kenaikan pada hari Kamis mungkin merupakan yang terakhir untuk saat ini.

Sementara itu, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mempertahankan suku bunga utama pinjamannya stabil pada rekor terendah.

"PBOC juga menetapkan titik tengah harian yuan yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Rabu, karena mereka kesulitan menjaga keseimbangan antara mendorong pemulihan ekonomi dan mencegah pelemahan yuan lebih lanjut," jelas Ibrahim.

 


Rupiah 20 September 2023

Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rupiah ditutup melemah dalam penutupan pasar sore ini, menipis 1 point walaupun sebelumnya sempat melemah 25 point dilevel Rp. 15.381 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.380.

"Sedangkan untuk perdagangan besok , mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.360- Rp. 15.430,” Ibrahim memperkirakan.


Ekspor Indonesia

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini, pasar terus memantau perkembangan perlambatan ekonomi global mulai berdampak terhadap Indonesia, terutama pada ekspor.

Pada Agustus 2023, ekspor RI mengalami kontraksi -21,21 persen secara tahunan (yoy) atau senilai USD 22,00 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama didorong oleh penurunan ekspor semua sektor.

Secara kumulatif, ekspor periode Januari – Agustus 2023 mencapai USD171,52 miliar.

Penurunan kinerja ekspor tidak hanya dialami Indonesia, melainkan juga terjadi di banyak negara, akibat melemahnya aktivitas ekonomi dunia.

"Meskipun pertumbuhan ekspor Indonesia secara nilai termoderasi, namun masih menunjukkan peningkatan secara volume," kata Ibrahim.

"Permintaan ekspor produk unggulan Indonesia masih kuat, tercermin dari pertumbuhan volume ekspor non migas yang masih tumbuh 9,5 persen pada periode Januari – Agustus 2023,” sambungnya.


Impor Indonesia Agustus 2023

Kegiatan angkut kontainer ekspor dan impor oleh Samudera Indonesia (dok: SI)

Sementara itu, impor di bulan Agustus 2023 tercatat USD 18,88 miliar, terkontraksi 14,77 persen yoy, terutama bersumber dari penurunan impor bahan baku/penolong dan barang modal, sedangkan impor barang konsumsi masih tumbuh sebesar 15,47 persen yoy.

Secara kumulatif impor periode Januari – Agustus 2023 tercatat USD 147,18 miliar.

Secara keseluruhan, neraca perdagangan bulan Agustus 2023 kembali mencatatkan surplus sebesar USD 3,12 miliar.

Secara kumulatif dari Januari – Agustus 2023, surplus neraca perdagangan mencapai USD24,34 miliar.

“Dengan demikian, Indonesia telah mengalami surplus perdagangan selama 40 bulan berturut-turut,” Ibrahim menyoroti.

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya