Liputan6.com, Yogyakarta - Museum Dewantara Kirti Griya merupakan museum peninggalan tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara. Museum ini masih berdiri kokoh di Jalan Tamansiswa No.31, Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta.
Didirikannya museum ini dilatarbelakangi atas keinginan Ki Hadjar Dewantara. Selanjutnya, museum ini pun diresmikan pada 2 Mei 1970.
Mengutip dari kebudayaan.jogjakota.go.id, Museum Dewantara Kirti Griya menceritakan biografi Ki Hadjar Dewantara melalui benda koleksi peninggalannya. Benda-benda tersebut adalah benda yang pernah dipakai Ki Hadjar Dewantara dan keluarganya yang dipajang melalui tata cara tertentu di ruang-ruang pameran museum.
Baca Juga
Advertisement
Adapun bangunan museum ini merupakan bekas tempat tinggal Ki Hadjar Dewantara, yakni milik Yayasan Persatuan Perguruan Taman Siswa yang berdiri pada 3 Juli 1922. Terdapat sekitar 3.000 koleksi yang meliputi perabot rumah tangga, naskah, foto, koran, buku, majalah dan surat-surat, hingga koleksi termuda berupa syair (2003) karya Koh Hwat, seorang keturunan Tionghoa.
Adapun koleksi dalam bentuk bangunan adalah adanya Pendapa Agung Tamansiswa. Pendapa tersebut digunakan sebagai Monumen Persatuan Tamansiswa.
Selain itu, ada juga koleksi realia berupa benda asli milik Ki Hadjar Dewantara yang berperan langsung dalam peristiwa sejarah bangsa, pendidikan, dan kebudayaan. Beberapa koleksi realia, di antaranya naskah, pakaian, perabotan, perlengkapan kerja, film dokumenter, hingga surat-surat.
Koleksi lainnya di museum ini adalah foto-foto, lukisan, pecah belah, surat kabar, majalah, dan buku-buku. Sementra itu, tata pameran di Museum Dewantara Kirti Griya merupakan pameran tetap yang menggambarkan keseharian Ki Hadjar Dewantara sebagai Pahlawan Nasional, Bapak Pendidikan, dan pendiri Perguruan Tamansiswa.
Pada Agustus 2016, displai koleksi di museum ini dibuat secara tematik. Hal itu dilakukan atas bantuan dan arahan dari Konsultan Museum UNESCO, Andrew Henderson.
Kini, terdapat enam ruangan di Museum Dewantara Kirti Griya Yogyakarta. Masing-masing ruangan memiliki alur cerita yang menggambarkan perjuangan Ki Hadjar Dewantara dari awal hingga akhir hayatnya.
Penulis: Resla Aknaita Chak