Yusril Dinilai Bisa Menguatkan Posisi Prabowo di Pilpres 2024

Yusril Ihza Mahendra dinilai memiliki peluang untuk mendampingi calon Presiden Prabowo Subianto. Figur Yusril yang moderat dan representasi kaum perkotaan menjadi faktor utama mengangkat suara Prabowo.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2023, 22:00 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra memberikan keterangan pers seusai menggelar pertemuan membahas koalisi besar di Kertanegara, Jakarta, Kamis (6/4/2023). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Yusril Ihza Mahendra dinilai memiliki peluang untuk mendampingi calon Presiden Prabowo Subianto. Figur Yusril yang moderat dan representasi kaum perkotaan menjadi faktor utama mengangkat suara Prabowo.

"Yusril mewakili kaum perkotaan dan (Islam) moderat. Hal ini sangat memungkinkan Yusril mendampingi dan memperkuat Prabowo," kata Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Cecep Darmawan, Rabu (20/9/2023).

Sejauh ini nama Yusril menjadi satu dari tiga kandidat bakal calon wakil presiden yang digadang-gadang bakal mendampingi Prabowo bersaing pada kontestasi Pilpres 2024. Dua nama lainnya adalah Muhadjir Effendy dan Erick Thohir.

Cecep menilai tiga tokoh tersebut memiliki peluang cukup besar. Dari segi figur, Yusril dinilai dapat menguatkan Prabowo Subianto. Namun, dari segi mesin politik masih harus diperkuat.

"Hanya kekurangannya dari mesin partai (red, PBB). Yusril bisa menjadi opsi yang bisa dipertimbangkan tim Prabowo," katanya.

Menurut Cecep, Yusril juga tak memiliki harta yang mencolok, sehingga masyarakat lebih respek dengan sepak terjangnya sebagai tokoh Indonesia.

Sosok lain, seperti Muhadjir Effendy memiliki cukup suara dari Muhammadiyah. Kemudian, Erick Thohir memiliki kelebihan yakni dana logistik yang mumpuni dan ikan dengan warga Sumatera.

"Saya pikir dua nama yang peluangnya lebih cocok mendampingi Prabowo antara Erick dan Yusril. Muhadjir memang bagus, tetapi dari segi politik dan elektabilitas belum. Meski diakui tiga nama itu sama-sama populer," kata Prof. Cecep.

Secara substansial, Cecep menilai sosok bakal calon wakil presiden (cawapres) harusnya dapat menjadi penguat elektabilitas calon presiden.

Menurutnya, tim sukses dari seluruh calon presiden harus menghitung secara matang kapasitas dan value dari bakal cawapres yang dibidik.

"Tentukan kekuatan dan kelebihan capres, misalkan Prabowo kekurangannya apa kelebihannya apa? Nah, cawapres itu mengisi ruang kosong dari Prabowo jangan sampai redundant dalam politik. Prabowo unggul di wilayah A kemudian cawapresnya A ya enggak bisa," kata Cecep.


Benahi Sistem Politik dan Hukum

Sebelumnya, dalam pertemuan lima ketua umum partai politik, anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM), pengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden, Kamis pekan lalu, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra berpandangan program-program Prabowo mendatang juga perlu membenahi sistem politik dan hukum saat ini.

Pembahasan mendalam dibutuhkan untuk mempertimbangkan kebutuhan amandemen dalam memastikan demokrasi berjalan sempurna. Ia juga menilai penciptaan stabilitas politik bisa menjadi fondasi utama pembangunan ekonomi. Hal ini mengingat target ambisius peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan. Contoh ketidakstabilan politik yang ada saat ini, kata Yusril, salah satunya penyelesaian konflik Papua.

"Jangan sampai berkembang isu hak asasi manusia di Papua dan dimanfaatkan kepentingan internasional untuk memecah belah bangsa seperti yang terjadi pada 1998," kata Yusril.

Infografis Bursa Cawapres Pendamping Ganjar dan Prabowo (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya