Harga Beras Masih Tinggi, Jokowi Sebut Akibat Super El Nino di 7 Provinsi

Jokowi menyebut, tingginya harga beras salah satunya dipicu oleh fenomena super el nino yang terjadi di tujuh provinsi Indonesia. Hal ini mengakibatkan pasokan beras dari petani menjadi berkurang.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 21 Sep 2023, 12:25 WIB
Presiden Jokowi meninjau harga kebutuhan pokok, termasuk beras di Pasar Merdeka, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan, kenaikan harga beras di pasaran diakibatkan oleh fenomena super El Nino yang terjadi di tujuh provinsi Indonesia. Hal ini mengakibatkan pasokan beras dari petani menjadi berkurang.

"Problemnya karena pasokan dari petani, pasokan dari penggilingan itu kurang karena ada super El Nino di tujuh provinsi," kata Jokowi saat meninjau harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Merdeka, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (21/9/2023).

Menurut dia, pemerintah tengah menambah cadangan beras melalui impor. Jokowi berharap upaya ini dapat menutup kekurangan produksi sehingga harga beras dapat kembali stabil.

"Ya kita memperbesar cadangan strategis lewat impor karena untuk menutup kekurangan produksi yang ada," ujarnya.

Jokowi menyampaikan, harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Merdeka, Kota Samarinda masih terkendali dengan baik. Dia menjelaskan bahwa sejumlah komoditas pokok bahkan mengalami penurunan harga, diantaranya adalah cabai dan juga bawang.

"Bahkan cabai harganya juga turun, kemudian bawang putih harganya juga turun, bawang merah harganya juga turun," tutur Jokowi.

Namun, harga beras yang ada di pasar tersebut masih tergolong tinggi dan belum mengalami penurunan. Kendati begitu, Jokowi menyebut saat ini beras SPHP dari Bulog sudah mulai disalurkan ke pasar tersebut.

"Kita harapkan dengan operasi pasar yang dilakukan Bulog, harga juga bisa turun—beras ya," ucap dia.

 


Bantuan Bulog Membantu Turunkan Harga Beras

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara itu, salah satu pedagang beras, Niko, menyebut bahwa saat ini beras premium mengalami kenaikan. Namun, karena adanya bantuan beras SPHP dari Bulog dirinya menilai hal tersebut cukup membantu untuk menurunkan harga.

"Kalau untuk beras premium lagi ada kenaikan, tapi sekarang kita dibantu sama Bulog beras SPHP, jadi harga mulai meredam—mulai turun sekarang," jelas Niko.

Niko pun berharap agar ke depannya harga beras bisa turun dan kembali normal. "Semoga harga beras bisa turun kembali—normal kembali," pungkas Niko.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga beras di pasaran, mulai dari operasi pasar, retail, hingga grosir.

Jokowi pun menargetkan harga beras di pasaran turun dalam dua hingga tiga minggu kedepan.

"Dan kita harapkan mungkin dalam dua minggu, tiga minggu ini akan mulai turun meskipun juga sudah turun sedikit," kata Jokowi saat meninjau harga dan pasokan sejumlah komoditas pangan yang ada di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023).

Menurut dia, pasokan beras nasional saat ini sudah mencukupi. Pemerintah telah memiliki 2 juta ton stok beras, dimana 1,6 juta ton beras sudah berada di Indonesia dan 400 ribu ton beras lainnya masih dalam perjalanan.

"Itu pun masih akan kita tambah lagi 1 juta untuk memastikan bahwa stoknya itu ada sehingga kita tidak khawatir karena kekeringan produksi turun, ada stoknya," jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya