Liputan6.com, Ciamis - Colok gembrung merupakan salah satu jajanan tradisional yang sudah menjadi ikon khas Ciamis. Jajanan ini memiliki cita rasa gurih yang bikin nagih.
Secara tampilan, colok gembrung mirip dengan sate. Menggunakan bahan dasar kulit sapi, colok gembrung disajian dengan cara ditusukkan pada sebuah lidi.
Kulit sapi sebelumnya direbus terlebih dahulu, kemudian dibumbui dengan galendo, bawang merah, bawang putih, katuncar (ketumbar), kunyit, garam, dan gula. Selanjutnya, kulit sapi ditusukkan pada sebatang lidi.
Baca Juga
Advertisement
Bumbu colok gembrung dibuat tanpa bahan pengawet, sehingga daya tahannya tidak lama. Meski mudah basi, tetapi di sisi lain makanan ini terjamin nilai kesehatannya.
Mengutip dari berbagai sumber, lahirnya colok gembrung berasal dari pengolahan limbah kulit dari sisa pembuatan alat kesenian tradisional sunda, kendang. Kulit yang digunakan untuk membuat kendang berasal dari kerbau yang dalam bahasa Sunda disebut munding.
Alat musik tabuh ini akan menghasilkan suara saat ditabuh, yakni suara gembrung. Sementara itu, kata colok merupakan sebutan lain untuk menyebut kata ditusuk. Dari sinilah asal-usul penyebutan nama kuliner khas Ciamis colok gembrung.
Jika dulu bahan colok gembrung merupakan hasil olahan limbah pembuatan kendang yang diperoleh secara gratis, kini hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Kini, kulit yang digunakan untuk bahan baku colok gembrung sepenuhnya dibeli dan berasal dari sapi.
Colok gembrung biasanya dinikmati sebagai camilan atau jajanan biasa. Makanan ini masih bisa ditemui di sekitar Ciamis.
(Resla Aknaita Chak)